• Friday, 3 August 2018
  • Sulaiman Girivirya
  • 0

Memasuki pelataran kampus May Fua Luang University, ribuan peserta The Eighth Youth Buddhist Symposium berbaris rapi tanpa riuh gemuruh. Mereka adalah perwakilan mahasiswa dan akademisi dari 36 negara. Berlangsung dari tanggal 25 hingga 28 Juli 2018, simposium yang menelan dana lebih dari tujuh miliar rupiah, setara dengan THB 15.749.600 memang patut diajungi jempol.

Mulai dari relawan seperti MC yang berasal dari beberapa stasiun TV dan beberapa mahasiswa komunikasi, Dharmaworker yang bekerja di bagian transportasi, akomodasi, hingga teknologi panggung yang super dahsyat profesional. Kegiatan diawali diskusi panel dari beberapa tokoh/akademisi dari beberapa agama dunia seperti Sikh, Kristen, dan Islam.

 

Bagaimana produk Artificial Inteligence (Kecerdasan Buatan) seperti website yang didesain menyerupai altar virtual dapat memberikan pengaruh pada ritual tradisional dalam praktik memberi persembahan (Dana Paramitha)?

Baca juga: Borobudur Kembali Gelar Konferensi Internasional untuk Ketiga Kalinya

Topik tersebut disampaikan oleh Qi Liu, Mahasiswa Magister Buddhis Studi, Universitas Hamburg, Jerman/Pertukaran Pelajar pada Universtas Cambridge, UK. Presentasi menarik lainnya disampaikan oleh Profesor Sungchul Kim, Program Buddhis Studi dan Kultural, Universitas Dongguk, Korea Selatan, menyampaikan Buddhisme dan Kecerdasan Buatan. Dari Universitas Politeknik Hongkong, Profesor Poon Chung-kwong menyampaikan topik Sains dan Buddhisme: Eksplorasi hukum alam, melalui analisa mendalamnya menyampaikan komparasi konsep Sunyata dalam ajaran Buddha dan Quantum Fisis.

Penggunaan teknologi EEG (Elektroensefalografi) misalnya saat ini dapat membantu seseorang yang ingin mempraktikkan meditasi. Sepertihalnya EEG, brainwave Entrainment dapat pula menurunkan pola gelombang otak pada kondisi fokus. Namun, teknologi AI ini, harus dikembangkan dengan aspirasi bijaksana demi cinta kasih-kasih sayang untuk kemanusiaan dan keharmonisan dengan lingkungan.

Selain mendengarkan paparan dan berdiskusi tentang Artificial Intelligence dan Buddhisme, peserta diajak praktik. Di hari ketiga, berada di kawasan pusat meditasi, dibawah instruksi Bhikkhu Pramaha Vudhijaya Vajiramedhi melakukan praktik meditasi. Teknik meditasi yang disampaikan Bhante Medhi cukup mengena untuk praktisi pemula dan khususnya para pemuda zaman ini.

“Saya bertemu Yang Mulia, Master Thich Nhat Hanh. Ia sangat tenang. Bahkan di tengah hiruk pikuk bandara beliau tetap dapat bermeditasi,” Bhante Vajiramedhi.

Beberapa teknik yang disampaikan kepada peserta WYBS ini diadobsi dan dikembangkannya dari Master Thich Nhat Hanh. Sederhana, dan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua orang.

Sebelumnya Ia menyampaikan bagaimana meditasi dapat membantu 12 bocah Thailand yang terjebak di Goa pada beberapa waktu lalu. Tidak hanya belajar teknik meditasi dari Biksu Theravada, peserta juga belajar teknik meditasi dari Guru Besar yang terkenal dengan nama Master Hai Tao.

Saat itu mereka melakukan kegiatan “Tree Ceremony” merefleksikan sikap kita terhadap lingkungan terutama pohon. Kegiatan hari itu ditutup dengan melepas hewan kembali ke habitatnya dan penyalaan ribuan lilin.

Artificial Intelligence sangat mungkin merubah peradaban manusia. Sesuai dengan hukum perubahan yang dipelajari umat Buddha, tentulah, seorang Buddhis harus menerima “perubahan” itu. Akan tetapi, patut dicatat bahwa esensi Buddhadharma tidaklah berubah, hanya saja, cara-cara yang dilakukan dalam menyampaikan dan mengajak praktik Buddhadharma seyogyanya berubuh. Apalagi kepada generasi Z saat ini dan seterusnya.

Tahun depan, panitia WYBS mengundang semua pemuda, dan akademisi Buddhis dunia untuk mengikuti award dengan tema, “The Sword of Wisdom for Thoroughly Ascertaining Reality“ yang dapat dinanti dan dibuka pada laman: wybuddhist.com/eng/index.asp Semangat kepada para pemuda Buddhis Indonesia!

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *