Minggu (24/7), puluhan bhikkhu sangha mengadakan pindapata di kota Salatiga, Jawa Tengah. Pindapata yang diikuti oleh umat Buddha Salatiga dan Semarang ini diadakan untuk memperingati hari Asadha 2560 BE/2016 dan juga hari ulang tahun kota Salatiga.
Pukul tujuh pagi, ribuan umat Buddha telah berkumpul dan membentuk barisan yang dimulai di Kelenteng Hok Tek Bio, Jl. Letjen Sukowati menuju Lapangan Pancasila dan berakhir di Puskesmas Kalicacing.
Pindapata merupakan tradisi Buddhis yang telah dijalankan sejak zaman Buddha Gotama. Semasa hidup, Buddha Gotama setiap pagi beserta rombongan para bhikkhu pergi meninggalkan vihara, memasuki desa atau kota untuk berpindapata. Selain untuk mengumpulkan dana makanan dari umat, ini merupakan suatu cara pendekatan masyarakat secara agama Buddha.
Dalam kehidupan menjadi seorang samana (pertapa) pada umumnya tidak bekerja atau bercocok tanam, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mengumpulkan makanan dari rumah ke rumah. Mengumpulkan dana makanan dari rumah ke rumah inilah yang kemudian disebut sebagai pindapata.
Pindapata berasal dari dua suku kata, yaitu: ‘pinda’ dan ‘patta’. ‘Pinda’ berarti gumpalan/bongkahan (makanan) dan ‘patta’ berarti mangkuk makan. Jadi dapat diartikan, pindapata adalah pengumpulan makanan dengan mangkuk oleh para bhikkhu dari rumah ke rumah penduduk.
Bhikkhu Cattamano, Padesanayaka Sangha Theravada Indonesia Propinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa pindapata yang dilakukan bhikkhu sangha di Salatiga merupakan upaya melestarikan tradisi Buddhis yang telah ada sejak zaman Buddha Gotama. “Pindapata yang diikuti oleh 24 bhikkhu dan samanera ini merupakan upaya melestarikan tradisi dan budaya Buddhis,” ujar Bhante.
Menurut Bhante Cattamano, tradisi pindapata harus tetap dijalankan, selain untuk menjaga tradisi, juga untuk mengenalkan tradisi dan budaya Buddhis kepada umat Buddha.
“Pindapata adalah mempersembahkan dana makanan kepada bhikkhu sangha sebagai penjaga Buddha Dhamma. Dengan melaksanakan pindapata, umat Buddha telah mendukung kelestarian Buddha Dhamma, sekaligus menanam kebajikan,” jelas Bhante.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara