Foto: Ngasiran
Altar baru di area luar Vihara Giri Santi Loka – Jepara, kini tampil memukau dengan kehadiran altar relief dan arca Buddha yang penuh makna spiritual. Gagasan pembangunan altar relief dan arca Buddha yang terletak di luar ruangan ini, berawal dari kebutuhan praktis, yaitu “Saat puja bakti bersama untuk merayakan hari besar agama Buddha, Dhammasala Utama tidak mampu menampung umat yang datang, maka dari peristiwa itulah tercetus ide membuat altar di luar ruangan (altar terbuka)” ujar Bhante Dhīracitto. Namun, gagasan ini berkembang menjadi sebuah karya monumental setelah Bhante Dhīracitto mendapat arahan dari Bhante Sri Pannyavaro, Mahāthera.
Alih-alih hanya sebuah altar sederhana, Bhante Pannyavaro justru menyarankan agar altar terbuka tersebut dipasang relief yang memuat kisah penting dalam kehidupan Buddha Gotama. Bhante Pannyavaro tidak hanya memberi arahan, tetapi juga mengupayakan dukungan dana melalui Vihara Mendut, agar pemasangan relief dapat terwujud.
Semua relief merupakan kreasi baru atas arahan Bhante Sri Pannyavaro, Mahathera. Kami mendapat penjelasan dari Bhante Sri Pannyavaro, Mahāthera bahwa, Relief ini dipahat diatas batu andesit dengan cermat oleh seniman Septian Puji Andriyanto, M.Sn., dosen ISI Yogyakarta sekaligus seniman dari Sanggar Sarana Karya, Muntilan. Sedangkan arca Buddha dan dua murid kepala terbuat dari logam dan dibuat oleh I Nyoman Alim Mustapha, Sanggar Nakula Sedewa, Muntilan
Sementara itu, relief (dari kiri ke kana) menjelaskan tentang tiga peristiwa penting pada kehidupan Guru Agung Buddha, yaitu:
1. Brahma Sahampati bersama para dewa lain memohon kepada Guru Agung Buddha Gotama untuk membabarkan Dhamma. Ada sedikit debu kotoran batin, mereka akan mampu memahami Dhamma dengan baik. Guru Agung Buddha menerima permohonan Dewa Brahma itu.
2. Buddharupang di tengah yang diapit oleh arca murid kepala: Arahatta Sariputta dan Arahatta Maha Moggalla, menampilkan simbol Guru Agung Buddha Gotama berkelana membabarkan Dhamma.
3. Peristiwa Magha di Veluvana Arama pada waktu 1.250 Arahatta hadir serentak tanpa undangan untuk memdengarkan petunjuk Dhamma dari Guru Agung Buddha Gotama.
Altar Relief dan arca Buddharupang ini dibangun dengan tujuan, mengupayakan agar umat Buddha Vihara Giri Santi Loka, semakin memantapkan keyakinannya pada Tiratana dan praktik Dhamma.
Sebagai wujud syukur atas selesainya pembangunan altar relief Buddharupang ini, umat Buddha Vihara Giri Santi Loka akan mengadakan Asalha Puja dan Abhiseka, pada Sabtu, 30 Agustus 2025, yang akan dihadiri oleh Saṅghapāmokkha Saṅgha Theravada Indonesia (YM. Bhikkhu Sri Paññavaro, Mahāthera).
