Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI) menggelar serangkaian acara peringatan 44 tahun berdirinya Sangha Theravada Indonesia (STI) secara daring. Acara digelar selama dua hari, Kamis – Jumat (22-23/10), dan disiarkan langsung melalui chanel youtube Medkom Sangha Theravada Indonesia dan Media Dhamma Chanel.
Dengan mengangkat tema Sangha Theravada Indonesia: Membangun Keluhuran Bangsa, kedua chanel youtube tersebut menyiarkan pelbagai kiprah STI bersama mitra dhamma; Astinda, Maghabudi, Wandani, dan Patria dalam melakukan pembinaan umat.
“Peringatan 44 tahun STI semula mau diselenggarakan secara umum yang dipusatkan di Jawa Tengah. Tapi karena pandemi yang tak kunjung reda maka cukup diselenggarakan secara live streaming,” tutur Bhante Subhapannyo, ketua umum Sangha Theravada Indonesia.
Meskipun diselenggarakan secara daring, menurut bhante tak mengurangi esensi dari peringatan itu sendiri. Malahan menurutnya, acara yang dimulai dari pukul 06.00 – 21.00 WIB itu memungkinkan umat Buddha bisa mengikuti dari berbagai daerah.
“Karena ini direkam, jadi memungkinkan umat Buddha di mana pun berada bisa menyaksikan. Bahkan bagi yang tidak bisa melihat secara langsung bisa memutar ulang rekamannya”.
Lebih lanjut, Bhante Subhapannyo juga berpesan agar umat Buddha tetap mengedepankan disiplin diri dalam situasi pandemi seperti sekarang.
“Kami berharap umat Buddha tetap memakai masker ketika keluar ruangan, jaga jarak bila diluar ruangan, serta tidak pergi ke tempat keramaian, dan membatasi menghadiri undangan yang jauh,” pungkasnya.
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang turut memberi sambutan dalam pembukaan peringatan ulang tahun STI mengatakan bahwa, sejak lahir STI telah memancarkan spirit dhamma dan vinaya. “Spirit dharma dan vinaya itu yang menjadi kepribadian nasional. Semoga kita tidak menyia-nyiakan warisan leluhur kita itu,” kata Ganjar.
Menyinggung potret toleransi kehidupan masyarakat Temanggung, Ganjar bercerita saat kunjungannya ke Desa Kalimanggis, Kec. Kaloran. Kedatangannya itu untuk menghadiri acara sedekah bumi di Desa Kalimanggis tahun lalu.
“Karena acaranya santai, saya datang mengendarai sepeda motor biar bisa tlusap-tlusup. Setelah memarkir sepeda motor, saya diantar beberapa anak muda ke lokasi acara. Di sana saya melihat bapak-bapak ada yang memakai peci, blangkon, udeng. Ibu-ibu ada yang pakai kebaya, gamis.
“Di bagian depan duduk semua pemuka agama, dan ternyata acara diadakan di depan vihara. Dari sebuah vihara di Temanggung itu, kita melihat Pancasila benar-benar menancap sedalam-dalamnya di sanubari masyarakat. Setelah saya tanyakan ke kepala desa, kondisinya ya seperti itu. Masyarakat tidak ada yang membeda-bedakan agamanya apa, semuanya guyup.
“Jika ada yang Kristen punya gawe, yang Buddha, Khatolik, Islam, bahkan penghayat ikut membantu. Bahkan ketika perayaan Maulid, panitianya terdiri dari umat Buddha, Khatolik, Kristen, dan penghayat. Keluhuran bangsa kita itu dibangun dari guyup semacam itu, dan saling menghargai,” tutur Ganjar bercerita.
Acara puncak peringatan 44 tahun Sangha Theravada akan dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Oktober 2020 dengan Dhammadesana yang akan disampikan oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara