• Sunday, 23 October 2022
  • Surahman
  • 0

Candi Bodhipakkhiya Dhamma akhirnya diresmikan di Dusun Semanding, Desa Candi Garon Kecamatan Sumowono, Semarang (21/10). Umat Buddha dari berbagai daerah turut tetap khidmat mengikuti peresmian candi di tengah guyuran hujan.  Butuh setidaknya tiga tahun untuk membangun candi hingga selesai. Pengerjaan candi pun melibatkan gotong-royong umat Buddha dan bantuan dana dari para donatur. 

Candi Bodhipakkhiya Dhamma merupakan kuti yang pembangunannya diinisiasi oleh Bhante Khemadhiro, seorang bhikkhu putra daerah Kecamatan Sumowono. Lahan bangunan berupa tebing yang ditata sedemikian rupa hingga terbangun sebuah kuti berpenampakan candi nan megah. Menjulang tinggi di tengah-tengah dusun dengan jumlah umat Buddha kurang lebih 170 jiwa.

Puluan Bhikkhu harus mengenakan payung selama prosesi dari Vihara Mahanama menuju panggung utama
Puluan Bhikkhu harus mengenakan payung selama prosesi dari Vihara Mahanama menuju panggung utama. Foto: Ngasiran dan Ana Surahman/Buddhazine.

“2019 dilakukan peletakan batu pertama untuk membangun kuti ini. Tapi karena terhalang pandemi akhirnya pengerjaan sempat terhambat dan selesai pada tahun ini. Untuk lahan, yang bagian tebing merupakan hibah dari umat yaitu mendiang Mbah Marwito. Tapi sebenarnya tanah itu memang dikosongkan oleh pemiliknya untuk dibangun tempat ibadah. Sebagian lagi, yang dibagian bawah beli dari warga. Dalam proses pembangunannya dilakukan oleh umat dengan cara kerja bakti, dan umat juga turut andil dalam penggalangan dana melalui program puja pelita,” jelasnya Sutrisno, Ketua Panitia Peresmian Candi Bodhipakkhiya Dhamma.

Menurut Sutrisno, di lahan tersebut dulu pernah berdiri sebuah vihara. Namun karena terjadi longsor, vihara akhirnya pindah di samping lahan lama. “Lahan ini sempat kosong beberapa waktu, lalu datang Bhante Sujano dan Bhante Khemadhiro yang kemudian berencana untuk memanfaatkan lahan ini sebagai kuti. Jadilah bangunan kuti yang kita lihat sekarang ini,” imbuhnya. 

Peresmian candi juga bertepatan perayaan tercapainya 10 vassa Bhante Khemadhiro. Sehingga di sela-sela upacara peresmian juga diadakan syukuran potong tumpeng disertai ucapan selamat dari para tamu undangan kepada Bhante Khemadhiro. 

Sanghanayaka Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Subhapanno memberikan apresiasinya kepada Bhante Khemadhiro. Bhante mengaku kagum saat pertama kali melihat bangunan kuti yang dinilai indah dan megah.

“Pertama kali saya melihat bangunan ini, saya heran dan kagum. Ini bangunan yang megah dan indah sekali. Bangunan ini tidak mungkin terbangun tanpa adanya bimbingan para Bhikkhu khususnya Bhante Khemadhiro. Yang sulit bukan bagaimana membangunnya, tapi bagaimana Bhante Khemadhiro merukunkan, mengayomi para umat sehingga bisa tetap semangat dan rukun hingga selesai pembangunan. Bhante Khemadhiro di sini bisa ngayemi, ngayomi, memacu, mendorong dan mencarikan donatur sehingga pembangunan selesai dengan baik.”

“Pembangunan ini wujud perjuangan Bhante Khemadhiro dalam memajukan Buddha Dhamma. Dengan adanya kuti maka ini menjadi tempat yang nyaman bagi siapapun bhante yang akan singgah di sini untuk membimbing umat. Apalagi Bhante Khemadhiro ini putra daerah sini, ini sangat luar biasa dan jarang orang bisa sukses di daerahnya sendiri. Oleh karena itu kami dari Sangha Theravada Indonesia memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bhante Khemadhiro,” ungkapnya.

Kepala Desa Candi Garon, Margo Wanto, berterimakasih atas terbangunnya Candi Bodhipakkhiya Dhamma. Ia memohon para bhikkhu untuk terus memberikan nasihat dan pedoman hidup bagi umat Buddha Dusun Semanding. 

Penampakan Candi pada Bagian puncak. Pada Bagian ini juga terdapat tempat tinggal para bhikkhu yang disebut kuti
Penampakan Candi pada Bagian puncak. Pada Bagian ini juga terdapat tempat tinggal para bhikkhu yang disebut kuti. Foto: Ngasiran dan Ana Surahman/Buddhazine

“Terima kasih kepada para penggalang dana untuk pembangunan Candi Bodhipakkhiya Dhamma. Semoga candi ini nantinya bisa memberikan manfaat bagi umat Buddha dan warga Dusun Semanding khususnya. Terima kasih juga kepada para bhikkhu yang sudah membantu untuk menggalang dana guna pembangunan Candi Bodhipakkhiya Dhamma ini. Saya titip kepada para bhikkhu supaya memberikan pedoman baik, nasehat-nasehat yang baik bagi warga kami umat Buddha Dusun Semanding” tegasnya.

“Upacara peresmian ini, menjadi wujud syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Agung karena sudah diberi berkah berupa bangunan candi yang megah ini. Juga menjadi wujud syukur dan terima kasih kepada para donatur yang sudah membantu dana untuk pembangunan Candi Bodhipakkhiya Dhamma ini,” pungkasnya.

Upacara dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Bhante Pannavaro dan pelepasan balon oleh Kepala Desa Candi Garon. Alunan musik tradisional bergaung mengiringi gesitnya para penari soreng menghibur segenap umat dan tamu undangan, menutup rangkain upacara peresmian Candi Bodhipakkhiya Dhamma. [MM]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *