• Monday, 2 October 2023
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Dok. Panitia

Sejumlah umat Buddha Bali ikuti upacara pembersihan praktik pemandian dan konsekrasi stupa suci di Stupa Pegulingan, Bali, Rabu (27/9/2023). Praktik ini merupakan salah ajaran Geshe Tenzin Zopa, seorang biksu Buddha Tibet dari tradisi Mahayana. Beliau adalah guru tetap di Losang Dragpa Center Yayasan Pelestarian Tradisi Mahayana (FPMT).

Pembersihan praktik pemandian dan konsekrasi stupa suci adalah suatu kegiatan yang membutuhkan waktu sekitar satu jam. Tujuannya adalah untuk memberikan penyucian kepada benda-benda suci seperti patung, kitab suci, dan stupa yang memiliki tujuan utama menghapus kotoran batin. Praktik persembahan pemandian ini memiliki manfaat dalam memurnikan tubuh, ucapan, dan pikiran.

Praktek persembahan pemandian dimulai dengan memberkati air vas dengan mantra dan melalui latihan konsentrasi. Air tersebut berisi pil-pil yang telah disucikan oleh sangha agung selama berbulan-bulan konsekrasi, serta berbagai permata dan herbal obat penyucian.

Selanjutnya, persembahan pemandian dilakukan kepada berbagai entitas, mulai dari Buddha hingga makhluk halus. Air berkah juga dibagikan kepada semua yang hadir, membawa manfaat penyucian.

Setelah persembahan pemandian, ada praktik konsekrasi yang dilakukan. Ini adalah langkah penting setelah membersihkan dasar. Konsekrasi dilakukan dengan menggunakan berkah dari para Buddha, Bodhisattva, dan Guru dalam sistem Buddha. Praktik ini juga mencakup pemahaman tentang perlindungan Buddha, Dharma, dan Sangha.

“Kita melakukan praktek konsekrasi yang memungkinkan energi positif dari para Buddha, Bodhisattva, dan Guru masuk ke dalam diri kita melalui cakra-cakra. Ini meningkatkan hubungan pribadi dengan praktik spiritual kita,” jelas Geshe Tenzin Zopa.

Setelah konsekrasi, ada doa yang dilakukan untuk menerima berkah. Ini adalah langkah penting dalam membina hubungan dengan Guru dan memahami bahwa Guru selalu ada dalam Lamrim, membimbing para praktisi ajaran ini pada tahapan spiritual.

Praktik Guru Yoga dilakukan dengan membaca Lama Tsongkhapa Guru Yoga, yang menghubungkan seorang praktisi dengan Guru Tsongkhapa dan mengaktualisasikan kualitas guru dalam diri. Ini juga mengingatkan bahwa Guru selalu ada dalam Lamrim.

Selanjutnya, persembahan konsekrasi dan dedikasi dilakukan untuk menguatkan hubungan dengan objek kepercayaan, seperti Buddha atau dewa. Ini adalah langkah terakhir dalam membimbing diri sendiri untuk memiliki keyakinan dan keyakinan yang tak tergoyahkan dalam praktik spiritual.

“Secara keseluruhan, praktik ini memiliki tujuan utama untuk membersihkan, melindungi, dan memurnikan diri kita dalam perjalanan spiritual kita. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita dapat memperkuat keyakinan kita dalam mencapai tujuan spiritual kita,” pungkas Geshe Tenzin Zopa.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara