• Saturday, 19 October 2019
  • Deny Hermawan
  • 0

Vihara Avalokiteshvara (Klenteng Kwan Im Kiong) Pamekasan merupakan salah satu dari 3 klenteng yang ada di Madura. Lokasinya terletak di Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, 14 km sebelah timur Kota Pamekasan, di sekitar Pantai Talang Siring. Apa uniknya?

Awalnya klenteng ini adalah sebuah bangunan bercungkup dengan atap daun kelapa yang dibangun sekitar awal tahun 1900-an, untuk menampung temuan patung-patung dari kerajaan Majapahit yang dikirim untuk salah satu kerajaan di Pamekasan.

Sekitar tahun 1400 M, Kerajaan Jamburingin (Proppo-Pamekasan) berencana membuat candi di pusat kraton. Majapahit sebagai induk penguasa wilayah Jamburingin membantu pembangunan candi dengan mengirim beberapa arca (patung) pemujaan.

Patung-patung tersebut dikirim dengan kapal laut lewat Pelabuhan Talang yang berjarak kurang lebih 35 km dari Jamburingin. Namun pengiriman ke lokasi candi gagal karena angkutan rusak. Penguasa Jamburingin lantas memutuskan untuk membangun candi di sekitar Pelabuhan Talang.

Saat Islam mulai menyebar di daerah Pamekasan, yang menyebabkan pembangunan candi di Pantai Talang pun tak kunjung terlaksana. Patung-patung kiriman dari Majapahit ditinggalkan orang, terbengkalai dan perlahan lenyap tertimbun tanah.

Hingga pada awal 1800-an patung-patung tersebut tidak sengaja ditemukan kembali oleh seorang petani ketika menggarap ladangnya. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menugaskan Bupati Pamekasan saat itu, Raden Adullatif Palgunadi yang bergelar Panembahan Mangkuadiningrat I (1804-1842) untuk mengangkat dan memindahkan patung-patung tersebut ke Kadipaten Pamekasan.

Namun, karena keterbatasan sarana, patung-patung tersebut gagal lagi untuk diangkut. Akhirnya patung-patung tersebut tetap dibiarkan berada di tempat semula ketika ditemukan.

Seratus tahun berselang, sekitar tahun 1900, sebuah keluarga keturunan Tionghoa membeli tanah yang mana patung-patung tersebut berada. Setelah dibersihkan, diketahui bahwa itu adalah patung-patung Buddhis aliran Mahayana versi Majapahit.

Patung-patung tersebut dikumpulkan dalam sebuah bangunan bercungkup dengan atap daun kelapa. Seiring waktu mulai dibenahi dan jadilah Vihara Avalokiteshvara (Kwan Im Kiong) Kelenteng Pamekasan sampai saat sekarang.

Masterpiece di sini adalah patung Bodhisattwa Avalokiteshvara (Kwan Im Pho Sat) gaya Majapahit dengan ukuran tinggi 155 cm, tebal tengah 36 cm dan tebal bawah 59 cm. Kwan Im bermudra anjali ini diapit dua pendampingnya yang merupakan arca baru.

Arca era Majapahit lain yang ditemukan di tempat ini adalah Tri Buddha (Sam Po Hud), yang di sini meliputi Buddha Amitabha, Buddha Amogasiddhi, dan Buddha Ratnasambhava. Semua arca terbuat dari batu hitam, namun sekarang diwarnai kuning keemasan.

Selain itu, keunikan lain adalah adanya pura Hindu dan langgar di dalam kompleks tempat ibadah Tridharma ini. Karena itulah, vihara ini memperoleh rekor MURI tahun 2009 sebagai vihara terunik yang di dalamnya terdapat bangunan ibadah agama lain.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *