Sikap egois menghalangi rasa cinta kita kepada makhluk hidup, kita semua pernah mengalaminya dalam beragam kadar. Agar kebahagiaan datang, kita butuh sebuah pikiran yang tenang, dan sebuah kedamaian demikian hanya bisa didapatkan dari sikap penuh cinta kasih. Bagaimana caranya untuk mengembangkan sikap ini?
Pertama-tama kita harus jelas akan apa yang dimaksud dengan cinta kasih. Banyak bentuk cinta kasih tercampur dengan keinginan dan kemelekatan. Contohnya rasa cinta yang dimiliki oleh orang tua kepada anaknya sering dihubungkan dengan kebutuhan emosi mereka, jadi itu tidak sepenuhnya cinta kasih.
Biasanya ketika kita teringat akan seorang teman, kita sebut ini sebagai cinta kasih, namun ini juga merupakan sebuah kemelekatan. Juga dalam pernikahan, cinta di antara suami dan istri-umumnya pada awal, ketika setiap pasangan masih belum mengenal karakter pasangan terdalamnya dengan baik – bergantung pada sebuah kemelekatan daripada sebuah cinta yang sesungguhnya.
Pernikahan akan bertahan sementara, karena kurangnya cinta kasih; Keinginan kita bisa menjadi kuat kepada orang yang kita cintai sehingga terlihat tanpa cacat, pada kenyataannya orang tersebut penuh dengan kesalahan. Dan lagi, kemelekatan membuat kita membesarkan hal positif kecil.
Cinta kasih tanpa kemelekatan itu mungkin. Kita butuh menjernihkan perbedaan antara cinta kasih dan kemelekatan. Cinta kasih sesungguhnya bukan hanya sebuah reaksi emosional namun sebuah komitmen teguh. Karena dari dasar yang kokoh ini, sebuah cinta kasih kepada orang lain tidak berubah jika mereka bersikap negatif. Tidak peduli apakah orang tersebut kawan atau lawan, selama orang tersebut berharap untuk kedamaian dan kebahagiaan dan berharap untuk melampaui penderitaan. Ini adalah cinta kasih yang jernih. Bagi praktisi ajaran Buddha, tujuannya adalah untuk mengembangkan bentuk cinta kasih ini, cinta kasih ini murni untuk kebaikkan orang lain, kepada semua makhluk hidup di semesta.
Kita memiliki persamaan akan kebutuhan cinta, dan dasar kebersamaan ini, sangat mungkin untuk siapa pun yang kita temui, dalam situasi apa pun, adalah kakak dan adik.
Cinta kasih bisa dirasakan hanya ketika sikap mementingkan diri sendiri dihapus. Namun ini tidak berarti kita tidak bisa mulai untuk mengolah cinta kasih dan mulai untuk membuat kemajuan secepatnya.
*Disarikan dari The Compassionate Life, karya Dalai Lama.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara