• Thursday, 12 October 2017
  • Shri Caraka Dharma
  • 0

“Duka tak bisa diatasi dengan harta. Kebijaksanaanlah yang bisa mengatasinya.” ~ Bhante Saddhanyano

Minggu (8/10) Wihara Ekayana Arama mengadakan perayaan Kathina 2017. Dihadiri oleh 72 anggota Sangha dari Sangha Agung Indonesia, kurang lebih 4.000 umat Buddha turut menyemarakkan acara. Rangkaian acara diawali dengan pindapatta yang dilangsungkan pada pukul 08.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan acara sembahyang.

Dhammadesana Kathina 2017/ 2561 BE di Wihara Ekayana Arama, Jakarta Barat, dibabarkan oleh Bhante Saddhanyano. Wihara Ekayana Arama mengangkat tema, “Ikhlas Mendukung Sangha Pengawal Dharma Kasih Buddha Tumbuh di Hati Kita”

“Adanya dukungan umat Buddha pada Sangha membuat praktik Dhamma membawa kemajuan dari berbagai aspek Dhamma yang hidup. Apa itu Dhamma yang hidup? Ia adalah Dhamma yang bisa dirasakan dampaknya secara langsung,” tutur beliau dalam beberapa kalimat pembukanya.

“Keikhlasan membawa kebahagiaan. Untuk bahagia, tidak ada cara lain dalam hidup ini selain berbuat baik, berbuat baik, dan berbuat baik. Sebelum berdana, bahagia. Ketika berdana, bahagia. Usai berdana, bahagia. Berdana pada Sangha menambah berkah usia panjang, rupawan, kebahagiaan, dan kekayaan.”


Praktik berdana

Ayu vanno sukkham balam

Bhante Saddhanyano menambahkan, “Kita semua menginginkan hidup penuh dengan berkah. Ada sebuah riwayat, seorang perempuan yang setia berpraktik dalam Dhamma, karena merasakan hasilnya.”

Seorang anak bertanya kepada ibundanya, “Ibu, kenapa selalu ke wihara? Kenapa meditasi? Kenapa berdana? Sementara dengan berbuat itu, nasib kita tidak berubah sama sekali, kita tidak kaya, kita tidak terkenal, kita biasa saja. Mengapa kita tetap ke wihara?

Ibunya menjawab dengan pelan, “Anakku…, apa yang kamu katakan, betul semua. Tidak ada yang salah. Sampai hari ini, kita tidak kaya, kita juga tidak terkenal. Tetapi begini anakku, kita ke wihara bukan untuk itu semua.

“Kita ke wihara, kita meditasi, kita berdana, tujuannya adalah untuk melepas. Bukan untuk mendapatkan sesuatu, tetapi justru melepas. Apa saja yang dilepas? Pertama, kita melepas kekhawatiran. Ia hilang pelan-pelan, kecemasan menghilang. Kedua, kesombongan hilang perlahan-lahan. Kita belajar menjadi orang yang rendah hati dan tahu diri. Ketiga, kemalasan lambat laun hilang. Terakhir, rasa syukur terus tumbuh.

“Itulah yang membuat ibu merasa bahagia, ibu tidak pernah menyesal berbuat baik, membaca paritta, meditasi, dan menjalankan sila.”


Sangha dana

Bhante Saddha menyampaikan pesannya, “Sifat baik ada di dalam diri. Jika tidak dipupuk, ia akan hilang. Diganti oleh kecemburuan, egoisme, keserakahan yang menguasai kita. Cinta kasih dan welas asih perlu ditumbuhkan. Agar hidup kita bisa menjadi bahagia.”

“Keluarga adalah orang terdekat untuk kita bahagiakan, setelah itu Anda bisa berbuat lebih untuk orang lain, untuk umat Buddha. Masuk surga tidak harus nunggu meninggal. Memang masuk surga setelah meninggal itu penting. Tetapi bahagia dalam kehidupan yang sekarang, juga tidak kalah penting.”

Usai Sangha dana, acara ditutup dengan pemercikan air suci oleh anggota Sangha kepada umat yang hadir di wihara.

 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *