“Perkembangan umat Buddha ke depan, terutama di perdesaan tergantung pada generasi mudanya. Karena itu, pendidikan Buddhis dan pengetahuan Buddhadharma harus ditanamkan sejak dini. Sekolah Minggu Buddhis sebagai dasar pendidikan anak-anak dan remaja Buddhis menjadi sangat penting,” tutur Gunawan, salah satu pembina umat Buddha Temanggung.
Karena itu Gunawan, memberi apresiasi besar kepada Dasasila, yang telah menyediakan pojok baca untuk anak-anak sekolah minggu di vihara-vihara perdesaan. “Pojok baca akan membantu Sekolah Minggu di sini, mendorong anak-anak untuk membaca dan memperoleh pengetahuan. Dengan begitu, kami berharap anak-anak Sekolah Minggu semakin maju demi masa lestarinya Buddhadharma di Nusantara,” lanjut Gunawan.
Hal senada juga disampaikan oleh Marsinem, pembina Sekolah Minggu Buddhis Vihara Giri Surya, Desa Wiloso, Gunungkidul. Baginya, kunjungan Teman Dasasila dengan berbagai program memberi motivasi tersendiri bagi umat Buddha di viharanya. “Kami berharap, program ini berlanjut sehingga dapat membangkitkan kesadaran umat Buddha Vihara Giri Surya untuk terus mendalami dan praktik Buddhadharma,” katanya.
Dasasila adalah organisasi Buddhis yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan dan kesetaraan umat Buddha di perdesaan. Untuk mewujudkan cita-cita besar itu, Dasasila merumuskan berbagai program, salah satunya adalah menyediakan akses pendidikan kepada umat Buddha di pedesaan dengan menyediakan pojok baca bagi di vihara-vihara perdesaan.
“Untuk mencapai tujuan itu, kami membuat program jangka panjang yang kami mulai dari pendidikan. Yaitu mulai dari penyediaan pojok baca yang dilengkapi dengan rangkaian kegiatan lainnya, seperti; sosialisasi pendidikan tinggi, pelatihan kreasi kerajinan, dan pelatihan smart-parenting. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan semangat anak-anak usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang pendidikan tinggi,” terang Kiendy Sunarto, kepada BuddhaZine melalui pesan pendek, Selasa (1/1).
Baca juga: Menyelenggarakan Pendidikan di Pedesaan
Program Teman Dasasila telah dilaksanakan sejak tahun 2017 dan telah terselenggara ditujuh desa, yaitu; Desa Tlogowungu, Temanggung; Desa Merden, Banjarnegara; Desa Plandi, Banyumas; Desa Jagabaya, Parungpanjang. Dan tiga desa terakhir yang baru terlaksana Hari Sabtu – Rabu (21 – 26/2018 kemarin adalah Desa Kalimanggis dan Pencar, Temanggung dan Desa Wiloso, Gunung Kidul.
“Pada kegiatan kali ini, Dasasila mengadakan berbagai permainan menarik bagi anak-anak usia TK, yaitu kreasi kerajinan ‘menempel landak’. Aktivitas lainnya yaitu: kreasi kerajinan bubur kertas dan pembuatan roket sederhana bagi anak-anak usia SD dan SMP. Peralatan dan materi kegiatan serta pendampingannya difasilitasi dan dipersiapkan secara langsung oleh tim Dasasila.
Bagi anak usia SMA, diskusi terkait minat dan bakat serta berbagi pengalaman bersama mengenai cita-cita dan harapan mereka di masa depan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat anak usia SMA untuk melanjutkan pendidikan yang ke jenjang yang lebih tinggi sesuai potensi dan bakat yang mereka miliki,” lanjutnya.
Berawal dari kegelisahan terhadap kondisi umat Buddha perdesaan
Kondisi sosial ekonomi dan rendahnya kesadaran pentingnya pendidikan umat Buddha perdesaan menjadi latar belakang terbentuknya Organisasi Dasasila. Mereka yang tergabung dalam Dasasila adalah para alumni Keluarga Mahasiswa Buddhis Jabodetabek yang sejak menjadi mahasiswa sudah aktif berkunjung ke desa-desa.
“Kegelisahan itu datang pertama kali dari Yudithia, pekerjaan yang mengharuskan beliau berkeliling pulau Jawa membuat beliau bisa sekaligus melihat kondisi masyarakat Buddhis di perdesaan, dari beberapa desa yang didatangi beliau terdapat beberapa masukan mengenai kondisi masyarakat Buddha di perdesaan. Hal ini memunculkan ide beliau untuk mengadakan kegiatan yang berkelanjutan untuk membuat masyarakat Buddhis di desa-desa menjadi sejahtera,” lanjut alumni KMB UI ini.
“Karena itu, pertama kali yang harus kita benahi adalah pendidikan. Karena pendidikan merupakan kunci utama untuk merubah generasi menjadi lebih baik, yang bersifat berkelanjutan. Pendidikan tidak hanya berfokus pada siswa didik, tapi juga dipengaruhi oleh aspek pengembangan sejak kecil, masa remaja, masa pemilihan pendidikan tinggi, sampai dengan bimbingan orang tua.
“Kegiatan Dasasila ingin mengisi aspek-aspek tersebut agar konsep yang dibawakan menjadi optimal untuk mendukung visi mensejahterakan masyarakat Buddhis di perdesaan,” pungkasnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara