• Tuesday, 23 April 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Surahman Ana

TEMANGGUNG – Pengurus Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) baru-baru ini mengadakan pertemuan di Vihara Buddha Metta, Kampung Mranggen, Desa Tempuran, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/04/2024). Pertemuan ini dihadiri oleh tiga Pengurus Pusat (PP), termasuk Ketua Bidang Organisasi PMd. Tintin Indasriri, Sekjen PMd. Juda Hartono, dan Wakil Sekjen PMd. Rockasiadi.

Pertemuan juda dihadiri oleh Pengurus Daerah (PD) Magabudhi Jateng di antaranya Ketua PMd. Wirya Purwasamudra Wiharja, Wakil Ketua PMd. Agus Tusiman dan PMd. Kustiani, serta anggota Magabudhi dan para penyuluh di Kabupaten Temanggung.

Ketua PD Magabudhi Jawa Tengah, Wirya Purwasamudra Wiharja, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah atas inisiatif Pengurus Daerah untuk mengajak Pengurus Pusat dalam melihat kondisi umat secara langsung. Ia menekankan pentingnya memahami kondisi yang ada di Jawa Tengah.

“Jadi ini menunjukkan bahwa dalam antar PC pun juga jaraknya cukup jauh, dan bisa berpuluh-puluh menit atau kalau pakai mobil bisa satu jam lebih. Itu adalah sedikit banyak berbeda dengan yang di PD atau di provinsi yang lain. Lha seperti ini kan Temanggung, orang berpikirnya markas PCnya di pusat Kota Temanggung, padahal markasnya PC Temanggung itu ya di daerah-daerah desa, Kaloran misalnya” ujarnya.

Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk memahami permasalahan yang dihadapi umat di tingkat dusun. Wakil Ketua PD Jateng, Kustiani, menyatakan, “Kami ingin mereka tahu permasalahan real di lapangan. Kunjungan mereka tidak kami terima di kota, tetapi sengaja kami bawa ke daerah.”

Selain itu, pembangunan Vihara Buddha Metta yang belum selesai juga menjadi salah satu fokus kunjungan. “Supaya PP juga tahu bahwa salah satu kendala adalah permasalahan tentang pembangunan,” tambah Kustiani.

Sementara itu, Sekjen PP Magabudhi, Judha Hartono, mengaku dalam pertemuan ini berusaha menjalin komunikasi dengan umat di pedesaan. “Saya ingin berdiskusi dengan para pengurus baik PD, PC, dan juga langsung dengan umat,” katanya.

PMd. Tintin Indasriri, Ketua Bidang Organisasi, mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua pengurus dan anggota Magabudhi di Temanggung.

“Saya ingin mendengarkan dari PD, PC, dan kami mohon masukan apa pun dari semua pengurus dan umat. Kami juga terima kasih kepada semua pengurus yang sudah turut hadir, karena kami tahu bahwa pengurus di Jawa Tengah lebih komitmen, kalau tahu ada yang mau datang langsung siap,” ungkapnya.

Selain berdiskusi dengan umat, pertemuan juga membahas permasalahan yang ada di dalam kepengurusan Magabudhi. Wakil Sekjen, Rockasiadi, mengemukakan permasalahan administrasi di keanggotaan Magabudhi dan menargetkan penyelesaian data seluruh anggota Magabudhi pada 30 Mei mendatang. Ia juga mengungkakan bahwa Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah anggota Magabudhi terbanyak nasional.

“Kita punya target per 30 Mei, nanti Sekretaris PD harus sudah menyelesaikan data seluruh anggotanya. Di Jawa Tengah tercatat ada 1.160 anggota, terbanyak di Indonesia. Meskipun masih harus diseleksi, yang aktif kita pastikan akan dibuatkan kartu anggota.”

Masalah persyaratan yang rumit untuk mendapatkan Surat Keputusan (SK) juga menjadi sorotan. Wakil Ketua PD Magabudhi Jawa Tengah, Agus Tusiman, menyatakan, “Permasalahan ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi beberapa anggota untuk pindah majelis, bahkan pindah pagar jika tidak mendapatkan perhatian yang serius,” ujarnya.

Diskusi terakhir membahas permasalahan pembangunan fasilitas vihara, seperti Kuti dan Pendopo. Dimana saat ini Vihara Buddha Metta telah memulai pembangunan Kuti dan Pendopo guna mendukung kemajuan umat Buddha di Kampung Mranggen dan dusun-dusun sekitarnya. Namun karena terkendala dalam pendanaan, pembangunan sempat terhenti sekitar dua tahun lebih. Terkait hal ini, Judha Hartono mendukung upaya umat dalam pembangunan ini, serta mengarahkan untuk melakukan aksi penggalangan dana.

Menutup pertemuan, Kustiani memberikan informasi tentang kegiatan kemah Pemuda Theravada Indonesia (Patria) yang tergabung dalam Semarang kolaborasi Temanggung (Sekoteng). Dimana kali ini Temanggung menjadi tuan rumah yang kemungkinan akan dilaksanakan di bulan September 2024. Ia mengajak seluruh pengurus Magabudhi dan Wandani turut serta mendukung kegiatan Patria ini.

“Patria sekarang isinya anak-anak SMP-SMA, mereka ndak punya duit, mereka ndak punya ide, ya kita yang mendorong mereka. Biarkan mereka fokus memikirkan kegiatannya, kami yang dari Wandani memikirkan makannya, dan Magabudhi yang memikirkan mencari dana,” ajaknya.

Pertemuan di Vihara Buddha Metta ini menjadi awal dari serangkaian kunjungan yang akan dilakukan oleh Magabudhi. Selanjutnya, mereka akan melaksanakan kunjungan ke Dusun Krecek pada 27 April.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *