Di tengah-tengah guyuran hujan lebat, ribuan umat Buddha tetap khidmat mengikuti perayaan Magha Puja 2566 BE/2023 yang dihelat di lapangan Kenari, Pelataran Candi Borobudur, Magelang pada Sabtu (4/3). Kurang lebih tiga ribu umat dari berbagai vihara di seluruh Indonesia hadir dalam acara ini. Acara diselenggarakan oleh Pusdiklat Catra Jinadhammo, Magelang bekerjasama dengan Sangha Agung Indonesia (SAGIN) dan dihadiri oleh sekitar 70 anggota Sangha.
Bhante Thitavamso, ketua panitia acara ini menyampaikan bahwa perayaan Magha Puja di Borobudur ini merupakan yang pertama kali. Persiapan tidak kurang dari satu minggu, panitia bekerja siang malam demi mengukir sejarah Magha Puja di Candi Borobudur.
“Pada tanggal 20 Februari lalu, kami baru membentuk ketua panitia, yaitu Bu Sri Diana. Meski begitu, kami bangga bisa mengukir sejarah. Ini adalah Maghapuja pertama yang diselenggarakan di Candi Borobudur. Kami, Pusdiklat Catra Jinadhammo akan berusaha konsisten untuk menyelenggarakan tiap tahunnya,” tutur Bhante Thitavamso yang juga Kepala Pusdiklat Catra Jinadhammo.
Sementara Ketua Umum Sangha Agun Indonesia (SAGIN), Bhante Khemacaro menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan Magha Puja kali ini. Ia berharap ke depan bisa kembali menyelenggarakan upacara Magha Puja yang lebih besar.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Catra Jinnadhammo atas penyelenggaraan Magha Puja ini. Mudah-mudahan ini awal terbaik setelah sekian lama kita semua merindukan kegiatan yang sangat agung seperti ini. Tahun ini adalah tahun awal dari pada perayaan Magha Puja. Saya berharap ke depan tidak hanya diinisiasi oleh Catra Jinadhammo tetapi seluruh keluarga Buddhayana Indonesia bersama-sama, bahu membahu, gotong-royong ke depannya semakin besar,” jelas bhante.
Acara diawali dengan puja di puncak Candi Borobduur. Tujuh puluh anggota sangha bersama perwakilan umat melakukan pradaksina di stupa induk dan membacakan paritta, sutra, dan gatta. Selesai puja, acara dilanjutkan dengan pujabakti di depan altar utama lapangan Kenari. Saat puja akan dimulai, hujan turun dengan lebat. Meski begitu, seluruh anggota Sangha dan sebagian umat tetap tak bergeming meski badan basah kuyup oleh air hujan, pembacaan sutta tetap kusyuk dilaksanakan hingga selesai.
Dikarenakan kondisi tidak memungkinkan karena hujan, perayaan Magha Puja pun dilaksanakan tanpa adanya Dhammadesana dari anggota Sangha. Namun sebagai gantinya para anggota Sangha secara bergantian dari setiap aliran membacakan sutta atau mantra untuk kesejahteraan semua makhluk. Pembacaan sutta diawali dari aliran Vajrayana, Mahayana, dan terakhir dari Theravada.
Rangkaian acara secara keseluruhan ditutup dengan prosesi pelita oleh semua umat yang hadir dengan ber pradaksina mengelilingi Candi Borobudur.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara