Antusias masyarakat Temanggung dalam berkesenian sudah tidak diragukan lagi. Dunia kesenian seperti sudah melekat pada setiap sendi kehidupan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Coba tengok tontonan youtube anak-anak Temanggung; gending-gending karawitan, soreng, koncer, gedrug, kuda kepang ada pada daftar teratas. Itu-itu saja tapi banyak pilihan klub kesenian di Temanggungan. 1.600 bukan angka sembarangan untuk sebuah klub kesenian kabupaten.
Orang dewasa pun begitu. Malahan, di beberapa daerah mempunyai kebiasaan unik. Satu kampung nonton bareng seni rakyat menggunakan layar lebar di depan vihara pada waktu-waktu tertentu. Tahun baru, malam 1 Suro, libur lebaran, dan sebagainya sambil menikmati cilok yang dimasak bersama-sama.
Dari kebiasaan nonton kesenian rakyat tersebut minat anak-anak untuk terlibat menjadi pelaku seni menjadi tumbuh alami. Belajar dengan meniru, berkelompok, dan jika ada kesempatan ikut pentas bersama teman sebaya. Hal tersebut juga terjadi di Dusun Krecek. Minat masyarakat pada kesenian tak pernah padam.
Terbukti saat BuddhaZine Among Budaya menggelar pelatihan karawitan. Semula hanya mengakomodir dua kelompok karawitan, kini menjadi tiga kelompok. Anak-anak Sekolah Minggu Buddhis, pemuda, dan dewasa. Belum lagi kelompok perempuan minta jadwal sendiri.
Latihan yang semula hanya 1 minggu sekali setiap kelompok juga jadi 2 kali. Sekali latihan dengan pelatih, satu kali lagi latihan mandiri tanpa pelatih. Dalam satu minggu 6 kali latihan, Krecek jadi lebih hidup, hampir tiap malam ada tabuhan gamelan.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara