Foto : Dok. KBTI
Jumat (3/5/2024), Wanita Theravada Indonesia (Wandani) menyelenggarakan acara Talk and Fund Raising secara daring yang membahas tentang umat Buddha di Pedalaman Maluku. Pembicara utama acara ini adalah Bhante Siriratano. Acara juga disiarkan melalui kanal YouTube Wanita Theravada Indonesia.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Randy Tunggeleng ini, Bhante Siriratano berbagi kisah awal mula perjumpaan dengan warga pedalaman Maluku tepatnya di Yamatitam pada 2014 silam dan perkembangan umat Buddha di sana higga saat ini. Menurut Bhante, penduduk Yamatitam adalah salah satu suku Alifuru di Pulau Seram. Lokasinya berada di pegunungan dan tidak ada akses jalan untuk kendaraan.
Saat pertama berkunjung ke wilayah ini, bhante bercerita membutuhkan waktu tempuh hampir dua hari satu malam dari Kobisonta, Maluku. Pola kehidupan masyarakatnya masih berpindah-pindah serta tidak mengenal pendidikan sekolah. Bahkan untuk komunikasi pun terkendala, karena warga di sana belum bisa Bahasa Indonesia. Kendati demikian, melalui salah satu anggota yang memahami bahasa mereka, akhirnya pembicaraan bhante dapat dimengerti oleh warga Yamatitam.
“Akhirnya kira-kira jam setengah lima sore waktu itu, mereka menyatakan ingin ikut bhante. Jadi pada saat itu mereka menyatakan bahwa kami adalah tamu dari luar yang pertama kali mereka terima. Selama ini mereka memang belum pernah menerima tamu,” kata bhante.
Setelah warga menyatakan ikut bhante, diadakan upacara wisudi sederhana sehingga warga Yamatitam pun resmi menjadi umat Buddha dan minta didata. Namun dibalik tertariknya mereka menjadi umat Buddha, ada kisah menarik, yang menjadi salah satu alasan mereka menerima rombongan bhante.
“Alasan mereka ikut dan mau diwisudi, karena setelah kita mengadakan perbincangan meskipun singkat, dan mereka mengaku merasa cocok. Secara budaya, entah bagaimana ketika kita yang datang dianggap sebagai saudara. Jadi ada tanda-tanda, ada semacam kesurupan. Jadi hampir semua warga kesurupan. Dan budaya itu, ternyata bagi mereka dianggap sebagai pertanda bahwa kedatangan kita diterima oleh leluhur mereka dan semuanya.”
Semenjak itu, bhante beberapa kali melakukan pembinaan di Yamatitam bahkan saat ini sudah mulai menyebar ke dua desa pedalaman lain meskipun jaraknya jauh. Pendekatan yang dilakukan bhante tidak hanya sekadar memberi bantuan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih dalam dengan masyarakat pedalaman.
“Saat ini jumlah umat Buddha di sana sekitar 300 jiwa,” terang bhante.
Menyadari tantangan dalam komunikasi dan kebutuhan dasar masyarakat, bhante berusaha membantu dalam berbagai aspek, termasuk pendidikan dan pengembangan ekonomi. Beberapa anak dari mereka disekolahkan di Makasar. Dan sekarang salah satu dari anak-anak tersebut ada yang sudah menjadi samanera.
Namun, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi, terutama dalam pengembangan ekonomi. Bhante menyampaikan, beberapa kali mencoba untuk mengajarkan mereka menanam padi baik itu padi kering atau padi sawah, tapi sampai sekarang mereka belum bisa. Bhante juga memberikan saran agar mereka tidak lagi berpindah-pindah, dan menetap di satu tempat.
Sementara itu, terkait upaya mendukung kemajuan umat Buddha di sana, saat ini bhante bersama dengan Sangha Theravada Indonesia (STI) dan Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI) sedang mencanangkan pembangunan Taman Buddha Jaya Giri Arama dan penyelenggaraan Dharmasanti Waisak yang rencananya akan digelar tanggal 30 Mei tahun ini.
Bhante menjelaskan bahwa pembangunan taman akan didirikan Rupang Buddha dan dibuat candi. Lokasi pembangunan pun berada di tengah-tengah antara warga lokasi pedalaman dan warga bagian kaki gunung. Hal ini bertujuan agar warga pedalaman dapat bersosialiasi dengan warga di bawah, karena selama ini warga pedalaman sangat jarang bebaur dengan masyarakat bawah.
Sementara untuk penyelenggaraan Dharmasanti Waisak, bhante berharap menjadi momen untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa ada umat Buddha di pedalaman Yamatitam.
Dengan harapan bisa mewujudkan program-program yang telah direncanakan, bhante menyampaikan sumbangsih umat Buddha dari luar sangat dibutuhkan untuk kelangsungan dan kemajuan umat Buddha di Yamatitam dan sekitarnya. Bhante juga mengundang partisipasi dari seluruh umat Buddha untuk mendukung pembangunan taman dan penyelenggaraan Dharmasanti Waisak.
“Ini membuka peluang bagi umat Buddha di seluruh Indonesia untuk berdana, bagi perkembangan umat di Yamatitam dan lainnya,” tambah Bhante.
Bagi umat yang ingin berpartisipasi dalam pengembangan umat Buddha di Yamatitam dan sekitarnya bisa melalui nomor rekening yang tertera pada pamflet.
Informasi: Sekretariat Wandani ( 081386351810 )
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara