Wairocana atau Mahāwairocana adalah Buddha yang sering ditafsirkan sebagai tubuh Dharmakaya dari Buddha Gotama. Dalam mazhab agama Buddha China-Jepang, Wairocana juga dianggap sebagai penubuhan dari konsep sunyata.
Wairocana adalah salah satu dari Panca Tatagatha dalam tradisi Buddhis Mahayana yang dulu banyak dipuja oleh leluhur di Nusantara. Dengan demikian, tak mengherankan jika ditemukan arca Wairocana di tanah air.
Umumnya, Wairocana dikenal dalam wujudnya yang hampir serupa dengan Buddha Gotama, berwujud biksu, mengenakan jubah, dan memiliki mudra Dharmacakra. Namun rupanya di Jawa pernah dibuat juga rupa Wairocana yang mirip sekali dengan Wairocana versi Jepang. Lengkap dengan mahkota dan perhiasan indah, serta mudra tangan khas yang kalau dilihat sekilas mirip gestur tangan ninja di Jepang.
Dari laman https://smarthistory.org/buddha-vairocana-java/ bisa diketahui, ada arca Buddha Wairocana dari abad ke-10, terbuat dari perunggu, dan ditemukan di area Kedu, Jawa Tengah. Arca ini kini menjadi koleksi British Museum.
Prof. David Gardiner, pakar studi religi Asia Colorado College yang berfokus pada ajaran Buddha, mencoba menjelaskan tentang arca itu kepada BuddhaZine. Ia mengaku tidak tahu banyak mengenai sejarah arca itu. Namun ia menegaskan bahwa arca Wairocana Jawa itu hampir identik dengan banyak gambar atau patung Maha-Wairocana (Dainichi Nyorai) dari Jepang.
“Dan tentu saja itu memperlihatkan aspek tantra-nya [dari Wairocana],” ujar Gardiner secara tertulis, Juni 2022.
Ia menjelaskan, Wairocana Jawa ini sikap tangannya memperlihatkan mudra Wajra. Mudra ini dibentuk dengan menggenggam jari telunjuk yang terangkat dari tangan kiri dengan tangan kanan yang terkepal, dengan ujung jari telunjuk kanan menyentuh (atau melingkari) ujung jari telunjuk kiri.
“Ini juga dikenal sebagai mudra enam elemen, atau mudra kepal kebijaksanaan, karena melambangkan kesatuan lima elemen duniawi [tanah, air, api, udara, dan logam] dengan kesadaran spiritual. Di Jepang, Dainichi Nyorai sangat penting bagi penganut mazhab agama Buddha Esoterik atau Shingon,” papar dia.
“Mudra ini kadang disebut juga mudra Kepal kebijaksanaan,” imbuhnya.
Prof. Gardiner meneruskan, dalam mazhab Buddha Shingon, ada dua representasi Buddha Maha-Wairocana. Dainichi Nyorai adalah Buddha utama di dua mandala dari Alam Rahim dan Alam Wajra (garbha-dhatu mandala dan Vajra-dhatu mandala). Dainichi/Wairocana dalam mandala Vajra-dhatu mandala memiliki mudra kepal kebijaksanaan. Ia berpendapat, ini melambangkan keadaan batin yang tercerahkan.
“Beberapa cendekiawan menyarankan bahwa kedua tangan yang disatukan dalam bentuk ini mewakili penyatuan Dua Kebenaran [konvensional dan tertinggi]. Tapi saya tidak bisa memastikan seberapa akurat interpretasi ini,” jelasnya.
Ia pun berpikir terdapat relasi historis antara mazhab Buddha Wajrayana di Jawa dan Shingon di Jepang. Guru Kukai [pendiri Shingon] di Tiongkok, Hui-guo, belajar dari guru Tantra Amoghavajra. Amoghavajra belajar di bawah Nagabodhi, dan Nagabodhi menurut dia pernah berada di Sumatera selama beberapa tahun.
“Saya tidak tahu lebih banyak tentang masalah ini, tetapi jelas ada hubungannya,” tandasnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara