• Thursday, 14 March 2019
  • Ngasiran
  • 0

Aneka tumpeng nasi kuning, nasi putih lengkap dengan lauk-pauknya ini adalah hasil karya dari 18 vihara yang tergabung dalam Lembaga Bina Manggala Sejahtera dari Kecamatan Kaloran, Temanggung, dan Sumowono, Semarang. Sebanyak 18 tumpeng ditata rapi di Pendopo Paud Saddhapala Jaya, Dusun Krecek, Getas, Kaloran, Selasa (26/2) sejak pagi hari.

Jelang siang, ratusan umat Buddha yang didominasi kaum perempuan mulai berdatangan. Mereka disambut oleh puluhan laki-laki berpakaian Jawa; surjan dan blangkon. Lagu-lagu Buddhis kelompok paduan suara Wandani memberi hiburan tersendiri bagi para tamu yang hadir. Tak membutuhkan waktu lama, kursi-kursi yang disediakan panitia terisi penuh oleh umat Buddha.

Lima ratusan umat Buddha, bhikku Sangha, para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang hadir ini adalah peserta tumpengan peringatan Maghapuja dan 4 tahun terbentuknya Wanita Theravada Indonesia (Wandani) Lembaga Bina Manggala Sejahtera. Magha adalah nama bulan purnama ketiga dalam kalender India masa Buddha Gotama.

Baca juga: Geliat Seni Kuda Kepang Kudo Taruno Karyo Bahagiyo, Temanggung

Dalam sejarah Buddhadharma, pada saat purnama di bulan Magha, Buddha Gottama Membabarkan ovada patimokkha di Veluvana Arama, yang dihadiri oleh 1250 bhikkhu arahat (khinasaya) yang memperoleh ehi bhikkhu upasampada langsung oleh Buddha. Dalam petemuan tersebut, Buddha Gotama juga melakukan visudhi uposatha. Karena itu, menurut Bhante Dhammakaro, penting bagi umat Buddha Temanggung melakukan peringatan Magha Puja.

“Sebuah berkah bagi kita semua saat ini bisa berkumpul, merayakan Maghapuja juga peringatan 4 tahun terbentuknya Wandani Lembaga. Tumpeng-tumpeng yang disediakan oleh vihara-vihara ini adalah wujud syukur kita. Berkumpul, makan bersama, membicarakan hal-hal yang baik demi kemajuan Buddhadharma adalah tujuan sesungguhnya dalam acara ini,” kata bhante.

Bagi Wandani, acara ini juga digunakan untuk melakukan sosialisasi program-program yang sudah dan sedang dijalankan saat ini. Pemberdayaan umat melalui pembentukan prema mart, pengolahan gula semut, beasiswa bagi anak-anak sekolah di Temanggung adalah beberapa program andalan yang sedang dijalankan oleh Wandani Jawa Tengah saat ini.

“Wandani meluncurkan prema mart (prema dari bahasa Sanskrit artinya cinta kasih) sedangkan mart itu dari bahasa Inggris yang artinya pasar. Jadi kurang lebih artinya ‘pasar cinta kasih’. Saat ini Wandani Jawa Tengah membuat 2 proyek percontohan (Prema mart) di Semarang dan Temanggung, bekerja sama dengan kementerian agama Buddha,” jelas Kustiani, Ketua Pengurus Daerah Wandani Jawa Tengah.

Karena itu, Kustiani berharap mendapatkan dukungan dan partisipasi dari seluruh anggota Wandani dan umat Buddha untuk memajukan Prema mart. “Prema mart ini kita buat bukan bermaksud untuk menyaingi atau mematikan warung-warung kecil, tapi kami berharap dapat berkolaborasi. Jadi ibu-ibu yang punya olahan makanan atau apapun bisa dijual melalui Prema mart,” katanya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *