“Mendiang Bhante Nyana Jaya Bumi semasa hidupnya mempunyai cita-cita untuk menyelenggarakan acara besar di sebuah hotel mewah. Malam ini cita-cita beliau telah direalisasikan oleh umat Buddha Vihara Maitri Bumi,” tutur Bhante Badravidya dalam sambutan pembuka Dhamma Talk dan Perayaan Asadha Umat Buddha Palembang, Sabtu (28/7).
Bhante Nyana Jaya Bumi merupakan sosok penting bagi perkembangan agama Buddha di Palembang. Beliau dikenal sebagai sosok yang ulet dalam melakukan pembinaan umat Buddha, Palembang. Di mata Bhante Dharmavimala yang merupakan teman seperjuanganya, Bhante Nyana Jaya Bumi adalah sosok paripurna. “Kami seusia, Beliau adalah biksu, yang walau sederhana dan rendah hati, namun paripurna baik dalam pembinaan umat maupun pembinaan sarana,” kenang Bhante Dharmavimala.
Karena itu, untuk merealisasikan cita-cita mendiang Bhante Nyana Jaya Bumi sekaligus peringatan hari Asadha, umat Buddha Kota Palembang menggelar Dhamma Talk delapan hari penuh. “Ini adalah pelaksanaan Dhamma Talk tahun kedelapan yang diselenggarakan oleh Vihara Maitri Bumi, yang awalnya digagas oleh Bhante Jaya Bumi,” tutur Budi, ketua panitia.
Baca juga: Rayakan Asadha Puja, Umat Buddha Baca Ulang Ajaran Buddha di Candi Borobudur
Acara ini digelar di Hotel Celebriti Entertainment Center, Kota Palembang dan dihadiri oleh ribuan umat Buddha. Yang menarik, acara ini diorganisir oleh anak-anak muda Buddhis Vihara Maitri Bumi. Berbagai pentas kesenian dari muda-mudi mengawali dan turut memeriahkan acara ini.
Saat lagu Bunda dinyanyikan oleh anak-anak sekolah minggu, lampu dipadamkan, para hadirin menyalakan lampu telepon genggam dan ikut menyanyi bersama. Sambutan tepuk tangan begitu meriah saat anak-anak turun panggung dan memberikan bunga kepada orang tua sebagai wujud bakti anak terhadap orangtua. Lagu Bunda selesai, Dhamma Talk dimulai dengan bahasan Pola Asuh di dalam Keluarga; Bahasa Cinta Orangtua dan anak. Bhante Khemacaro, menjadi narasumber dalam acara ini.
Mengawali penyampaikan materinya, Ketua Umum Sangha Agung Indonesia (SAGIN) ini mengkritik pandangan sebagian besar umat Buddha Indonesia. “Banyak umat Buddha yang tidak memahami tugas dan kewajiban sebagai umat Buddha. Seluruh provinsi di Indonesia hampir saya jelajahi, tetapi hampir semua umat Buddha mengatakan tidak ada tugas dan kewajiban di dalam Buddhadharma. Inilah yang menyebabkan saya berkenan hadir pada malam hari ini untuk meluruskan kekeliruan kita semua,” tutur bhante mengawali.
“Dalam hubungan orangtua dan anak, mohon diingat dan dicatat dalam Sigalovada Sutta, Digha Nikaya, III Sutta ke-31, Buddha mengajarkan kewajiban,” tegas bhante. Dalam Sigalovada Sutta setidaknya ada lima kewajiban orangtua terhadap anak. (1). Mencegah anaknya berbuat jahat, (2). Menganjurkan anaknya berbuat baik, (3). Melatihnya hingga cakap bekerja, (4). Mencarikan pasangan yang pas untuknya, dan (5). Menyerahkan warisan yang pas sesuai waktunya.
Sedangkan tugas anak terhadap orangtua juga ada lima; (1). Mengingat jasa akan kebajikan dan tunjangannya, (2). Menjalankan kewajiban sebagai anak, (3). Membela kehormatan keluarga, (4). Memelihara warisan, (5). Melimpahkan jasa kebajikan kepada orangtua.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara