Foto: Ngasiran
Abbess Jue Cheng, Dekan Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan Indonesia, mengungkapkan visinya mengenai pengembangan pendidikan Buddhis di Indonesia, khususnya di Borobudur. Dalam wawancara eksklusif dengan BuddhaZine, Abbess Jue Cheng berbagi pandangannya mengenai pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk mencetak pemimpin dan guru Buddhis yang berkualitas.
Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan resmi dibuka pada Senin 10 Juni 2024. Pembukaan itu sekaligus menandai dimulainya pembelajaran di Graha Vipassana Avalokitesvara (GVA), Mendut, Mungkit, Magelang.
“Saya ingin berterima kasih kepada Hyang Buddha atas keberadaan Borobudur. Dua belas tahun lalu, saya mengunjungi desa-desa Buddhis di Temanggung dan sekitarnya. Saya sangat terharu melihat penduduk setempat, terutama ibu-ibu dan bapak-bapak, yang berdoa dengan tulus dan ikhlas,” ujar Abbess Jue Cheng.
Borobudur sebagai Pusat Pendidikan
Abbess Jue Cheng menjelaskan alasan memilih Borobudur (GVA) sebagai pusat pendidikan Buddhis dibandingkan dengan Jakarta. Menurutnya, di Jawa Tengah memiliki komunitas Sangha yang cukup besar dan membutuhkan lebih banyak pemimpin serta pemuda-pemudi yang berpotensi untuk dilatih menjadi guru dan pemimpin Buddhis yang baik.
“Kita memerlukan lebih banyak pemimpin dan pemuda-pemudi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dengan mendapatkan talenta yang tepat, murid-murid dapat berlatih dan memberikan ajaran yang baik,” katanya.
Kurikulum dan Pelatihan
Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan menawarkan berbagai program pelatihan yang komprehensif. Murid-murid dapat belajar membuat video, teknik fotografi, komputer, dan berbagai keterampilan lainnya. Selain itu, mereka juga diajarkan seni musik tradisional seperti gamelan dan angklung, yang merupakan bagian penting dari budaya Indonesia.
“Yang paling penting adalah belajar tentang agama Buddha dan aktivitas positif. Kami juga akan mengajarkan delapan jalan mulia, empat kebenaran mulia, dan kajian sutra. Ini bertujuan untuk mengembangkan disiplin, manajemen waktu, dan profesionalisme dalam berdharma,” jelas Abbess Jue Cheng.
Buddha Dharma Humanistik
Abbess Jue Cheng menekankan pentingnya Buddha Dharma Humanistik, yang mengajarkan nilai-nilai universal seperti berpikir baik, berbicara baik, dan berbuat baik. Ia percaya bahwa ajaran ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun hubungan sosial.
“Buddhisme Humanistik adalah agama Buddha untuk semua orang. Kita harus mengimplementasikan delapan jalan mulia dalam keluarga, pekerjaan, dan hubungan kita. Ini meliputi pemberian kepercayaan diri, kemudahan, kebahagiaan, dan harapan kepada orang lain,” ujarnya.
Masa Depan Pendidikan Buddhis
Dengan berbagai program yang ditawarkan, Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan bertujuan untuk membekali murid-murid dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti kecerdasan buatan (AI) dan penulisan kreatif. Mereka juga diajarkan keterampilan praktis seperti memasak vegetarian yang sehat.
“Para murid dapat belajar banyak hal di sini. Kami akan melatih mereka sesuai dengan hobi atau kesukaan mereka, baik itu menulis, menjadi editor, atau mengelola majalah. Yang paling penting adalah mengajarkan mereka untuk menjadi individu yang baik dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Visi Abbess Jue Cheng untuk Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan di Indonesia merupakan langkah penting dalam pengembangan pendidikan Buddhis di Indonesia. Dengan fokus pada pelatihan yang holistik dan penerapan nilai-nilai humanistik, pusat ini diharapkan dapat mencetak pemimpin dan guru Buddhis yang berkualitas untuk masa depan.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara