BuddhaZine menyelenggarakan pelatihan dasar-dasar jurnalistik pada Sabtu-Minggu (26-27/03) yang dipandu Agung Hartanto, kepala biro Tirto.id, Yogyakarta. Acara digelar di kantor Akademi BuddhaZine, Dusun Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung dan diikuti oleh kurang lebih 15 peserta.
Ngasiran, Co-Founder BuddhaZine menuturkan bahwa Kelas Menulis digelar sebagai upaya memantik minat generasi muda mendalami dunia kepenulisan. “Media sosial saat ini berkembang sangat pesat.”
“Jumlah penulis di BuddhaZine sangat sedikit. Melalui pelatihan ini saya berharap bisa melahirkan penulis-penulis baru yang ke depannya bisa membantu mengabarkan Buddhadharma kepada masyarakat melalui BuddhaZine ataupun melalui media lainnya,” paparnya.
Agung Hartano, narasumber tunggal dalam acara ini menyampaikan materi tentang dasar-dasar penulisan jurnalistik pada hari pertama. “Pada prinsipnya semua jenis informasi yang lengkap itu mengandung unsur 5 W dan 1 H. Mungkin teman-teman juga sudah paham tentang ini yaitu What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana),” katanya.
Acara berlangsung lebih asik ketika peserta dipersilakan untuk langsung praktik menulis kemudian dikumpulkan dan dievaluasi oleh narasumber. Peserta nampak lebih menikmati proses pelatihan dan tidak tegang, bisa sambil tertawa ketika mendengar evaluasi tulisannya masing-masing.
Teknik menulis
Agung juga memaparkan hal-hal lain yang perlu diperhatikan supaya tulisan menjadi lebih menarik untuk dibaca. “Dalam menulis khususnya jenis berita supaya efektif hindari pengulangan kata dalam satu kalimat. Selanjutnya meskipun tidak baku tetapi supaya tidak membingungkan pembaca, gunakan maksimal 20 kata dalam satu kalimat. Satu paragraf kira-kira maksimal 4 kalimat. Buatlah kalimat yang ringkas dan padat, dan untuk referensi seorang penulis selalu gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online dan juga Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).”
“Teknik menulis yang paling gampang adalah diawali dengan subyek, jadi strukturnya S-P-O-K. Kemudian untuk mengetahui apakah tulisan itu sudah menarik dibaca apa belum, dengan cara dibaca dan dilafalkan. Untuk mengembangkan tulisan menjadi lebih luas bisa dikembangkan dari 5 W dan 1 H. Lalu untuk sebuah berita minimal terdiri dari 400 kata, meskipun ini tidak baku tetapi ada alasannya. Dengan 400 kata, sebuah informasi jauh lebih lengkap, setidaknya untuk hal-hal dasarnya sudah terpenuhi,” imbuhnya.
Di sisi lain Agung menuturkan pentingnya membangun kebiasaan yang mendukung seseorang untuk menjadi penulis. “Menulis itu tidak hanya berhenti pada teori, harus disertai praktik dan jadikan hal itu menjadi kebiasaan. Tetapi supaya lebih lancar dalam mencari ide dan memilih kata-kata kita juga harus senang membaca. Membaca membuat kita memperoleh gambaran ketika akan menulis, selain itu kita juga memperkaya kata-kata,” jelas Agung.
Pada hari berikutnya acara dikemas lebih santai dengan diskusi bebas dan berbagi pengetahuan seputar media maupun penulisan, sehingga peserta lebih leluasa untuk bertanya atau pun berpendapat.
Bermacam-macam motivasi atau kesan selama mengikuti pelatihan pun disampaikan oleh para peserta, salah satunya oleh Citta Arya, salah satu peserta dari STAB Syailendra. “Motivasi saya ikut ini untuk menambah wawasan bagaimana cara menulis dengan baik dan benar,” ungkapnya.
Sementara itu peserta lain menyatakan kesannya bahwa banyak hal baru yang didapatkan dengan mengikuti acara “Kelas Menulis. “Kegiatan menulis ini sangat menarik dan menyenangkan. Saya dapat banyak hal tentang teknik menulis itu seperti apa. Saya juga mendapatkan ilmu baru yang belum pernah saya dapatkan,” kata Noviyani, peserta dari Dusun Batursari.
“Ke depan bisa diadakan lagi seminar seperti ini, karena sangat menyenangkan dan memberi motivasi untuk terus semangat belajar,” imbuh Novi.
Hal senada pun diungkapkan oleh seorang mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP), Enggar Adi Wibowo dari Desa Tepusen. “Pelatihan menulis yang saya ikuti ini sangat menarik, menyenangkan dan banyak hal baru yang saya dapatkan. Saya dapat mengetahui banyak hal tentang teknik-teknik membuat berita. Melalui pelatihan ini menjadikan saya lebih percaya diri dalam menyalurkan buah pikiran saya melalui karya tulis. Pelatihan ini sangat bermanfaat, khususnya dalam menambah pengetahuan tentang teknik menulis yang baik dan benar,” katanya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara