• Monday, 8 October 2018
  • Ngasiran
  • 0

“Salah satu yang membuat kita berada di sini adalah budaya damai masyarakat Desa Getas. Ibu-ibu dapat kumpul di sini meski dari latar belakang berbeda. Di Indonesia ini masih banyak orang-orang yang anti perbedaan,” tutur Maskur Hasan, saat mengawali penyampaian materi Menggali Nilai-nilai Lokal Perdamaian Rabu, (3/10/2018).

Materi ini disampaikan dalam acara Training Perdamaian dan Toleransi Sekolah Perempuan Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Acara yang diselenggarakan oleh The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia selama dua hari; Rabu – Kamis (3 – 4/10/2018) di aula balai Desa Getas.

Pada sesi ini, sebanyak 30 peserta yang didominasi oleh kaum perempuan diajak untuk diskusi menggali nilai-nilai dan budaya lokal yang masih dilestarikan masyarakat Desa Getas. “Menurut data yang kami peroleh, di desa ini terdapat tiga agama; Buddha, Islam, dan Kristen. Di tengah perbedaan ini ibu-ibu bisa hidup rukun, pasti ada nilai dan budaya lokal yang membuat bapak ibu bisa hidup bersama,” kata Maskur lebih lanjut.

Sadranan, gotong royong, merti dusun, kendurian, ngendong, perayaan hari ulang tahun RI, Jumat bersih dan aneka kesenian lokal masuk dalam daftar saat peserta diminta menuliskan nilai lokal perdamaian dalam sebuah kertas. Masih dilestarikannya kesenian daerah dan berbagai budaya lokal ini menurut peserta yang membuat mereka bisa hidup bersama.

“Saat ada tetangga yang meninggal, tidak peduli apa agamanya semua orang terlibat membantu. Mulai dari memandikan jenazah, ambil rumput untuk pakan ternak yang lagi berduka selama satu minggu secara bergantian hingga ngendong (bila yang meninggal umat Buddha, dibacakan paritta selama satu minggu di rumah duka, selesai baca paritta orang-orang akan berjaga semalaman di tempat tersebut),” terang salah satu peserta.

Baca juga: Pendidikan dan Perempuan

Lestarinya berbagai kesenian daerah juga dinilai sebagai salah satu sarana pemersatu masyarakat Desa Getas. “Kalau sudah berbicara soal kesenian, masyarakat sini sudah melampaui nilai-nilai materi. Kesenian kuda kepang, warok, topeng ireng, soreng, koncer masih sangat dilestarikan. Saat perayaan 17 Agustus misalnya, satu tim kesenian bisa tampil puluhan kali dalam satu bulan, mereka tidak dibayar. Dan ini hampir setiap dusun ada grup keseniannya,” terang peserta lain.

Sebagai kesimpulan, nilai-nilai ini menurut maskur yang menjadi kunci toleransi masyarakat Desa Getas. “Ini harus dilestarikan, Inilah Indonesia”.

AMAN, penggagas sekolah perempuan

AMAN merupakan Lembaga Internasional yang berpusat di Bangkok, Thailand. Lembaga ini konsen terhadap isu-isu perempuan dan perdamaian, salah satunya melalui program Sekolah Perempuan.

Di Indonesia saat ini AMAN telah membentuk tiga puluh sekolah perempuan yang tersebar di tujuh provinsi. Di Jawa Tengah saat ini baru ada di Wonosobo dan baru merintis di Temanggung, yang akan di mulai dari Desa Getas.

Terdapat tiga alasan mengapa Desa Getas dipilih sebagai tempat memulai Sekolah Perempuan. Pertama, kondisi hubungan sosial masyarakat, (interaksi, interelasi, dan interdependensi) melalui budaya lokal yang hampir setiap tahun dilaksanakan. Mereka selalu membuka ruang-ruang kebersamaan untuk saling menghargai dan menerima berbagai aktifitas keagamaan maupun sosial seperti perayaan hari-hari besar keagamaan yang saling melibatkan, melaksanakan perayaan dan penghormatan terhadap leluhur dan alam (nyadran) yang dilakukan secara bersama.

Kedua, Masyarakat Getas khususnya perempuan mempunyai peran besar dalam merawat perdamaian melalui kegiatan keagamaan. Mereka terlibat langsung dalam proses persiapan dan pelaksanaan kegiatan.

Ketiga, organisasi perempuan keagamaan cukup maju. Ini ditandai dari aktifitas rutin mereka di internal agama masing-masing yang menguatkan tingkat spiritual dan relasi agama, masyarakat, dan alam.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *