Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia (KMBUI) meluncurkan program Desa Binaan. Program yang diselenggarakan oleh komisi pengabdian kepada masyarakat KMBUI ini berbentuk kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Program ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat sekitar,” tutur Kevin, salah satu penggagas program ini. Dengan menggandeng Cetiya Dhamma Manggala (CDM, Jakarta, Buddhist Reborn, dan BuddhaZine program ini berhasil diselenggarakan. Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, terpilih menjadi desa binaan KMBUI tahun ini.
Sebanyak tiga puluh lima Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia turun langsung ke Dusun Krecek. Selama lima hari, Minggu – Kamis (25 – 30/8) mereka tinggal dan melakukan berbagai aktivitas bersama warga dusun. Mulai dari kerjabakti membongkar rumah, membantu bertani rumah yang ditinggali, mengajar Sekolah Minggu Buddhis, hingga mengajar anak-anak Sekolah Paud Saddhapala.
Tak hanya itu, dalam program Desa Binaan, KMBUI juga membuat terobosan baru berupa pemberdayaan ekonomi. Mereka mendanakan sebuah mesin roasting kopi dan membuat pelatihan merawat kebun, memproses kopi setelah panen, menyangrai hingga pemasaran.
Baca juga: “Pembinaan Umat Buddha di Pedesaan Harus Dibarengi Pemberdayaan Ekonomi”
“Untuk mendapatkan hasil maksimal memang membutuhkan waktu yang panjang, saya sendiri belajar dan bergelut di dunia kopi lebih dari tiga tahun baru dapat juara 4 tingkat nasional dalam hal memproses kopi,” turut Anas Hana Purwanto, dalam sesi pelatihan memproses kopi Minggu, (26/8).
Setelah mendapatkan juara, kopi yang diproses oleh pemuda asli Temanggung ini baru mendapat nilai jual yang tinggi. “Tapi kalau sudah mendapatkan nilai, kopi kita akan banyak yang cari dengan nilai jual yang lebih baik,” tuturnya.
Sedangkan pada sesi lain, Andika Ajie Sastra yang telah melihat kopi dusun Krecek mengatakan bahwa kualitasnya berani diadu. “Ini sudah bagus kok pak, tinggal proses sortir,” terang Mas Andika.
Lebih lanjut, pemilik Dewaji Kaffe yang terletak di Bandung ini juga berjanji untuk membantu memasarkan kopi warga Krecek bila sudah diproses dengan benar. “Saat ini kebutuhan kopi robusta masih sangat tinggi, tapi sekali lagi harus diproses dengan baik. Saya siap menawarkan ke kedai-kedai kenalan kami,” tuturnya.
Senada dengan Mas Ajie, anak-anak KMBUI juga bersedia untuk memasarkan produk kopi warga Krecek ke kota-kota mereka.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara