Kepada Yth:
Pengelola ESENSIA Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin
Di tempat.
Salam Sejahtera
Beberapa saat lalu, saya membaca artikel yang diunduh dari Ejournal.uin-suka.ac.id dengan judul “Potret Harmoni Kehidupan Beragama: Studi Komperatif Relasi Islam-Buddha di Desa Tlogowungu, Kaloran, Temanggung dan Desa Blingoh, Donorojo, Jepara” yang ditulis oleh Mohamad Yusuf.
Artikel ini ada di ESENSIA, Vol 17, No. 2, Oktober 2016. Dari artikel ini saya menemukan kejanggalan. Pertama, pada halaman 199 terdapat susunan kalimat dan contoh kasus yang sama dengan yang ada di Buddhazine.com berjudul Penyebab Jumlah Umat Buddha di Temanggung Berkurang
Namun penulis artikel tidak mencantumkan sumbernya, justru mencantumkan “wawancara dengan Ngatiyar, salah satu warga masyarakat pemeluk agama Buddha”.
Perlu kami sampaikan, tulisan di Buddhazine.com tersebut adalah hasil wawancara saya dengan Sdr. Ngatiyar, alumni UIN Sunan Kalijaga, yang sebelumnya pernah melakukan penelitian di Kaloran, Temanggung.
Saat saya konfirmasi dengan yang bersangkutan, yang bersangkutan menyampaikan, “Tidak pernah diwawancarai selain oleh reporter Buddhazine”. Lalu apakah tulisan di jurnal tersebut adalah pembajakan atau plagiasi? Mengingat adanya persamaan susunan kalimat dan contoh kasus.
Selanjutnya, uraian tentang “Sejarah Relasi Buddha dan Islam di Desa Blingoh, Donorojo, Jepara” di halaman 200-202. Isi di halaman ini nampak sekali copy paste apa dari blog dan dalam footnote disebutkan “Paparan ini dideskripsikan oleh seorang umat Buddha dari Vihara Giri Santi Loka dalam blognya: https://wirantojepara1.wordpress.com”.
Perlu kami sampaikan bahwa blog tersebut sebenarnya terhubung dengan Vihara Giri Santi Loka (Bagian 1): Vihara Paling Maju di Jepara dan bagian bawah terdapat judul “Vihara Giri Santi Loka (Bagian 2): Membangun Sarana Puja Bakti, Membangun Pendidikan, dan Membina Umat”.
Sebagai reporter Buddhazine.com yang menulis tulisan tersebut, saya berpendapat, bukankah lebih baik mengambil sumber dari aslinya (Buddhazine.com) dari pada blog?
Terkait dengan kejanggalan tersebut, kiranya pengelola jurnal bisa memberikan penjelasan. Lantaran secara pribadi saya tidak mengenal penulis jurnal.
Sebagai reporter yang mewawancarai dan menuliskannya di Buddhazine, saya merasa keberatan atas tidak disebutkannya sumber dalam tulisan Mohamad Yusuf.
Demikian dan terima kasih atas perhatiannya. Semoga dalam kurun waktu 7 hari setelah saya kirimkan surat ini, ada penjelasan atas hal tersebut.
Temanggung, 23 Februari 2018.
Ngasiran
Penikmat kopi, sehari-hari bekerja sebagai tukang ngarit, dan jurnalis BuddhaZine, tinggal di Temanggung, Jawa Tengah.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara