Kamis siang, (26/5/2022) sebagian wilayah Kecamatan Kaloran diguyur hujan deras. Pukul 11 siang, ratusan umat Buddha menerjang hujan menuju Vihara Dhamma Gayasih, Dusun Larangan, Desa Getas, Kec. Kaloran, Temanggung. Mereka hendak mengikuti peringatan Waisak.
Tepat pukul 12 siang, anak-anak dan remaja membawa persembahan puja ke altar. Dengan iringan lagu pendupaan, mereka mempersembahkan dupa, lilin, air, bunga, dan buah. Mereka persembahkan dengan sepenuh hati.
Setelah altar puja siap dengan segala persembahan, Bhante Subhacaro hadir ke ruang dhammasala. Umat yang hadir menyambut bhante dengan bersimpuh lutut dan bersikap Anjali. Ruang dhammasala terasa hening ketika bhante menyalakan lilin dan dupa. Selesai itu, paritta, sutta, dan gattha mengalun indah dari ruang dharmasala.
Peringatan Waisak hari itu tampak sederhana. Meski begitu tidak mengurangi semangat umat dalam menyelami makna Waisak. Selain umat Buddha, acara ini juga dihadiri oleh umat Muslim dan Nasrani. Bahkan, umat non buddhis juga terlibat dalam menyiapkan acara ini.
“Saat ini masih suasana Syawalan untuk umat Muslim, juga bertepatan dengan kenaikan Isa Almasih untuk umat Nasrani. Kita sama-sama berkumpul dalam harmoni,” tutur Prastiyo, ketua panitia acara ini.
Tanto Harsono, Ketua Walubi Jawa Tengah, memberikan apresiasi kepada umat Buddha pedesaan yang sudah semangat merayakan hari Waisak. “Pemerintah sudah memberikan kelonggaran kepada kita untuk merayakan Waisak. Kita harus bersyukur. Saya juga sedang dengan antusias umat dalam merayakan Waisak. Seperti kemarin di Borobudur, animo umat Buddha sangat terasa,” tutur Tanto.
Sementara itu, dalam ceramah dhamma, Bhante Subhacaro meminta umat Buddha selalu mengedepankan hidup harmoni di masyarakat. “Rukun membuat hidup ini sentosa. Tentu kerukunan yang dilandasi dengan cinta kasih,” jelas Bhante.
Supaya bisa hidup harmoni di masyarakat, menurut Bhante umat Buddha setiap orang harus bertindak, berucap, dan berfikir baik. “Dalam saraniya, guru agung kita sudah menekankan cara hidup kita supaya tenteram, dan bisa menjalin persatuan. Pertama, Mau di depan atau belakan kita harus bertindak baik. Kedua, kita mau di depan atau di belakang harus bicara yang baik. Ketiga, mau di depan atau di belakang kita harus berfikir baik,” jelas Bhante. [MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara