• Thursday, 26 August 2021
  • Joko Adi Pradana
  • 0

Untuk memperoleh kearifan hidup atau kebijaksanaan hidup, kita tidak harus menunggu dewasa atau tua. Kearifan hidup bisa kita latih sejak dini. Usia dan pengetahuan tidak menjamin seseorang memperoleh kearifan hidup. Kita dapat melihat dengan mudah penjara-penjara disesaki oleh mereka yang berpendidikan tinggi.

Kejahatan terjadi yang dilakukan oleh para orang yang berpengetahuan, orang dewasa dan mereka yang berpengalaman karena disebabkan mereka kurang memiliki kearifan hidup atau kebijaksanaan hidup. Yang dimiliki oleh mereka adalah kearifan/kebijaksanaan duniawi dan kurang memiliki kebijaksanaan spiritual. Sehingga banyak dari mereka yang menggunakan kekuasaannya, jabatannya dan juga pengetahuannya untuk bertindak keliru, tanpa memikirkan sebab yang akan terjadi di kehidupan ini maupun kehidupan yang akan datang.

Bagaimana cara kita belajar untuk memperoleh kearifan hidup yang sesungguhnya?

Kearifan hidup dapat diperoleh dalam menjalani laku spiritual, dan juga dapat kita peroleh dalam beberapa hal ketika menjalani kehidupan sehari hari. Dalam buddhis terdapat sebuah praktik untuk memperoleh kearifan hidup/kebijaksanaan hidup.

Tiga cara memperoleh kearifan hidup

Di dalam Digha Nikaya, disebutkan bahwa kebijaksanaan/kearifan dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu:

1. Kebijaksanaan diperoleh melalui mendengar (Sutamayapanna )
kebijaksanaan yang dikembangkan dengan cara mendengar dan juga belajar Dhamma, mengingat dan kemudian mempraktikan apa yang telah dipelajari.

2. Kebijaksanaan diperoleh melalui berpikir (Cintamayapanna),
kebijaksanaan yang dikembangkan dengan cara perenungan, dengan pengertian yang benar.

3. Kebijaksanaan diperoleh melalui meditasi (Bhavanamayapanna)
kebijaksanaan yang dikembangkan dengan cara mempraktikan meditasi.

Seseorang yang mempraktikan meditasi dengan tekun dan bersungguh-sungguh akan memperoleh pengertian benar dan akan memiliki batin yang kuat dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup, mereka akan lebih bijaksana dalam menghadapi persoalan hidup.

Orang bijaksana mempraktikan moralitas (sila) dengan baik yang memiliki standar tinggi. Dia menjalani dasar dari perbuatan baik melalui berdana, menjalani aturan moral (sila), dan melatih pikiran dan batin melalui meditasi. Mereka mendukung dan mempengaruhi orang lain untuk senantiasa melakukan perbuatan baik.

Mereka yang bijaksana melatih moral (sila) dengan cara tidak membunuh makhluk hidup, tidak mencuri, tidak melakukan pelanggaran seksual, tidak berbohong, dan juga tidak mengonsumsi minuman atau zat yang dapat melemahkan kesadaran dan membuat ketagihan. Mereka menghindari sebuah tindakan yang dapat menyebabkan penderitaan dan kerugian bagi orang lain.

Orang yang memiliki kearifan/kebijaksanaan mengetahui bahwa pikiran merupakan sebuah sumber dari sebuah kebijaksanaan untuk melakukan semua tindakan. Mereka terus menjaga pikirannya agar tidak terpengaruh oleh kotoran batin yaitu seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Mereka menjalani laku spiritual melalui pembelajaran Dhamma, dan juga melaksanakan meditasi.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *