
Foto: Dok. Vihara
Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI) Kabupaten Lombok Utara membuka kegiatan Sebulan Pendalaman Dhamma (SPD) di Vihara Virya Dhamma Gerenggeng, Dusun Gerenggeng, Desa Sama Guna, Kecamatan Tanjung. Acara yang berlangsung pada Jumat (11/4) ini dihadiri oleh sejumlah tokoh Buddhis dan perwakilan organisasi keagamaan setempat.
Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Padesanayaka Provinsi NTB, Samanera, Romo Pandita, Upacarika, Ketua MAGABUDHI Provinsi NTB, Pengurus PD WANDANI Provinsi NTB, serta sejumlah ketua organisasi Buddhis di Lombok Utara, seperti Ketua MAGABUDHI, WANDANI, dan PATRIA. Turut hadir pula perwakilan pemerintah desa setempat, termasuk Kepala Desa Tegal Maja dan Karakasaba.
Acara diawali dengan puja bakti yang dipandu oleh Buyu Handoyo, dilanjutkan dengan meditasi dan sesi sambutan. Dalam sambutannya, Ketua KBTI Lombok Utara, PMd. Surdianto, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Karakasaba beserta umat Vihara Virya Dhamma Gerenggeng sebagai tuan rumah. Terima kasih juga kepada semua pihak yang hadir, mendukung, dan mensukseskan acara ini. Semoga berkah kebahagiaan senantiasa menyertai kita semua,” ujar Surdianto.

Pesan Dhamma: Empat Faktor Kebersamaan Pasangan Rumah Tangga
Sāmaṇera Vimalavāso, dalam pesan Dhammanya, menyampaikan faktor-faktor yang memungkinkan pasangan rumah tangga tetap bersama dalam kehidupan-kehidupan mendatang. Menurutnya, kebersamaan dan perpisahan adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan.
“Kebersamaan akan membawa kebahagiaan jika dilakukan dengan orang yang disukai, tetapi bisa menjadi penderitaan jika dipaksakan dengan orang yang dibenci. Sebaliknya, perpisahan tidak selalu menyedihkan—ia mengajarkan kita untuk lebih menghargai arti kebersamaan,“ jelas Samanera Vimalavāso.
Lebih lanjut, samanera memaparkan empat hal yang harus dimiliki pasangan agar dapat terus bersama dalam berbagai kehidupan.
Yang pertama adalah memiliki keyakinan yang sama (Saddha). Seseorang menempatkan keyakinan kepada Tiratana dengan mengambil tiga perlindungan, yaitu: Buddha, Dhamma, dan Sangha. Ketika seseorang sudah memiliki kesamaan dalam keyakinan, maka mereka akan melakukan perbuatan baik secara bersama-sama.
“Yang kedua adalah memiliki moralitas yang sama (Sila). Ketika seseorang sudah bersama-sama menjaga lima sila, maka mereka akan menghindari perbuatan membunuh, pencurian, berbuat asusila, ucapan bohong, dan minuman keras. Lima hal ini yang disebut kesempurnaan dalam perilaku bermoral. Dengan memiliki kesamaan dalam moralitas, maka seseorang sudah membuat suatu kondisi yang akan mengkondisikan mereka bisa hidup bersama.”
Selanjutnya adalah memiliki kedermawanan yang sama (Dana). Ketika ada kesempatan untuk berdana, maka hendaknya seseorang secara bersama-sama melakukannya. Menurut samanera, berdana tidak harus kepada orang tertentu, tetapi bisa kepada siapa saja yang membutuhkan. Dalam agama Buddha, berdana yang bernilai tinggi ialah kepada Sangha, karena Sangha merupakan ladang yang subur untuk berbuat kebajikan.
Terakhir, pasangan perumah tangga harus memiliki kebijaksanaan yang sama (Pañña). Terkait hal ini, lebih jauh samanera pun menerangkan tiga cara memperoleh kebijaksanaan.
Cara pertama adalah Sutamaya Paññā, artinya bahwa kebijaksanaan itu timbul melalui proses mendengar dan membaca. Mendengarkan ceramah Dhamma baik itu dari seorang bhikkhu dan siapa pun yang membahas Dhamma, dan sering membaca buku-buku Dhamma, seperti Sutta-Sutta, Dhammapada, Paritta, maupun artikel di sosial media yang membahas tentang Dhamma.
Kedua, Cintāmaya Paññā, artinya bahwa kebijaksanaan itu timbul melalui proses proses berpikir. Berpikir tentang bagaimana seseorang berpikir hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Serta dibarengi dengan praktik Dhamma itu sendiri.
“Cara ketiga adalah Bhāvanāmaya Paññā, artinya bahwa kebijaksanaan itu timbul melalui meditasi. Dengan seseorang sering ikut praktik meditasi dengan bimbingan dari seorang guru meditasi, maka dengan meditasi sungguh-sungguh seseorang akan dapat memperolah kebijaksanaan,” pungkas samanera.


