• Sunday, 29 December 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Ana Surahman

Sebanyak 44 peserta mengikuti upacara penahbisan Atthasilani yang berlangsung di Vihara Sasana Paramitta Velusindoro Arama, Dusun Sigarut, Desa Rejosari, Kecamatan Bansari, Temanggung, pada Sabtu (28/12/2024). Acara ini dihadiri oleh tiga Bhikkhu Sangha dan tiga Atthasilani, di antaranya Bhante Santacitto sebagai Silacariya, Bhante Jayaratano, Bhante Vivittarato, Atthasilani Dhammanandini, Atthasilani Nimmanavasini, dan Atthasilani Pabhasanti.

Penahbisan ini menjadi bagian dari Program Latihan Atthasilani dan Samadhi Sementara Umum I 2024 yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Vihara Sasana Paramitta. Para peserta akan menjalani pelatihan selama satu minggu hingga Jumat (3/1/2025).

Ketua panitia kegiatan, Bhante Jayaratano, melaporkan bahwa para peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur, Bali, Tangerang, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, dan Jakarta. Dari total 66 pendaftar, sebanyak 22 orang mengundurkan diri sehingga tersisa 44 peserta yang mengikuti pelatihan. Peserta memiliki latar belakang pendidikan beragam, mulai dari SD hingga S-2.

“Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pendalaman dan pengamalan ajaran Buddha. Oleh karena itu, selama pelatihan, para peserta akan mengikuti pendidikan dan kegiatan yang meliputi Upasaka-Upasika Sila serta Atthasilani oleh saya sendiri, serta teori dan praktik meditasi Buddhis yang dipimpin oleh Bhante Santacitto,” jelas Bhante Jayaratano.

Pelatihan ini juga mencatat keikutsertaan peserta tertua, yaitu Atthasilani Lo Aiy Kiang Netti (68 tahun) dari Pontianak, dan peserta termuda, Atthasilani Livia Makmur (11 tahun) dari Karawang.

Bhante Santacitto, sebagai Silacariya, dalam pesan Dhammanya menekankan menekankan agar para Atthasilani menjalankan latihan ini dengan sungguh-sungguh. Di samping itu, bhante menyatakan bahwa dalam pelatihan ini para Atthasilani menjalani praktek-praktek sebagai wujud perjuangan untuk mencapai kebebasan.

 “Merupakan hal yang sangat baik Anda semua mempraktikkan kehidupan Atthasilani. Tetapi tentu ini bukan hanya sekadar untuk coba-coba, bukan untuk kelihatan keren, dan bukan untuk main-main. Latihan ini adalah perjuangan untuk mencapai tujuan kita sebagai umat Buddha, yaitu Nibbana. Maka, Anda harus sungguh-sungguh,” tegas Bhante Santacitto.

Bhante juga menjelaskan tiga praktik utama yang tidak dapat dipisahkan dalam pelatihan ini, yaitu Sila, Samadhi, dan Panna. “Anda sebagai Atthasilani menjalankan praktik Sila atau moral yang baik, karena ini mendukung pencapaian Samadhi, yaitu ketenangan yang benar. Samadhi yang dikembangkan bersama Sila akan membantu perkembangan Panna atau kebijaksanaan. Ketika kebijaksanaan dikembangkan dengan praktik Sila dan Samadhi yang baik, ini akan menjadi instrumen untuk mencapai kebebasan batin dari segala kotorannya,” paparnya.

“Prinsip ini harus kita pegang dalam menjalani pelatihan Atthasilani ini,” imbuhnya.

Rangkaian upacara penahbisan ditutup dengan persembahan dana makanan dari para umat yang hadir kepada para Atthasilani sebagai wujud penghormatan dan dukungan terhadap para peserta yang menjalani latihan spiritual ini.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *