• Monday, 22 January 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Surahman Ana

Sebanyak kurang lebih 60 peserta, turut berpartisipasi dalam kegiatan “Temu Meditasi dan Refleksi” yang diselenggarkan oleh Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF Society) bersama Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) dan Yayasan Dharmayatra Nusantara, didukung oleh Dana Indonesia pada Sabtu-Senin (20-22/01/2024). Sejalan dengan tema utama, dalam kegiatan ini para peserta mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan berlatih meditasi lebih mendalam.

Selain mendapatkan workshop dari para pakar Borobudur, selama tiga hari pelaksanaan kegiatan peserta diajak praktek meditasi setidaknya dua kali sehari, sesi pagi di Candi Borobudur dan sesi sore di Svarga Bumi Dusun Ngaran, Borobudur, Magelang. Dengan dihadirkannya sesi ini, diharapkan akan memberi kesadaran bahwa Borobudur adalah sumber dari sumber meditasi. Dan juga Borobudur merupakan sumber dari sumber pengetahuan tentang hal-hal yang esoteris dan universal lintas agama.

Lebih menariknya, dalam praktek meditasi peserta juga diperkenalkan beragam metode yang diberikan oleh enam pembimbing selama tiga hari. Hari pertama dibimbing oleh Bhikkhu Ditthi Sampanno dan Upasaka Agus Susanto, hari kedua oleh Acarya Chanyuan dan DR. Turita Indah Setyani, sementara Lama Konchok Norbu dan Brenda IE-McRae menjadi pembimbing meditasi di hari terakhir.

Gerimis pagi hari yang menyertai para peserta melaksanakan meditasi di Candi Agung, tak sedikitpun memudarkan semangat untuk melihat ke dalam diri secara lebih kusyuk. Suasana yang sunyi di area candi, pada pukul 05.00 WIB, mendukung kekhidmatan meditasi pagi. Usai meditasi peserta melaksanakan pradaksina mengitari stupa utama candi sembari melafalkan sutra yang dipimpin oleh Bhikkhu Sangha.  

Dalam ajaran Buddhisme sendiri, meditasi lebih dipahami sebagai jalan spiritual untuk membersihkan kekotoran batin yang menjadi sumber kejahatan, serta menjadi jalan seseorang untuk mencapai potensi tertinggi atau mencapai tingkat kesucian. Namun, tidak sedikit yang menyatakan bahwa meditasi juga bisa mendukung kesehatan seseorang bahkan membantu dalam proses penyembuhan bagi orang sakit, yang lebih dikenal dengan healing meditation.

DR. Turita Indah Setyani, sebagai salah satu pembimbing, memperkenalkan metode healing meditation kepada peserta. Metode ini menekankan pada fokus perhatian kepada hembusan nafas, serta dihimbau untuk menempelkan lidah pada langit-langit rongga mulut. Tujuannya adalah untuk mengalirkan energi positif ke seluruh tubuh.

“Ketika batin kita dipenuhi energi atau emosi negatif, itu dapat memicu munculnya racun di dalam tubuh. Racun-racun inilah yang kemudian menjadi sumber penyakit. Dengan melatih meditasi, kita melatih pikiran untuk memancarkan energi positif, membantu membersihkan dan menetralisir racun dalam tubuh kita, sehingga tubuh menjadi lebih segar dan sehat,” ungkap DR. Turita.

Sesi meditasi dibagi menjadi tiga tahap, termasuk pemanasan selama lima menit pertama, diikuti oleh sesi meditasi selama kurang lebih 10 menit, dan ditutup dengan meditasi sesi ketiga dengan durasi yang lebih panjang. Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang pemahaman mendalam tentang meditasi tetapi juga sebuah persembahan spiritual dalam merayakan 1200 Tahun Candi Borobudur.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *