• Thursday, 26 August 2021
  • Surahman Ana
  • 0

Filmmaking dan storytelling merupakan bagian dari cara mendokumentasikan atau menyampaikan kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam hidup berkesadaran (mindfulness). Ada beberapa hal dasar yang perlu diperhatikan supaya dokumentasi terlihat menarik. 

Itulah yang dibahas dalam Mindfulnes Documentation Workshop kedua, Kamis (19/08) dengan pemateri Mahat Putra, sutradara Anatman Picture. 16 peserta mempresentasikan tugas dan hasil ide cerita yang mereka buat. Acara ini diselenggarakan oleh BuddhaZine bekerjasama dengan Anatman Picture dan didukung oleh STAB Nalanda melalui program Partisipasi Action Research (PAR).

Mahatma Putra menyampaikan tips-tips membuat video yang menarik dengan menggunakan alat sederhana Handphone. 

Awareness Vs Attention

Salah satu peserta memeparkan konsep mindfulnes documentation yang disiapkannya. Sumber: Ngasiran

Awareness adalah bentuk kesadaran kita pada lingkungan sekitar yang juga ada hubungannya dengan meditasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan tips pertama ini seorang filmmaker mengerahkan keenam indera untuk memperhatikan keseluruhan lokasi pengambilan video, cara ini biasa disebut wide. Di tahap ini akan membantu pembuat video menemukan banyak ide, dengan kesadaran penuh seorang pembuat video akan mampu menangkap banyak hal yang ada di sekeliling lokasi shooting. 

“Misalnya kita di kamar, kita bisa lihat ada apa aja sih di dalam kamar kita. Misalnya ada lampu pijar, ada tanaman, ada tumpukan buku, itu bisa kita ambil video jadi tiga objek terpisah. Ketika lagi shooting kan kita juga pakai suara, kalau kita pakai narasi terus misalnya kita shooting di jalanan, kan kita akan mendengar suara-suara di jalanan itu, ini akan menambah feel kita sesuai lokasi yang digunakan shooting. Terus ada rasa, sentuhan , dan masih banyak lagi objek yang bisa kita tangkap dengan indera kita, itu semua bisa dijadikan dalam bentuk visual. Jadi rasa, bau, sentuhan, perasaan, itu bisa dijadikan dalam bentuk visual nantinya,” jelasnya.

Setelah awareness atau mengambil secara keseluruhan yang ada di lokasi shooting, Putra melanjutkan ke tahap kedua yaitu attention. Di tahap ini seorang filmmaker harus mampu memusatkan perhatian pada satu objek yang akan dijadikan video. Tahap ini menurut Putra adalah kendala yang paling sulit dalam proses membuat video. Kebanyakan seorang pembuat video akan kebingungan dalam memilih objek dari sekian banyak objek yang ada di lokasi shooting.

 “Kendala shooting biasanya kita kesusahan untuk memilih objek karena kita akan merasakan banyak sensasi dalam satu tempat. Ini kadang menjadi kendala yang paling susah ketika kita akan shooting. Misalnya kita duduk di cafe banyak objek yang ada di depan kita dan kita bingung mau ambil objek yang mana untuk shooting kita. Tapi kalau kita mau fokus satu objek misalnya kita sedang minum teh, kita fokuskan pikiran pada tehnya ini sudah bisa jadi satu objek shooting, kita bisa ceritakan rasanya, aromanya, warna tehnya, suhunya, gelasnya dan lain-lain. Ini juga sebenarnya salah satu dasar meditasi, fokus satu objek.”

Tahap attention akan mempermudah pembuat video untuk menyampaikan pesan dalam videonya, di samping itu video akan menarik untuk ditonton dan tidak membingungkan. Tahap ini seperti halnya dalam menulis ketika melebar dan tidak fokus pada satu pesan akan menjadi tidak menarik dan membingungkan pembaca. Begitu pula dalam pembuatan video betapa pentingnya fokus pada satu pesan yang akan disampaikan. Sama halnya ketika seseorang akan menjalankan mindfulness,  seseorang akan memfokuskan satu objek.

“Jadi langkah di tahap pertama ini adalah mengambil visual wide atau keseluruhan objek dalam sebuah lokasi shooting, baru kemudian fokus pada satu objek sebagai objek utama yang ingin kita sampaikan,” imbuhnya.

Teknik dasar mengambil video menggunakan Handphone

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan agar video menarik:

  1. Mengambil video menggunakan HP secara vertikal maupun horizontal

Pengambilan video menggunakan HP bisa dilakukan secara vertikal maupun horizontal tetapi harus konsisten. Jika dri awal dengan cara vertikal harus terus vertikan sampai akhir, beitu juga dengan cara horizontal. Ada batas waktu merekam yang perlu diperhatikan dalam tahap ini. 

  1. Rekam video minimal 10 detik untuk satu objek sebelum pindah ke angle lain

Minimal merekam 10 detik, misalnya ketika seseorang ingin merekam ombak pertama lihat whitenya/pantainya dulu direkam 10 detik, terus pindah misalnya mau merekam langkah kaki di pasir rekam selama 10 detik. Terus pindah lagi misalnya di pantai ada anjing melonglong ya direkam lagi selama 10 detik, usahakan dapat suara longlongannya. Jadi dalam satu frame pantai itu dapat macem-macem, ada langkah kaki, ada suara anjing, kalau misalnya ada suara ombak juga direkam detail ombaknya 10 detik. Dengan cara ini dalam satu tempat bisa mendapatkan banyak sekali footage. Pertama adalah aware sama pantainya dulu, baru dipilah-pilah menjadi banyak detail.

  1. Merekam audio dari dekat sumber suara.

Audio adalah hal paling penting dalam pembuatan video, ini jauh lebih penting daripada visualnya. Dalam tahap ini juga bisa ditambahkan musik jika pembuat video memang ingin ada suara musik dalam videonya. Seberapapun bagusnya visual namun ketika audio atau suaranya tidak jelas, kuping penonton atau pendengar akan terganggu.  Jadi paling penting adalah kualitas audio. Cara merekam suara dari dekat, maksimal jauhnya 1 m dari sumber suara, jangan kejauhan karena biasanya menyebabkan orang tidak mau nonton videonya. 

  1. Kemudian rekam suara yang menarik tanpa gangguan.

Merekam suara secara keseluruhan, jangan sampai terpotong. Salah satu contoh, misalnya ada orang main musik dan bernyanyi rekam sampai akhir jangan dipotong, untuk pemotongan bisa dilakukan ketika proses editing.

  1. Wawancara/Talking heads interview penting.

Bagi pembuat video yang menghendaki menggunakan wawancara, lakukan wawancara dengan tokoh yang terlibat dengan momentum tersebut. Penting sekali untuk meminta narasumber atau tokoh bercerita secara detail, karena film yang dibuat merupakan cara seorang pembuat film bertutur yaitu melalui visual dan audio. Visualnya merupakan rekaman adegan-adegan dengan cara wide dan close up, sedangkan audio di tuturkan dengan wawancara dari sudut pandang tokoh.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *