Sabtu kemarin, kita dikejutkan oleh berita tentang tentang pembakaran sejumlah vihara yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Namun saya hanya membaca sekilas berita tersebut, sampai pada siang hari saat saya keluar dari rumah menuju Vihara Dhamma Putra, Dusun Toleh, Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran, Temanggung untuk mengikuti perayaan Asadha, banyak teman yang mengirim pesan singkat menanyakan kabar pembakaran vihara tersebut.
Seketika itu, saya mulai membaca-baca berita mengenai peristiwa yang terjadi pada Sabtu dini hari itu. Mengerikan memang kalau melihat konflik agama, percikan api sedikit saja bisa menimbulkan kemarahan yang berujung pada tindakan-tindakan anarkis.
Namun setelah sampai pada tempat acara perayaan Asadha, yang dilaksanakan pada hari Sabtu (30/7), ada pemandangan yang berbeda dan menyejukkan. Bukan hanya ribuan umat Buddha dari seluruh Temanggung yang hadir dalam perayaan ini, namun juga umat Muslim turut hadir dan mengikuti perayaan Asadha 2560 BE/2016. Jelas ini adalah pemandangan yang menyejukkan.
“Sejak tadi, ketika kita menonton dan membaca berita, kita diperlihatkan peristiwa yang cukup mengerikan. Ada tindakan intoleran antar agama, namun kita melihat hal yang jauh berbeda di sini, banyak umat lain ikut dalam perayaan hari raya agama Buddha. Ini adalah peristiwa yang menentramkan,” ujar Sutarso, Pembimas Buddha Jawa Tengah.
Imam Suwiknyo, Kepala Desa Kaloran, juga turut merasa senang. “Saya pribadi ikut senang dengan perayaan seperti ini, kegiatan seperti ini harus tetap dijaga. Komunikasi antar umat beragama juga harus tetap dijaga untuk menciptakan kehidupan yang damai. Apabila ada persoalan di masyarakat harus dikomunikasikan. Kalau istilah saya, konflik yang kecil harus dihilangkan, yang besar harus dibuat kecil,” ujarnya.
Lebih lanjut, Imam berharap antar umat beragama harus saling menghormati, “Setiap orang harus mempunyai keyakinan. Agama Buddha yang Anda anut saat ini silahkan dihayati. Teladani Buddha Gotama dalam kehidupan sehari-hari, jangan tanggung-tanggung, namun tetap harus menjaga persaudaraan. Kalau dalam Islam, ‘Agamamu ya agamamu, agamaku ya agamaku’.”
Sementara itu, Bhante Cattamano menyampaikan bahwa hari raya Asadha merupakan salah satu hari raya yang penting bagi umat Buddha, “Pada hari Asadha, Buddha Gotama mengajarkan Dhamma yang Ia temukan untuk yang pertama kali. Pada saat itu, sekaligus sangha terbentuk dan lengkaplah Tiga Permata: Buddha, Dhamma, dan Sangha.”
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara