“Damailah dalam setiap langkah agar perjalanan tak berujung ini menjadi sukacita.” – Thich Nhat Hanh
Muda-mudi Vihara Buddhasena Bogor merayakan rangkaian Waisak dan Hari Jadi Bogor (HJB) dengan melakukan gerakan damai sekaligus memperdalam praktik Ajaran Buddha melalui “Peace Walk: Peace is Every Step”. Kegiatan tersebut diadakan di Kebun Raya Bogor pada Sabtu, 4 Juni 2016, atau sehari setelah hari jadi kota Bogor.
Acara ini merupakan sebuah perkenalan kepada umat Buddha Bogor akan salah satu praktik meditasi dalam Ajaran Buddha, yaitu meditasi jalan. Bhante Nyanabhadra menjelaskan tata cara dalam melakukan meditasi jalan ini. Ia menjelaskan, kita menyadari napas keluar masuk, menyadari langkah kaki menyentuh bumi. Ia juga menyarankan peserta boleh melepas alas kaki jika ada yang berkenan, untuk merasakan sentuhan langsung ke bumi melalui telapak kaki. “Meditasi jalan bukan berarti seseorang berjalan seperti robot. Dibuat natural saja,” guraunya. Selain itu peserta diajak untuk menikmati udara segar dan alam nan indah, dan peserta diajak untuk bisa menyentuh bunga, ranting pohon, atau dedaunan hijau.
Bhante Nyanabhadra adalah murid dari Bhante Dharmavimala dan sekaligus murid dari Master Zen Thich Nhat Hanh, salah satu guru besar dalam Ajaran Buddha yang paling berpengaruh dalam memperkenalkan Buddha Dharma dan mengharmonisasikan Ajaran Buddha dengan kehidupan modern, terutama di dunia Barat.
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto juga turut hadir untuk membuka acara Peace Walk. Ia menyinggung tentang lemahnya kesadaran manusia modern saat ini yang terlalu tergantung pada gawai. “Jadi yang lebih penting itu handphonenya daripada pasangannya atau keluarga. Bangun tidur yang dicari handphonenya, malam mau tidur yang paling terakhir dilihat itu handphonenya” ujar walikota yang diikuti dengan gelak tawa peserta yang hadir.
Sekitar 250 umat Buddha hadir; tua, muda bersatu padu mengikuti kegiatan ini. Dengan pembekalan yang sudah diberikan oleh Bhante Nyanabhadra, peserta menikmati langkah demi langkah yang mereka ambil, menikmati napas, menikmati pemandangan indah akan pepohonan rimbun di Kebun Raya Bogor. Sebagai warga Bogor, banyak di antara mereka yang baru kali ini benar-benar menikmati keindahan sederhana yang ada di dekat mereka. Hal ini juga menggugah perasaan siapa pun yang melaksanakan dan melihatnya. “Banyak peserta Buddhis dan non Buddhis yang senang dan terharu ketika berjalan,” ungkap salah satu panitia.
Dalam meditasi jalan itu, peserta juga diajak untuk bermeditasi berdiri dan menikmati alam, sembari mendengarkan suara kicauan burung, meditasi berdiri diawali dan diakhiri dengan mendengarkan suara genta. Kemudian meditasi jalan dilanjutkan ke Kebun Ratu Astrid di tengah Kebun Raya Bogor, dan kegiatan ditutup dengan melakukan gerakan berkesadaran.
Penggagas acara ini adalah Romo Michael (Ki Ananda) yang merangkul muda-mudi Bogor untuk memberikan makna yang lebih mendalam terhadap Waisak, dengan beberapa ide yang bermunculan dan mengerucut ke acara peace walk ini. Setelah mendiskusikan dengan anggota sanggha, maka diadakanlah Peace Walk ini di Bogor.
“Rencananya ingin dijadikan agenda tahunan kota Bogor, di mana Waisak dan hari jadi kota Bogor selalu berdekatan sehingga merupakan sebuah momen yang tepat,” ungkap Dharani Kandahsari, ketua panitia rangkaian Waisak Kota Bogor yang juga Ketua Persaudaraan Muda-mudi Vihara Buddhasena Bogor.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara