• Monday, 10 September 2012
  • Sutar Soemitro
  • 0

Sebanyak empat target aksi bom bunuh diri yang akan dilakukan Muhammad Thorik bersama kawan-kawannya, satu diantaranya adalah komunitas Buddha.

Target itu akan dilakukan Thorik karena mereka menganggap adanya ketidakadilan terhadap umat Muslim di Rohingya, Myanmar. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2012) ada empat target yang akan dilakukan aksi bom bunuh diri Thorik cs bersama dengan kelompoknya di Depok, Jawa Barat.

Target mereka diantaranya Markas Korps Brimob, Pos Polisi Salemba, Kantor Densus 88 Anti Teror Polri, dan Komunitas Buddha atau masyarakat Buddha. “Kenapa ini terkait Buddha? Terkait isu Rohingya atas ketidakadilan Muslim di Rohingya, itu menjadikan target keempat tempat itu,” ungkap Boy.

Ditengarai, Thorik bukan bagian dari jaringan teroris yang selama ini dikenal. Thorik diduga hanya bagian dari kelompok yang sama-sama menyimpan kekecewaan atas sesuatu yang sama. Sebelumnya Thorik diburu polisi setelah bahan peledak yang disimpannya berasap di rumahnya di Jembatan Lima, Tambora, pada Rabu (5/9) malam. Dia kabur meninggalkan istri dan anak tunggalnya.

Ia menyerahkan diri kepada polisi hari Minggu (9/9), sehari setelah terjadi ledakan bom di Depok. Salah seorang korban yang terluka parah sempat diduga Thorik, namun ternyata bukan.

Saat menyerahkan diri ke Pospol Jembatan Lima, Thorik mengenakan sabuk yang dililiti kabel dan pemicu bahan peledak. Alat tersebut tinggal diisi bahan peledak. Thorik yang datang mengenakan wig berwarna gelap itu juga menyerahkan senjata rakitan dan peluru. Kedatangannya sempat membuat polisi yang bertugas ketakutan.

Thorik memperlihatkan bom aktif yang melekat di tubuhnya. “Mereka ketakutan melihat bom,” kata seorang polisi di Pos Polisi itu. Menurut polisi tadi, Thorik datang sekitar pukul 17.15 WIB. Saat itu di dalam pos ada dua rekannya yang sedang bertugas dan dua warga sekitar pos. Dia langsung menyatakan menyerahkan diri dan meletakkan senjata api di atas meja dan membuka bajunya.

Saat menyingkap baju itu, petugas melihat bom dan pemicunya menempel di badan Thorik. “Tapi, Thorik bilang ini sudah aman,” katanya. Percaya pada ucapan Thorik, polisi lantas melepaskan bom tersebut dan melapor ke Polsek Tambora. Thorik mengaku, dia menyerahkan diri karena kangen pada keluarganya. Menurut seorang warga yang menjadi saksi mata, Thorik datang menggunakan Kopaja 86.

Beberapa jam di dalam Pos Polisi, Thorik dibawa ke Polsek Tambora. “Pas dibawa, kepalanya botak, sudah tidak pakai wig,” tutur dia.
Polisi sempat menanyakan apakah bom yang melingkar di pinggang Thorik dikendalikan dari jauh, Thorik menjawab bahwa bom itu sudah dimatikan dan aman. (tempo/detik/tribunnews)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *