Foto : Ngasiran
Penambahan populasi manusia telah memberikan dampak serius terhadap lingkungan, terutama dalam hal peningkatan limbah dan kerusakan hutan. Dampak ini menjadi perhatian utama bagi Direktur Kemitraan Lingkungan KLHK RI, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc., yang baru-baru ini memberikan wawasan pelestarian alam dalam kegiatan Pabbajja Samanera Semantara di Candi Borobudur, Jawa Tengah, pada Senin (18/12/2023).
Dalam acara yang diikuti 500 calon samanera ini, Kumala Dewi tidak hanya menggambarkan secara rinci kondisi lingkungan saat ini, tetapi juga memberikan berbagai tips yang dapat bermanfaat bagi para peserta dalam menjaga alam.
“Saat ini, limbah di bumi kita terus bertambah, dan hutan kita semakin tergerus. Bencana besar akibat sampah dan deforestasi di masa mendatang mungkin tidak bisa dihindarkan. Namun, kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Janganlah kita patah semangat atau merasa frustasi,” ungkap Kumala Dewi.
Kumala Dewi menekankan pentingnya mengembangkan kesadaran lingkungan dalam kegiatan beragama. Menurutnya, meditasi menjadi salah satu praktik penting yang dapat membantu menumbuhkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan makhluk lain dengan memupuk pikiran yang baik terhadap alam.
“Kalau kita berpikiran bersih, maka alam akan bersih. Untuk menjaga alam, kita harus memikirkan bagaimana kita bisa mengurangi sampah yang dihasilkan setiap hari,” tambah Kumala Dewi.
Lebih lanjut, Kumala Dewi membagikan tips praktis yang disebutnya sebagai 3M, yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai dari sekarang. Salah satu poin penting adalah mengendalikan ego, dimulai dari tindakan sehari-hari seperti menghabiskan makanan dan mengurangi pembelian barang elektronik baru hanya demi keinginan ego. Ia menyoroti bahwa 70 persen sampah di Indonesia berasal dari sisa makanan, sementara sampah elektronik juga memberikan kontribusi besar.
Menambahkan dimensi spiritual, Kumala Dewi mengutip ajaran Buddhis dengan membahas Lima Kebajikan Universal. Kebajikan tersebut seperti kebersihan, kerapian, sopan santun, tepat waktu, dan meditasi, menjadi prinsip dasar yang ditanamkan dalam diri peserta Pabbajja Samanera selama pelatihan.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa menjaga kebersihan dan merapikan lingkungan sekitar adalah kontribusi nyata dalam mendukung kelestarian alam. Dalam konteks ini, ia mendorong para calon samanera untuk selalu membuang sampah pada tempatnya sesuai kategori untuk membantu memudahkan pengelolaan sampah.
“Semua ini perlu perjuangan dalam mempraktekkannya. Oleh karena itu saya sangat menghargai acara-acara seperti ini, apa yang didapat dalam kegiatan ini bisa menjadi rutinitas para samanera di lingkungan masing-masing dalam kesehariannya,” pungkas Kumala Dewi
Di sesi akhir, Kumala Dewi memberikan tantangan kepada peserta Pabbajja Samanera. Sembilan calon samanera dipanggil untuk menjawab pertanyaan terkait materi dan memberikan contoh konkret bagaimana mereka akan berkontribusi pada kelestarian alam dalam kehidupan sehari-hari. Para peserta juga diminta untuk menyatakan tekad mereka untuk melakukan tindakan positif yang bermanfaat bagi lingkungan.
Berbagai komitmen disampaikan oleh peserta, mulai dari membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon, hingga bersedia menjadi bagian dari pasukan pemadam kebakaran hutan. Sebagai bentuk apresiasi, peserta yang maju diberikan tas yang dapat digunakan sebagai pengganti kantong plastik, sejalan dengan upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara