Foto : Nabin Paudel/Kantipur Media Group via The Kathmandu Post
Sebuah penemuan arkeologi yang mengungkapkan peninggalan zaman Buddha baru-baru ini dilaporkan di Stupa Ramgram, Nepal, dilansir detik.com, Kamis (30/11/2023).
Tim gabungan dari Departemen Arkeologi Nepal dan Universitas Durham, Inggris telah menggali di Stupa Ramgram selama sebulan. Mereka menemukan struktur kolam dan vihara yang diyakini berasal dari era Buddha pada abad ke-5 SM.
Profesor di Universitas Durham sekaligus penasihat UNESCO, Robin Coningham mengatakan beberapa batu bata yang dipakai membangun vihara dan kolam, terungkap saat penggalian. Temuan-temuan ini membawa signifikansi arkeologis yang besar, menurut jumpa pers yang digelar pada Minggu (27/11/2023) waktu setempat, seperti dikutip dari The Kathmandu Post.
Para ahli berpendapat bahwa temuan peninggalan zaman Buddha tersebut adalah bukti kuat untuk menetapkan kawasan Ramgram sebagai tempat yang penting secara historis dan arkeologis dan layak untuk dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pihak berwenang Nepal sedang berupaya untuk memasukkan Stupa Ramgram ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO bersama dengan Istana Tilaurakot di Kapilvastu.
“Upaya sedang dilakukan untuk memasukkan Ramgram ke dalam daftar warisan dunia. Pengujian karbon terhadap struktur dan peninggalan yang baru ditemukan akan membantu menetapkan kawasan Ramgram sebagai situs bersejarah,” ujar arkeolog senior dan juru bicara Departemen Arkeologi Nepal, Bahadur Kunwar.
Sisa-sisa Buddha Shakyamuni
Stupa Ramgram adalah salah satu dari delapan stupa peninggalan asli tempat diabadikannya sisa-sisa Buddha Shakyamuni. Stupa tersebut merupakan gundukan batu bata yang terletak di bangsal 7 Kota Ramgram, sekitar tujuh kilometer selatan Parasi, ibu kota distrik Nawalparasi Barat. Situs bersejarah tersebut menurut warga setempat terbengkalai karena tidak ada inisiatif untuk melestarikannya.
Pada tahun 2019, para arkeolog melakukan survei geofisika di kawasan Stupa Ramgram. Menurut Coningham, tim arkeolog melakukan penggalian yang sebulan lalu berdasarkan survei geofisika tahun 2019, yang mengidentifikasi sebuah vihar dan sebuah kolam di area tersebut.
“Bangunan yang sangat tua dan kuno telah ditemukan selama penggalian. Strukturnya selaras dengan deskripsi sejarah Stupa tersebut,” ujar Coningham.
Dia mengatakan studi lebih lanjut mengenai temuan baru ini tentu akan menjadikan kawasan tersebut sebagai situs bersejarah yang sangat penting. Namun Coningham menyatakan keprihatinannya atas perambahan manusia di kawasan Stupa Ramgram.
Ia menegaskan, perambahan dan peningkatan aktivitas manusia akan merusak situs bersejarah tersebut.
Siddhicharan Bhattarai, bendahara Lumbini Development Trust, mengakui rencana pembangunan yang efektif tidak bisa dilakukan di kawasan Stupa Ramgram yang terletak di sirkuit Lumbini.
“Upaya sedang dilakukan untuk pengembangan kawasan tersebut, tetapi hal itu belum cukup,” kata Bhattarai, seraya menambahkan bahwa Ramgram adalah tempat bersejarah yang memiliki signifikansi arkeologi.
Masyarakat setempat mengeluh bahwa wilayah tersebut telah dibayang-bayangi meskipun memiliki nilai sejarah yang penting karena pihak berwenang tidak memprioritaskan penggalian, eksplorasi, penelitian dan pengembangan di sana.
Wali Kota Ramgram, Dhanapat Yadav, mendesak Lumbini Development Trust dan pihak berwenang lainnya untuk melakukan upaya yang tulus untuk mencapai tujuan ini.
“Departemen Arkeologi harus melanjutkan pekerjaan penggalian di Ramgram,” kata Yadav.
Sebelumnya, survei dilakukan di kawasan Stupa Ramgram pada tahun 1997, 1999, dan 2014. Penduduk Ramgram di Nawalparasi menuntut penggalian lebih lanjut di kawasan tersebut setelah temuan baru-baru ini.
Mereka mengklaim bahwa kawasan tersebut dulunya adalah ibu kota negara bagian Koliya kuno, Panditpur. Pada tahun 2014, tim arkeolog menggali bukti substansial yang menunjukkan bahwa Panditpur dari VDC Banjariya adalah ibu kota negara bagian Koliya kuno.
Tim tersebut mengklaim bahwa bahan-bahan yang ditemukan berasal dari abad 7 SM. Mereka menemukan mulut sumur, topas, gelang, kristal, batu, dan patung manusia yang berasal dari era Kushan (sekitar abad kedua SM hingga abad pertama M) selama penggalian.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara