• Sunday, 15 December 2013
  • Sutar Soemitro
  • 0

Musyawarah Nasional (Munas) ke-9 Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) yang berlangsung tanggal 13-15 Desember 2013 memilih Romo Piandi sebagai Ketua Umum yang baru menggantikan Ketua Umum sebelumnya Romo Sudhamek AWS.

Dalam pemilihan ketua yang berlangsung Sabtu malam, 14 Desember, Romo Piandi mendapatkan 69 suara, mengungguli kandidat lain Romo Amin Untario yang mendapatkan 48 suara. Romo Piandi sebelum ini adalah Ketua Lembaga Perekonomian MBI, dan sebagai ketua pelaksana Munas kali ini.

Munas kali ini dihadiri oleh sekitar 190 pimpinan daerah MBI, serta unsur-unsur badan otonom lainnya seperti Pemuda Buddhayana (Sekber PMVBI), Wanita Buddhayana (WBI), Mahasiswa Buddhayana (IMABI), Sarjana dan Profesional Buddhayana (SIDDHI), dan Warga Usia Lanjut Buddhayana (Wulan Bahagia). MBI adalah organisasi Buddhis pertama di Indonesia, yang didirikan oleh Maha Bhiksu Ashin Jinarakhitta pada tanggal 4 Juli 1955 di Watugong, Semarang. Kini memiliki cabang di 25 propinsi di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua.

Sejumlah tokoh agama dan masyarakat hadir dalam pembukaan Munas yang diadakan di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta tersebut. Diantaranya Ketua MPR Sidarto Danusubroto, Dirjen Bimas Buddha Kemenag Djoko Wuryanto, Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum ICRP Siti Musdah Mulia, Sastrawan KH. Mustofa Bisri (Gus Mus), Jimly Asshiddiqie, Ahmad Syafii Maarif, Anis Baswedan, Teten Masduki, dan Ulil Abshar Abdalla. Hadir juga Sekretaris Jenderal Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) Bhikkhu Dhammakaro Thera, pimpinan Sangha, dan majelis-majelis agama Buddha.

“Majelis Buddhayana Indonesia bisa diterima dan bergaul dengan cukup baik dengan berbagai tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan berbagai latar belakang sedemikian rupa adalah karena kami mengusung nilai-nilai universal, kami menerapkan nilai-nilai non-sektarian, inklusivisme, pluralisme, dan spiritualisme keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana konsep tersebut universal yang ada di agama mana pun,” tutur Romo Sudhamek.

Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, Romo Sudhamek menyebut donor darah sebagai salah satu contohnya, “Pada waktu kita membutuhkan darah, kita tidak lagi mempertanyakan agama dan keyakinan pemilik darah tersebut. Yang penting golongan darah cocok, kita terima dengan puji syukur, maka nyawa demi nyawa akan terselamatkan.”

Romo Sudhamek juga menyebut MBI terlibat secara aktif dalam pembentukan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) dan Institut Pluralisme Indonesia. “Kita hidup bukan dilihat dari perbedaan-perbedaan, melainkan dari kesamaan-kesamaan. Dan ternyata begitu indahnya hidup ini pada saat kesamaan-kesamaan itu bisa kita wujudkan secara bersama-sama.”

Romo Sudhamek telah dua periode memimpin MBI sejak pertama terpilih pada Munas ke-7 tahun 2003. Setelah ini, ia terpilih menjadi Ketua Dewan Pengawas MBI. Romo Sudhamek menyebut, banyak orang yang ingin menjadi presiden, sedangkan untuk menjadi Ketua Umum MBI hanya orang-orang yang terketuk hatinya untuk mengabdikan dirinya kepada umat Buddha dan bangsa Indonesia secara umum.

“Pada saat kita berpikir bahwa memimpin adalah melayani, sesungguhnya naik itu indah, memimpin itu indah, dan turun pun ternyata itu indah,” ujar Romo Sudhamek.

Kinerja Romo Sudhamek selama memimpin MBI mendapat apresiasi bagus dari berbagai pihak. Sama-sama memiliki latar belakang sebagai pengusaha, Romo Piandi kini harus meneruskannya. “Pondasi yang dibangun Pak Sudhamek sebagai pemimpin sebelumnya sudah bagus. Kita ditantang untuk bekerja lebih bagus lagi,” cetus Romo Piandi.

Dan salah satu yang menjadi fokus dari MBI selama ini adalah bidang pendidikan, akan tetap menjadi fokus utama. “(Program ke depan) akan ditekankan kepada manusianya supaya lebih mengerti Dharma melalui pendidikan, tentu tanpa mengesampingkan aspek ekonomi,” jelas Romo Piandi.

“Kebetulan saya di networking multilevel marketing, jadi sudah terbiasa berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai macam karakter,” ujar Romo Piandi.

“Yang penting layani dengan hati…” tutup Romo Piandi.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *