Umat Buddha Vihara Watugong Semarang kembali melakukan upacara penggantian kain kuning Pohon Bodhi, Minggu (21/5). Upacara ini sudah menjadi kegiatan tahunan jelang peringatan Hari Raya Waisak, sejak pertama kali dilakukan pada tahun 2012.
“Ini adalah wujud penghormatan kami umat Buddha, karena di bawah pohon Bodhi inilah Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha,” terang Rudy Wijaya, Wakil Ketua Yayasan Buddhagaya Semarang.
Rudy menambahkan, alasan menggunakan kain warna kuning karena lebih identik dengan agama Buddha dan juga sebagai simbol kebijaksanaan.
Bhante Khemadhiro, Kepala Vihara Watugong sekaligus pengisi pesan Dhamma dalam upacara tersebut menjelaskan, pergantian kain dimaknai sebagi pembaruan tekad baik.
“Sama halnya seperti kita mengganti kain yang sudah mulai usang ini dengan kain yang baru, yang lebih bersih, dan lebih bagus. Demikian juga kita harus mengganti dan memperbaiki tekad dalam hidup ini dengan tekad yang lebih baik,” paparnya.
“Dalam hidup kita mengalami tiga masa yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Jika di masa lalu kita pernah berbuat kesalahan, maka saat ini, sekarang ini, kita harus mengganti tekad untuk menjadi lebih baik, tekad untuk lebih banyak berbuat kebajikan demi masa depan yang lebih baik,” bhante menambahkan.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara