• Saturday, 29 November 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Pujiyanto dan Wiji Purnawati

Dua hari pasca-banjir melanda Kota Medan pada Kamis (27/11/2025) lalu, yang juga berdampak pada sejumlah wilayah sekitarnya, kondisi sejumlah vihara dan pemukiman umat Buddha di Kota Binjai hingga Sabtu (29/11/2025) ini masih memprihatinkan. Air banjir dengan ketinggian hingga satu meter masih menggenangi beberapa tempat ibadah, merusak properti, dan mengisolasi warga.

Melalui laporan dari Pujiyanto, Penyuluh Agama Buddha Sumatera Utara, teridentifikasi beberapa vihara yang hingga hari ini masih terendam. Vihara Setia Buddha di Jalan Sudirman, Binjai Kota, mengalami banjir di lantai dasar yang mengakibatkan kerusakan pada lantai keramik. Sementara itu, Vihara Buddha Paduma di Jalan Pahlawan, Komplek Asam Jawa I-J, Binjai Kota, juga mengalami genangan di area yang sama.

Tidak hanya itu, dua rumah ibadah lainnya juga tak luput dari terjangan air. Vihara Tri Dharma Buddha dan Cetiya Apek, yang berlokasi di Jalan Ade Irma Suryani, Binjai Kota, masing-masing dilaporkan tergenang banjir dengan ketinggian mencapai satu meter.

Di tengah kesulitan yang melanda, semangat gotong royong menjadi tumpuan utama. Pujiyanto dengan tegas menyatakan bahwa belum ada bantuan resmi yang mengalir ke vihara-vihara tersebut.

“Kesemua vihara belum mendapatkan bantuan dari pihak manapun. Umat bersama warga bergotong royong secara mandiri,” ujar Pujiyanto kepada BuddhaZine pada Sabtu (29/11), menggambarkan kondisi solidaritas warga yang bangkit di atas puing-puing kesusahan.

Meskipun dilanda musibah, terdapat secercah kabar baik. Pujiyanto menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Selain itu, cuaca mulai berubah menjadi lebih bersahabat.

“Sekalipun banjir masih melanda, hujan saat ini sudah berhenti, khususnya di wilayah Kota Binjai,” tambahnya, memberikan harapan bahwa proses pemulihan dan pengeringan dapat segera dilakukan secara lebih maksimal.

Namun, berhentinya hujan belum serta merta mengakhiri penderitaan. Genangan air yang tersisa masih menjadi tantangan besar bagi umat Buddha di Binjai untuk membersihkan dan memulihkan kembali tempat-tempat suci mereka, sambil berharap uluran tangan dari pihak-pihak terkait segera tiba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *