Sejak dibuka pukul 10 pagi, warga Surabaya mulai memadati Buddhist Festival 2013 di SSCC Supermall Pakuwon Indah, Surabaya. Dan saat jam makan siang hingga sore hari pengunjung makin memenuhi area pameran.
Banyak pengunjung yang mengajak anak-anak mereka untuk mengisi libur hari Minggu. Dan anak-anak itu terlihat menikmati pameran karena selain ada stand mainan bertema Buddhis untuk anak, ada beberapa anak yang juga penasaran ingin mencoba mempraktekkan mewarnai jubah secara alami menggunakan batu merah yang diambil dari daerah di perbatasan India dan Nepal. Terlihat mereka sangat menikmatinya, bahkan tangan dan baju mereka sampai belepotan karenanya.
Ruang yang banyak menarik pengunjung adalah roda sebab akibat. Bentuknya berupa kombinasi lingkaran dimana di dalamnya berupa gambaran 31 alam kehidupan, dan di atas lingkaran tersebut adalah sebuah rupang Buddha. Lingkaran tersebut terus berputar di atas 12 roda sebab akibat yang bergerigi yang berfungsi sebagai penggerak lingkaran sebab akibat.
Ruang lain yang juga banyak diminati adalah ruang selebritis Buddhis. Di sini terpajang sejumlah selebritis dan figur publik yang menganut Buddhisme ataupun pandangannya terhadap Buddhisme. Mereka diantaranya adalah Chris Evans, Orlando Bloom, Keanu Reeves, Jet Lee, Aaron Kwok, Andy Lau, Kitaro, Dewi Lestari, hingga Anggun C. Sasmi.
“Saya pengin tau apa kesan tokoh-tokoh tentang agama Buddha,” ujar Leony yang dengan serius membaca semua poster-poster tersebut. “Setelah saya lihat semuanya, ternyata agama Buddha relevan dengan ilmu pengetahuan. Apa yang ditemukan oleh ilmuwan baru-baru ini itu sudah dikatakan oleh Sang Buddha 2500 tahun lalu tentang alam kehidupan, tentang alam semesta.”
“Makanya tokoh-tokoh dan artis-artis Barat yang sering menggunakan logika sekarang lebih membuka mata kepada Buddhis,” ia menambahkan.
“Pameran ini menarik karena memberikan edukasi bahwa agama Buddha itu bukan agama tradisi yang mistis, tapi banyak pelajaran kehidupan yang kita harus terima. Ada rasa senang, ada rasa duka. Itu adalah hal yang biasa. Jadi tidak perlu panik saat sedih, nggak terlalu senang sekali saat senang. Jadi kita harusnya ada di posisi netral. Tidak terlalu sakit saat jatuh, tidak terlalu gembira sekali saat senang,” jelas Leony.
Ternyata yang mengunjungi pameran ini bukan hanya umat Buddha, salah satunya adalah Willy yang beragama Katolik. Ia beberapa kali mengabadikan pameran dengan smartphonenya. “Saya pengin tahu ajaran Buddha seperti apa. Ternyata banyak tokoh yang mendukung ajaran Buddha,” ujar Willy usai melihat ruang selebritis Buddhis.
Ini adalah untuk keenam kalinya Buddhist Education Centre (BEC) Surabaya mengadakan Buddhist Festival. Festival seni dan budaya Buddhis kali ini diadakan tanggal 21-30 Juni 2013. Festival kali ini bertema “Path of Awakening”.
Event Buddhis bertaraf internasional ini sejatinya diadakan setiap lima tahun sekali, tapi tidak selalu demikian. Event ini pertama kali digelar di Tunjungan Plaza Surabaya tanggal 25-30 Juni 2003 menyedot 30 ribu pengunjung, kedua di SSCC Surabaya tanggal 25-30 Juni 2008 menyedot 40 ribu pengunjung, ketiga di GTC Makassar tanggal 22 Agustus hingga 7 September 2008 menyedot 22 ribu pengunjung, keempat di Mega Mall Manado tanggal 17-26 Oktober 2008 menyedot 17 ribu pengunjung, dan kelima di Mall of Indonesia Jakarta tanggal 26 Januari hingga 20 Februari 2011 menyedot 70 ribu pengunjung. Untuk event kali ini, panitia menargetkan 100 ribu pengunjung.
Pameran ini tidak hanya diikuti oleh banyak vihara dan organisasi Buddhis semua sekte di Indonesia, namun juga melibatkan peserta pameran dari beberapa negara Buddhis seperti India, Srilanka, Thailand, Myanmar, Hongkong, dan beberapa negara lainnya.
Apa saja yang bisa dilihat dalam pameran kali ini? Untuk masuk, kita harus membeli tiket seharga Rp 10 ribu. mata kita akan langsung disuguhi berbagai macam display padat informasi. Replika gapura zaman kerajaan Majapahit menyambut setiap pengunjung di pintu masuk.
Yang pertama kali kita temui adalah Pilar Asoka, kemudian miniatur Candi Borobudur, kenyataan kehidupan, siklus terbentuknya (genesis) dan hancurnya alam semesta menurut Buddhis, roda sebab akibat, riwayat hidup Buddha, rupang Buddha berbaring, 10.000 Buddha di dalam teratai raksasa, relik Buddha, selebritis Buddhis, Tripitaka dan Dharma, arkeologi Buddhis di Jawa Timur, sejarah Buddhisme di Indonesia, komunitas Sangha di Indonesia, dan komunitas Buddhis internasional.
Di ruangan yang berbeda juga digelar pertunjukan seni dan budaya, drama musikal anak, area permainan dan games Dharma, festival vegetarian, dan Dharmatalk.
Sejumlah pembicara papan atas Indonesia dan luar negeri mengisi sesi Dharmatalk yang diadakan setiap hari pukul 6 hingga 9 malam, serta pukul 1 dan 2 siang pada hari Sabtu dan Minggu. Sebagai Dharmatalk pembuka sekaligus pembukaan pameran dilakukan oleh Master Hai Tao asal Taiwan yang merupakan pendiri BEC). Pembicara lain adalah Cornelis Wowor, Bhikkhu Suguno Canda dari Thailand, Andrie Wongso, Wenny Lo, Bhiksu Bhadra Pala, Bhiksu Bhadra Ruci, Ajahn Sujato dari Australia, Ven. Shravasti Dhammika dari Singapura, Ashin Kheminda, Bambang Budi Utomo, Bhikkhu Tithayanno, Marco Kusumawijaya, Zurmang Gharwang Rinpoche dari India, Guo Jun Fashi dari Taiwan, Kakuzen Keido Les Kaye Roshi (master Zen dari Sillicon Valley, AS), Sudhamek AWS, Danai Chanchaochai dari Thailand, dan Bhikkhu Jayamedho. Dharmatalk penutup akan dibawakan oleh Ani Choying Drolma asal Nepal.
Ikuti terus BuddhaZine, akan banyak informasi tentang pameran ini karena kami melaporkan langsung dari lokasi acara.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara