Sebelas tokoh yang merupakan para master Buddhis dari berbagai aliran dan tokoh Buddhis yang memiliki reputasi internasional akan menjadi pembicara dalam “7th Global Conference on Buddhism (Konferensi Global Buddhisme ke-7)” yang diorganisir oleh Buddhist Fellowship Indonesia di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta tanggal 10-11 Desember 2011. Berikut ini profil mereka.
Ajahn Brahmavamso
Tak perlu banyak yang diceritakan tentang bhikkhu bule kelahiran Inggris ini karena sosoknya sudah sangat dikenal publik Buddhis di Indonesia. Ceramahnya yang memukau, hangat, ringan tapi berbobot, dan penuh humor sudah sering didengar langsung oleh publik Buddhis di berbagai kota di tanah air. Tiga kali ia melakukan tur ceramah keliling Indonesia tahun 2009, 2010, dan 2011.
Ajahn Brahm –begitu ia akrab dipanggil– lahir di London tahun 1951 dengan nama Peter Betts. Sebagai seorang Sarjana Fisika Teori lulusan kampus elit dunia Cambridge University, masa depannya sangat cerah, tapi ia meninggalkan itu semua dan lebih memilih tinggal di hutan Thailand menjadi bhikkhu hutan di bawah bimbingan bhikkhu hutan ternama Thailand, Ajahn Chah. Ia ditahbis menjadi bhikkhu oleh Ajahn Chah pada usia 23 di Wat Saket Temple, Bangkok.
“Saat saya belajar di Cambridge University, saya mengenal satu atau dua orang penerima Hadiah Nobel. Ada banyak profesor terkenal di universitas itu, tapi tak satu pun dari mereka yang bahagia. Mereka memiliki kecerdasan namun mereka tak menggunakan kecerdasan itu untuk menemukan bagaimana berdamai dan bahagia dengan diri sendiri. Jadi saya ingin menggunakan kecerdasan saya untuk tujuan yang lebih baik,” tuturnya. “Ketika saya melihat betapa banyaknya bantuan yang bisa diberikan oleh seorang bhikkhu atau bhikkhuni, saya berpikir, ‘Wow, itulah jenis pelayanan yang saya inginkan!’”
Ajahn Brahm kini menjadi kepala vihara hutan Bodhinyana Monastery di Perth, Australia dan penasehat di beberapa organisasi Buddhis. Buku karyanya telah diterbitkan ke banyak bahasa, salah satunya adalah Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (judul asli Opening the Door of Your Heart) yang meraih sukses fenomenal di Indonesia.
Ajahn Brahmali
Ajahn Brahmali lahir di Norwegia tahun 1964. Ia mulai tertarik pada Buddhisme dan meditasi pada umur 20an setelah mengunjungi Jepang. Setelah menamatkan sarjana mesin dan keuangan, ia mulai menjadi anagarika (latihan 8 sila) di Amaravati and Chithurst Buddhist Monasteries, Inggris.
Setelah mendengar ‘kata-kata Brahm’, ia memutuskan pergi ke Australia untuk berlatih di Bodhinyana Monastery. Ajahn Brahmali tinggal di sana sejak tahun 1994, dan ditahbis menjadi bhikkhu oleh Ajahn Brahm pada tahun 1996.
Selama 4 tahun, ia mengajar Bahasa Pali dan Vinaya kepada para bhikkhu dan anagarika di Bodhinyana Monastery. Cara mengajar Ajahn Brahmali jelas dan memancing orang untuk berpikir lebih jauh membuat ajaran Buddha menjadi mudah dipahami dan paling banyak didownload di website BSWA.
Ajahn Sujato
Anthony Best meninggalkan karier musiknya di Australia pada tahun 1994 untuk ditahbiskan menjadi bhikkhu hutan oleh Ajahn Chah. Namanya kemudian dikenal sebagai Ajahn Sujato. Setelah tinggal di hutan Thailand, Ajahn Sujato kemudian tinggal di Bodhinyana Monastery, Perth, sebagai sekretaris Ajahn Brahm selama 3 tahun, sebelum akhirnya tinggal di sebuah goa di Malaysia. Kini ia tinggal di Bundanoon, New South Wales, Australia.
Pendekatan yang dipilih Ajahn Sujato dalam mengajar adalah berdasarkan kata-kata original Buddha untuk diterapkan dalam kehidupan saat ini, dengan penekanan pada orisinalitas, kedalaman, dan praktek. Ia menggabungkan kecintaannya pada meditasi dengan ajaran Buddha dalam sebuah buku pertamanya yang diterbitkan tahun 2011, A Swift Pair of Messenger.
Bhikkhu Kheminda
Bhikkhu Kheminda lahir di Semarang, Jawa Tengah tahun 1967. Ia adalah seorang Sarjana Teknik Sipil pada awal 1990an yang kemudian melanjutkan studi tentang Buddhisme hingga mencapai gelar master. Ia ditahbis menjadi bhikkhu oleh Ven. Jatila Mahathera di Mahasi Sasana Yeikhta, Yangon, Myanmar pada tahun 2004.
Bhikkhu Kheminda mempelajari meditasi secara mendalam sejak tahun 1997 di sejumlah negara, mulai dari Indonesia, Thailand, India, hingga Myanmar. Selain meditasi, ia juga dikenal luas sebagai pengajar Abhidhamma yang mahir. Saat ini ia mengajar Abhidhamma di STAB Smaratungga, Boyolali.
Guo Jin Fashi
Ven. Guo Jin ditahbis menjadi sramanera di Mahabodhi Monastery, Singapura di bawah bimbingan Master Song Nian, kemudian ditahbis menjadi bhiksu di Guangde Monastery, Taiwan di bawah bimbingan Master Jingxin, Master Liaozhong, dan Master Guangyuan.
Ven. Guo Jin berlatar belakang pendidikan Bioteknologi dari Ngee Ann Polytechnic (Singapura), Filsafat Buddhis dari Fuyan Buddhist Institute (Taiwan), Psikologi dan Sosiologi dari Monash University (Australia), dan gelar Master dalam Buddhist Studies dari University of Sydney (Australia). Ia juga mempelajari berbagai tradisi Buddhisme, yaitu Thailand, Myanmar, Tanah Suci (China), Tibetan, Son (Korea), dan Shingon (Jepang).
Sebagai pewaris Dharma termuda dari almarhum Master Sheng-yen (pendiri Dharma Drum Mountain, Taiwan) dan Master Qinyin (Fuhui Monastery), Ven. Guo Jin menjadi penerus silsilah tradisi Chan, Xianshou, dan Cien. Ia pernah menjadi kepala vihara di Dharma Drum Retreat Centre, New York (AS), dan kini menjadi kepala Mahabodhi Monastery Singapore, anggota Australian Psychological Society, pengajar di Chan Meditation Centre Australia, Chan Community Canada, dan Komunitas Chan/Zen Indonesia.
Ringu Tulku Rinpoche
Ringu Tulku Rinpoche adalah seorang Master Buddhisme Tibet dari tradisi Kagyu. Ia mempelajari semua tradisi dalam Buddhisme Tibet di bawah bimbingan sejumlah guru besar, termasuk Gyalwang Karmapa ke-16 dan Dilgo Khentse Rinpoche. Pendidikan formalnya adalah Namgyal Institute of Tibetology, Sikkim dan Sampurnananda Sanskrit University, Varanasi, India. Malah, kini ia tercatat sebagai profesor Studi Tibet di Sikkim selama 25 tahun.
Sejak tahun 1990, Ringu Tulku Rinpoche berkeliling dunia untuk menyebarkan Buddhisme dan meditasi. Pengetahuannya yang luas membuatnya mampu menyampaikan ajaran yang rumit dengan cara yang mudah dipahami, hangat, dan penuh humor.
Ringu Tulku Rinpoche mendirikan Bodhicharya, sebuah organisasi internasional yang mengoordinir berbagai gerakan di seluruh dunia untuk merawat dan mengajarkan ajaran Buddha, serta mempromosikan dialog antar budaya .
Master Huei Guang
Master Huei Guang lahir di Taiwan. Setelah lulus dari Universitas of California, San Diego, AS pada tahun 1994, ia meninggalkan kariernya dalam bidang kesehatan dan bertekad untuk mempraktekkan Dharma untuk memberikan manfaat kepada semua makhluk. Ia ditahbiskan menjadi bhiksu di Ts’ung Lin University, Taiwan oleh Master Hsing Yun dari Fo Guang Shan. Pada 25 Desember 2008, ia menerima transmisi Dharma dari Master Ben Huan di Hongfa Temple, Shenzhen, China sebagai patriak ke-45 tradisi Zen Linchi.
Saat ini Master Huei Guang menjadi ketua vihara International Bodhisattva Sangha (IBS) di Taiwan. Ia memiliki sejumlah bakat luar biasa dalam penyebaran Dharma. Selain menguasai teori Buddhis, terutama filosofi Madhyamika dan Yogacara, Master Huei Guang juga mahir dalam menggabungkan filosofi modern dengan berbagai perangkat komunikasi modern untuk menyebarkan Dharma, misalnya internet.
Bhikkhu Jayamedho
Lebih dikenal sebelumnya sebagai Herman S. Endro, salah seorang Dharmaduta senior Indonesia. Ia lahir di Surabaya tahun 1941. Memperoleh gelar sarjana hukum di Bandung dan telah aktif di organisasi pemuda Buddhis sejak kuliah. Karir profesionalnya tercatat di perusahaan-perusahaan besar tanah air, misalnya British American Tobacco, Unilever, Indofood, dan lain-lain.
Ketika masih menjadi pekerja profesional, ia banyak aktif dalam berbagai organisasi Buddhis dan kegiatan sosial. Ia juga terlibat dalam mendirikan berbagai organisasi Buddhis, antara lain Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) dimana ia pernah menjadi ketua umum, Dhammadipa Arama, Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan lain-lain. Pada tahun 1985, ia memperoleh penghargaan dari Raja Thailand atas perannya dalam mengembangkan Buddhisme Theravada dan mendirikan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Jakarta.
Ia sering terlibat dalam berbagai kegiatan Buddhis internasional atau dialog antar agama di Myanmar, Sri Lanka, Thailand, New York, Seoul, India, dan Indonesia tentunya. Panjangnya aktivitasnya dalam Buddhisme akhirnya mendorongnya untuk menjadi seorang bhikkhu, dan ia ditahbis belum lama ini, yaitu pada Maret 2011.
Angie Monksfield
Ia adalah salah satu pendiri Buddhist Fellowship di Singapura, dan menjadi presiden periode 2006-2010. Sekarang ia menjadi Wakil Presiden Bidang Keanggotaan di Buddhist Fellowship, Wakil Presiden The Singapore Computer Society, Penasehat di Women’s Initiative for Successful Aging (WINGS). Ia juga merupakan anggota Panel Konsultasi Seni pada Kementerian Informasi, Komunikasi, dan Seni Singapura.
Menjadi seorang entrepreneur pada usia 25 setelah lulus dari University of Iowa, AS, karir profesionalnya di bidang IT bermacam-macam, dari pengembangan bisnis hingga sistem pengiriman. Setelah melego perusahaannya, ia bekerja di Accenture, Visa International, dan sekarang sebagai Wakil Presiden di Singapore Airlines. Ia juga menjadi Profesor Asosiasi Peneliti Muda di Singapore Management University.
Ia sama baiknya sebagai motivator dan pembicara tentang Dharma. Ia juga mengajar konseling di Lembaga Pemasyarakatan Changi. Misi kemanusiaan ke Srilanka, Thailand, dan Myanmar juga pernah ia pimpin. Beberapa karya musik pernah ia tulis dan perankan, serta jadi produsernya.
Danai Chanchaochai
Danai Chancahochai adalah seorang entrepreneur sukses dari DC Consultans & Marketing Communications Ltd. dan DMG Books. Ia memperoleh gelar Master Pemasaran dengan predikat terbaik di Thammasart University, Thailand. Sejak muda ia telah menjadi seorang tenaga profesional, ia mulai karirnya sejak masih duduk di bangku SMU dengan menyabet penghargaan sebagai manajer humas termuda pertama di AMEX Thailand dan CEO Thailand pertama di MDK Consultants (Thailand) Ltd.
Danai juga aktif dalam berbagai komite dan pelayanan keadministrasian, mulai dari keuangan, pendidikan, kesejahteraan sosial, yayasan musik klasik, perdamaian dunia, administrasi metropolitan, dan lain-lain. Ia sering mendapatkan penghargaan dari pemerintah maupun organisasi sosial karena peran serta dalam berbagai kegiatan sosial.
Mottonya adalah “Nikmati kedamaian dan kebahagiaan dalam setiap nafas”. Danai adalah seorang pembicara terkenal di bidang pemasaran, strategi humas, komunikasi krisis, dan Dharma. Ia juga pernah diundang sebagai pembicara Dharma di Amsterdam, Oxford University (Inggris), Indonesia, Sydney, Malaysia, dan Singapura. Hingga tahun 2011 ia telah menerbitkan 10 buku yang mengajarkan tentang kebijaksanaan Dharma, strategi manajemen, dan pemasaran.
Dr. Wong Yin Onn
Dr Wong lulus dengan predikat terbaik dari University of Malaya, Malaysia dan menjadi dosen tamu di almamaternya tersebut pada tahun 1988-1989. Ia bergabung dengan Monash University pada Februari 2007.
Ia aktif mengajar ilmu medis dan membuka praktek sebagai dokter di Johor Bahru tahun 1990. Ia juga mengajar Dharma secara rutin di Johor Bahru dan Singapura selama satu dekade belakangan ini, dan menjadi salah satu pembicara pada Konferensi Global Buddhisme ke-3. Ia juga menjadi pendiri sebuah pusat meditasi di Singapura, Majjhima Dhamma Centre.
Dr. Wong sekarang memutuskan untuk membagi waktunya sama besarnya untuk profesi medisnya dan mengajar di sekolah kedokteran dan komunitas Buddhis.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara