• Monday, 29 July 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Ngasiran

Sebelas siswa-siswi dinyatakan lulus setelah menyelesaikan serangkaian pembelajaran di Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan Indonesia, Minggu (28/7/2024). Upacara kelulusan bagi peserta didik angkatan pertama Tahun Ajaran 2024 dilaksanakan di Graha Vihara Avalokitesvara (GVA), Mungkit, Magelang.

Pengajaran Dhamma menjadi materi utama di Pusat Pendidikan Fo Guang Shan Indonesia. Namun, para siswa juga mendapatkan pendidikan lain yang melibatkan enam guru, di mana dua guru berasal dari Malaysia dan empat lainnya dari Indonesia.

Beragam bidang yang dipelajari para siswa antara lain: Bahasa Mandarin dengan guru pengampu Khor Xing Yi Laoshi, Bahasa Inggris dengan guru pengampu Sam I Jing Laoshi, Sejarah Borobudur dengan guru pengampu Bambang Eka Prasetya, Seni Gamelan dengan guru pengampu Jumali dari Sanggar Borobudur, Melukis dengan guru pengampu Etsing Medi, dan Kerajinan Tangan dengan guru pengampu Untung.

Turut hadir dalam upacara kelulusan tersebut adalah pengurus Fo Guang Shan Indonesia, para tamu kehormatan dari BLIA Malaysia Central Dong Zen, Ketua DPD Walubi Jawa Tengah Tanto Harsono, serta segenap guru pengampu. Upacara kelulusan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Terpujilah Tri Ratna. Dilanjutkan dengan pemutaran video tentang jejak kehidupan Master Hsing Yun, pendiri Fo Guang Shan yang berpusat di Taiwan. Kisah perjuangan Master Hsing Yun dalam Buddha Dhamma juga ditampilkan melalui pertunjukan drama yang dibawakan oleh siswa-siswi yang baru saja menyelesaikan pendidikan.

Shie Jie May Teo, tamu kehormatan dari Malaysia, berharap program ini akan menambah semangat dalam belajar dan praktik Dhamma. “Meskipun kita belajar bersama hanya dalam waktu singkat, saya yakin kita semua telah memperoleh banyak manfaat. Apa yang diajarkan Master Hsing Yun tentang keyakinan, keinginan, dan praktik. Kita harus memiliki harapan dan tekad, dengan tekad kita harus mewujudkannya dalam tindakan nyata. Saya berharap di masa depan kita semua dapat terus mempertahankan semangat dan usaha tinggi untuk terus mempelajari ajaran Buddha,” terangnya.

Dekan Pusat Pendidikan Buddhis Fo Guang Shan Indonesia, Biksuni Jue Cheng, mengapresiasi kemampuan para siswa dalam menangkap pelajaran yang diberikan selama pendidikan. “Mereka sangat serius dalam belajar dan dalam waktu dua bulan ini mereka sangat cepat menangkap dan mempraktikkan ajaran Buddha yang mereka terima dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga sudah cepat bisa bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris,” jelas Biksuni Jue Cheng.

Lebih lanjut, Biksuni Jue Cheng menyampaikan bahwa setelah lulus dari sini, beberapa siswa akan dikirim ke Taiwan. Sementara yang belum bisa melanjutkan ke Taiwan akan mengikuti program belajar selanjutnya di tahun 2025.

“Saya berharap ke depan akan lebih banyak lagi muda-mudi Buddhis Indonesia bisa ikut dalam program pendidikan ini, agar muda-mudi di Indonesia memiliki kemampuan dalam praktik Dhamma maupun dalam bahasa asing. Terima kasih kepada segenap pihak yang telah mendukung keberadaan kami di Indonesia ini. Terima kasih juga kepada pihak GVA yang telah memfasilitasi kami untuk belajar di sini,” tambahnya.

Terkesan dengan Metode Pembelajaran Fo Guang Shan

Selain banyaknya ilmu yang didapat, program ini nampaknya juga memberikan kesan menyenangkan bagi para siswa. Seperti yang disampaikan oleh Dwi Apriyani (19), siswa dari Lampung yang juga merupakan salah satu siswa yang akan dikirim ke Taiwan untuk melanjutkan pendidikan.

“Di sini kita praktik Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Dengan program ini saya bisa melatih rasa kekeluargaan dan kekompakan. Berbagai disiplin diterapkan dalam segala bidang bahkan dalam menata perlengkapan mandi juga harus rapi,” katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan peserta asal Jakarta, Gunadi Dwipa (17), yang mengaku senang karena mendapatkan beasiswa dan berbagai fasilitas belajar.

“Ketika saya ikut program ini saya tidak mengeluarkan biaya, malah dapat fasilitas lengkap mulai dari tempat tidur, makan, baju, celana, sepatu sampai jam tangan supaya lebih mudah mengingat waktu. Dengan fasilitas dan beasiswa ini saya bisa fokus belajar tanpa harus memikirkan hal-hal lain,” ungkapnya.

Setelah sukses pada angkatan pertama ini, Fo Guang Shan merencanakan untuk menggelar program ini kembali di tahun depan. Program ini terbuka bagi setiap muda-mudi Buddhis usia 18-35 tahun untuk datang dan belajar Dhamma serta meningkatkan kemampuan di bidang lainnya.

Acara berlanjut dengan penyerahan sertifikat kepada segenap guru pendidik yang diserahkan langsung oleh Dekan Pendidikan Fo Guang Shan. Upacara ini juga dimeriahkan pertunjukan seni “Tari Manupuri” dari Sanggar Borobudur di bawah asuhan Pak Jumali. Penyerahan beasiswa kepada siswa-siswi dan pembacaan tekad luhur para siswa setelah lulus dari pendidikan menutup rangkaian upacara dengan mengesankan.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *