Foto : Dok. Panitia
Menindaklanjuti penetapan Candi Borobudur sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP), Yayasan Dharmayatra Nusantara (Daya Nusa) bekerjasama dengan Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) dan Museum dan Cagar Budaya (MCB) telah menginisiasi penyediaan pemandu wisata, khususnya untuk pelajar. Uji coba pemandu wisata telah dilaksanakan selama tiga hari, mulai Kamis hingga Sabtu (8-10/02/2024), di Candi Borobudur, Magelang.
Uji coba ini merupakan bagian dari persiapan simulasi kunjungan pelajar ke Candi Borobudur yang dilaksanakan pada Minggu (12/02/2024). Kuota pemandu untuk pelajar terbatas hanya untuk 20 orang yang berasal dari sekitar kawasan Borobudur. Rencananya, pemandu akan tersedia setiap hari Senin bagi pelajar dengan batas kuota pengunjung 1200 orang per hari.
Aji Luhur, Pendiri Yayasan Daya Nusa, menjelaskan bahwa pihaknya juga akan menyediakan pemandu untuk kegiatan pilgrimage. “Para pemandu akan dibekali pengetahuan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama Bimas Buddha, akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB), dan lembaga lainnya,” ujarnya kepada BuddhaZine pada Minggu (12/02/2024).
Selama uji coba, dua kegiatan utama yang diwajibkan bagi para pelajar adalah kunjungan ke Museum Karmawibangha atau Museum Borobudur dan Candi Borobudur itu sendiri. Durasi uji coba menjadi lebih panjang dari yang diperkirakan, yakni dari 1,5 jam menjadi 2,5 jam, karena banyaknya materi yang tersedia di museum. Aji menekankan pentingnya membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas bagi pengelola dan menginformasikan kepada wisatawan.
Perbedaan materi antara pengunjung pelajar dan pengunjung reguler juga menjadi fokus dalam uji coba ini. Pengunjung reguler lebih menikmati pengalaman fisik dan keindahan, sementara pelajar mendapatkan pengetahuan tentang sejarah, teknik, arsitektur, dan nilai moral dari Candi Borobudur.
Meskipun demikian, uji coba ini juga mengungkap beberapa kekurangan, seperti ukuran sandal upanat yang belum tersedia bagi pelajar serta kapasitas pemandu wisata dalam mengakomodasi jumlah pengunjung. Untuk pengunjung reguler, satu pemandu maksimal melayani 10 orang, sementara untuk pelajar bisa mencapai 20 orang.
Kegiatan selama tiga hari uji coba ini terfokus pada penjelasan di gerbang utama, kunjungan ke Museum Borobudur, dan struktur candi. Aji menegaskan pentingnya pemandu untuk menyajikan informasi yang berbobot namun tetap menarik dan relevan bagi pengunjung.
“Ini menjadi tantangan bagi para pemandu untuk mengemas informasi dengan bahasa yang kekinian,” tambahnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara