• Monday, 13 January 2020
  • Dian Tika Sujata
  • 0

Dunia pendidikan buddhis Indonesia kembali berduka, Mulyadi Wahyono seorang praktisi pendidikan buddhis wafat pada usia 76 tahun, Sabtu (11/1) di rumahnya. Jenazah mendiang Mulyadi Wahyono sempat disemayamkan di rumah duka Jl. Nipah Raya No.6, kemudian dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan pada Minggu (12/1).

Mulyadi Wahyono lahir di Solo, 18 September 1943. Pada tahun 1974 Mulyadi lulus Sarjana di Universitas Indonesia jurusan Hukum Perdata Internasional. Setelah lulus sarjana, ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di kampus yang sama dengan mengambil jurusan Arkeologi dan lulus pada tahun 2000.

Mulyadi Wahyono dikenal sebagai sosok yang mempunyai dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan buddhis. Hal itu tidak terlepas dari perannya dalam merintis Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda yang merupakan pendidikan tinggi buddhis pertama di Indonesia.

Berbagai jabatan penting di STAB Nalanda pernah ia emban. Ia menjadi direktur Akademi Buddhis Nalanda sejak di dirikan pada tahun 1979 – 1989. Bahkan setelah pergantian nama dari akademi Buddhis menjadi Sekolah Tinggi Agama Buddha, Pak Mul – sapaan akrab Mulyadi Wahyono – tetap dipercaya menjadi ketua STAB Nalanda hingga tahun 2002.

Memegang jabatan tertinggi sebuah kampus tak membuat Pak Mul berpangku tangan hanya mengurusi persoalan-persoalan pimpinan. Ia juga aktif mengajar sebagai dosen sejak Nalanda didirikan. Ia mengampu mata kuliah Antropologi Budaya serta Sejarah Perkembangan Agama Buddha dan Pendidikan sejak Nalanda didirikan hingga akhir hayatnya.

Karena itu tak heran bila Pak Mulyadi adalah sosok dosen yang sangat dihormati dan dicintai oleh para mahasiswanya. Karena itu kepergian beliau meninggalkan duka mendalam terutama bagi mahasiswanya.

“Saya mengenal beliau mulai tahun 1989 saat saya mulai kuliah, beliau sebagai ketua STAB Nalanda saat kampusnya masih di Jl. Kramat Raya No. 64. Beliau sebagai dosen sejarah perkembangan agama Buddha. Sebagai seorang dosen yang begitu lembut tutur katanya, dan akrab dengan mahasiswa/i-nya. Saat ada jam kosong atau pas istirahat beliau kadang suka ngobrol sama mahasiswa. Sampai saya selesai kuliah (wisuda) 1993,” kenang Kuncoro Weny, salah satu mantan mahasiswa Pak Mul.

Perempuan yang kini menjabat sebagai ketua Ikatan Alumni Nalanda (ILUNA) itu mengaku kagum dengan dedikasi Pak Mul. Menurutnya, Pak Mul adalah dosen yang luar biasa dan rela mendedikasikan seluruh hidupnya untuk perkembangan Buddhadharma, khususnya melalui jalur pendidikan. “Keluarganya semua muslim, tapi beliau pernah punya cita-cita yang besar terhadap agama Buddha. Beliau ingin agama Buddha punya sekolah yang setaraf Alazhar. Beliau minta para alumni Nalanda bisa merealisasikan hal itu,” katanya.

Yoni seorang mahasiswa STAB Nalanda menggambarkan sosok Mulyadi sebagai seorang bapak yang mengayomi. “Beliau baik sekali seperti bapak sendiri, bahkan saat saya ulang tahun, beliau memberikan ucapan dan menyuapi saya kue ulang tahun.”

Kesan itu juga dirasakan oleh Sari, mahasiswa semester 6 STAB Nalanda ini menggambarkan Mulyadi sebagai seorang motivator berhati dermawan. “Beliau sering memberi oleh-oleh jika dari luar kota, bahkan saya pernah diberi liontin saat beliau dari India dan sering membawa makanan,” kenang Sari.

Selain dikenal sebagai sosok kebapakan Mulyadi dikenal sebagai dosen yang disiplin dan bersemangat. “Selamat Jalan Bapak Muljadi Wahjono SH.,M.Hum (11/01). Dalam Kenangan Selalu! Membentangkan Panji Nalanda sepanjang Jalan Sunya Dharmayatra yang penuh berisi pengalaman mendidik bagi anak-anak yang sedang merajut kehidupannya.

“Bersama dalam setampuk persembahan bunga pada Buddha di Bodh Gaya yang terselipkan nama-nama siswa berbakti, meski cakrawala tidak lagi berpihak, namun keharuman dedikasimu akan senantiasa menembus waktu dan menghiasi setiap generasi Nalanda!” ucap salah satu rekan sesama dosen di Nalanda Jo Priastana sebagai rasa terima kasih yang mendalam atas dedikasi dari Pak Mul.

Tak hanya di dunia pendidikan, sejak muda ia juga aktif dalam berbagai organisasi Buddhis yang baru tumbuh. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perhimpunan Buddhis Indonsia (PERBUDDHI) pada tahun 1972 – 1974. Sebagai penghormatan dan ucapan terima kasih kepada Mulyadi, mahasiswa STAB Nalanda mengadakan pujabhakti pelimpahan jasa selama tujuh hari.

 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *