• Tuesday, 24 September 2013
  • Sutar Soemitro
  • 0

Sippa Dhamma Samajja Tingkat Nasional kembali diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI untuk kelima kalinya. Kali ini diadakan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta tanggal 16-19 September 2013.

“Sippa Dhamma Samajja adalah lomba keterampilan agama Buddha,” jelas Dasikin, ketua panitia yang juga Sekretaris Direktur Jenderal Bimas Buddha Kementerian Agama RI. Lomba ini adalah gelaran tahunan sejak tahun 2009 yang diikuti siswa SD, SMP, dan SMA.

Pada lomba kali ini jumlah peserta tercatat mencapai 648 anak dari 28 propinsi seluruh Indonesia, memperebutkan Piala Bergilir Menteri Agama Republik Indonesia. Menteri Agama Surya Dharma Ali hadir langsung untuk membuka acara secara resmi pada tanggal 16 September malam.

“Semoga acara ini melahirkan anak-anak yang berkualitas rasa, memiliki talenta yang beraneka, dan tentu menjadi anak-anak yang beriman dan bertakwa dengan spiritualitas yang tinggi dan dapat mengimplementasikan apa yang diajarkan oleh ajaran Buddha,” harap Surya Dharma Ali.

Ada 7 jenis yang diperlombakan, yaitu: (1) Cerdas Cermat SD, SMP, dan SMA; (2) menyanyi lagu Buddhis solo tingkat SD, SMP, dan SMA; (3) Dhammadesana bahasa Indonesia tingkat SD; (4) Dhammadesana bahasa Inggris tingkat SMP dan SMA; (5) melukis bernuansa Buddhis tingkat SD, SMP, dan SMA; (6) menulis cerpen bernuansa Buddhis tingkat SD, SMP, dan SMA; dan (7) tari kreasi Buddhis (campuran SD, SMP, dan SMA).

Ketujuh jenis lomba tersebut disebut Dasikin mencakup 3 aspek penting perkembangan anak, yaitu segi kognitif, afektif, dan psikomotor. “Tujuan perlombaan ini untuk menggairahkan generasi muda untuk lebih memahami ajaran Buddha Dhamma yang dipraktekkan dalam kehidupan dari berbagai segi, yaitu segi kognitif, afektif, dan psikomotor,” jelas Dasikin.

Ia memberi contoh, untuk segi kognitif misalnya adalah cerdas cermat dan ceramah berbahasa Indonesia dan Inggris. Segi afektif diimplementasikan dalam cerpen, sedangkan segi motorik diimplementasikan dalam lomba melukis dan menari.

“Sebetulnya di lomba ini kita mengembangkan tiga kemampuan itu secara bersama-sama agar generasi muda Buddhis menjadi umat yang mapan dan berkarakter yang diharapkan oleh agama maupun bangsa,” tambah Dasikin. Ia mencontohkan ceramah, harus memiliki tiga aspek penilaian. Dari segi materinya, bahasa, dan bagaimana menyajikannya.

Untuk penilaian lomba, panitia merekrut para juri yang berasal dari para ahli agama, praktisi, dan tokoh umat Buddha yang berkompeten.

Semua jenis perlombaan secara serentak dilombakan pada hari kedua dan ketiga yang terbagi dalam 13 ruangan. Sebagian lomba langsung menentukan juara pada hari kedua, sebagian lagi baru ditentukan pada hari ketiga.

Kontingen Propinsi DKI Jakarta berhasil mempertahankan status sebagai juara umumnya yang diperolehnya selama tiga tahun berturut-turut.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *