Oleh: Ngasiran
Foto: Dok. Panitia
Minggu, 2 Juli 2023, ribuan Umat Buddha Se-Jawa Barat merayakan Waisak Bersama 2567 TB/2023 di Ballroom Grand Eastern Bandung, Jawa Barat. Selain ribuan umat Buddha, acara ini juga dihadiri oleh para tokoh agama Buddha lintas majelis di Jawa Barat.
Acara di awali dengan pemukulan tambur oleh Pemuda Vihara Tanda Bhakti – Bandung, dilanjut dengan prosesi pasukan panji Buddhis Pemuda Vihara Buddha Gaya – Bandung, dan Prosesi Persembahan Puja oleh Pemuda Vihara Sakyawanaram, Pacet-Cianjur. Puja Bhakti dipimpin oleh Upasaka Pandita Sakya Viriya Tadiso dan Upasaka Pandita Kumara Subbhano Purwanto.
Novia Fredicia Lius, ketua panitia mengatakan, peringatan Waisak kali ini melibatkan seluruh unsur organisasi umat Buddha di Jawa Barat. “Keterlibatan semua organisasi dan majelis ini menjadikan Waisak tahun ini terasa istimewa. Kebersamaan seperti ini perlu kita rawat demi perkembangan Buddha Dharma ke depan,” tutur Novia.
Bhikkhu Sangha yang hadir juga dari berbagai mazhab dan tradisi, Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia, dann Sangha Mahayana Indonesia. Masing-masing anggota Sangha yang hadir juga menyampaikan pesan Waisak.
Biksu Sakya Sugata, dalam pesan Dhamma mengajak Umat Buddha untuk mengingat kembali sejarah lampau Buddha Dharma di Jawa Barat. “Dulu Buddha Dharma pernah mengalami masa kejayaan di Jawa Barat. Banyak tinggalan sejarah, contoh saja kompleks percandian Batujaya di Karawang,” kata Biksu Sugata.
Sementara itu, Bhante Dhammajoto berpesan agar Umat Buddha Jawa Barat terus semangat mempelajari dan memperdalam ajaran Guru Agung Buddha. Beliau mencontohkan tentang Cattari Ariya Saccani (Empat Kebenaran Mulia), Pengertian tentang Dukkha Ariya Sacca menjadi tepat bila kita betul-betul memahami esensinya.
“Dukkha yang merupakan fenomena hidup alami. Jika kita memahami dan mempraktekan Ajaran Buddha maka Dukkha yang dimaksud akan dipahami sebagai sesuatu yang alami terjadi, namun jika kita menolak atau tidak mampu untuk menerima maka dukkha akan dianggap sebagai bentuk penderitaan,” jelas Bhante.
Bhikkhu Abhijato dalam pesan Waisak memberikan bekal bagi umat Buddha Jawa Barat untuk melatih mengurangi tiga kebiasaan buruk, yaitu; Kemarahan, Kebencian, Keserakahan. Ketika Anda memegang arang panas, lalu kita lemparkan kepada orang yang kita benci, sudah bisa kita pastikan tangan kita akan terluka, namun arang yang kita lempar belum tentu terkena pada orang yang kita lempar.
“Oleh sebab itu, Anda semua harus berlatih menghilangkan kebencian, minimal mengurangi karena itu sangat merugikan diri kita sendiri dan orang lain,” tutur Bhante.
Acara Waisak bersama umat Buddha Se-Jawa Barat juga dimeriahkan dengan ragam pentas kesenian. Pentas ini sekaligus memberi kesempatan anak-anak sekolah minggu dan remaja vihara untuk berlatih mental pentas di atas panggung.[MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara