Puluhan Umat Buddha melakukan Puja Mandala Uposatha di Borobudur, Sabtu, 24/4/2022. Sumber Foto: Ngasiran
  • Wednesday, 6 April 2022
  • Ngasiran
  • 0

Pengelola Candi Borobudur berencana menyediakan jalur khusus puja bakti untuk umat Buddha. Langkah ini diambil pasca penandatanganan nota kesepakatan pemerintah tentang pemanfaatan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha dunia. 

“Ini baru percobaan untuk jalur yang nantinya digunakan pilgrimage. Kita mencoba umat Buddha masuk lewat jalur umum seperti wisatawan biasa. Tapi umat Buddha yang akan melakukan puja nanti kami siapkan masuk lewat jalur khusus, berbeda dengan wisatawan biasa yang harus beli tiket di loket,” kata Eksan, pengelola PT. Taman Wisata Candi. 

Setelah sampai di halaman candi, umat akan melakukan doa dan pradaksina. Selanjutnya, umat bisa mengikuti kunjungan sesuai dengan SOP wisatawan. “Tentu nanti akan ada evaluasi. Seperti kita lihat tadi ada peserta yang kelelahan dari parkir sampai ke sini. Nanti kita cari alternative,” lanjut Eksan. 

Jalur khusus itu mulai diuji coba saat Mandala Puja Uposatha yang dilakukan oleh ratusan umat Buddha, Sabtu (2/4) kemarin. Puja Mandala Borobudur dilakukan tiap hari uposatha, yaitu pada tanggal 1 dan 15 berdasarkan penanggalan lunar. Untuk mengurus teknis kegiatan ini, Ditjen Bimas Buddha membentuk tim Pemanfaatan Candi Borobudur yang dipimpin oleh Bhikkhu Ditti Sampanno, ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (ABTABI). 

Puluhan Umat Buddha melakukan Puja Mandala Uposatha di Borobudur, Sabtu, 24/4/2022. Sumber Foto: Ngasiran

Tidak Gratis

Peserta pilgrimage Candi Borobudur memang tidak membeli tiket langsung di loket seperti wisatawan biasa, meski begitu bukan berarti gratis. Sesuai nota kesepahaman antara tim Pemanfaatan Candi Borobudur dengan pihak pengelola, pada tahap uji coba peserta dikenakan kontribusi sebesar 50% dari harga wisatawan biaya. 

Pilgrim tidak perseorangan sifatnya kan bukan perseorangan. Kami (pengelola) bekerjasama dengan lembaga yang dibentuk oleh Ditjen Bimas Buddha, lembaga ini yang koordinasi dengan kami,” terang Eksan. 

Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Supriyadi menyambut baik kebijakan pihak pengelola Borobudur yang memberikan biaya retribusi khusus kepada umat Buddha yang mau beribadah di Candi Borobudur. Menurut Supriyadi, kebijakan tersebut perlu dipahami dengan baik. Umat seharusnya tidak hanya bereuforia dalam pemanfaatan candi semata, tapi juga harus ikut berkontribusi menjaga dan merawat kelestariannya. 

“Candi Borobudur juga butuh perawatan khusus. Sebagai umat Buddha kita semua berkewajiban untuk mendukung program super prioritas melalui pilgrim, candi Borobudur perlu dukungan untuk pemanfaatan, pengembangan dan pemeliharaan yang kesemuanya memerlukan anggaran, karena itu peran serta umat untuk turut berpartisipasi sangat diharapkan. (Bukan selalu berharap bebas tiket/gratis)” kata Supriyadi.[MM] 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *