• Friday, 20 May 2022
  • Surahman
  • 0

Ribuan Umat Buddha dari seluruh penjuru negeri mengikuti Dharma Santi Waisak 2566 BE/2022 di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Senin (16/05). Acara ini merupakan puncak rangkaian Perayaan Waisak Nasional di Borobudur dengan tema besar Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebagahagiaan Sejati.

Acara dihadiri oleh para Bhikkhu Sangha dari berbagai majelis yang tergabung dalam WALUBI dan Permabudhi, menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Bintang Puspayoga, dan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta tokoh lintas agama.

Siti Hartati Murdaya, Ketua Walubi menyampaikan rangkaian acara Dharma Santi Waisak sudah dimulai sejak tanggal 7 Mei dengan bakti sosial dan membersihkan taman makam pahlawan di seluruh Indonesia. Tanggal 14 Mei melaksanakan bakti sosial pembagian tiga ribu paket sembako bagi warga sekitar Borobudur, dan pengambilan api alam dari Gorobogan. Tanggal 15 Mei pengambilan air berkah dari sumber mata air Umbul Jumprit, Temanggung.

“Malam ini adalah puncak dari rangkain Dharma Santi Waisak setelah siang tadi kita melaksanakan meditasi detik-detik Waisak di kaki Candi Borobudur,” jelas Siti Hartati.

Sementara itu, Philip K. Widjaja, Ketua Umum Permabudhi menyampaikan dorongannya kepada seluruh umat Buddha yang tergabung dalam Permabudhi untuk melakukan moderasi beragama dan mendukung kebijakan pemerintah.

Menteri Agama RI, H Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Dharma Santi Waisak Borobudur sedang disambut oleh para penari.

“Sebetulnya tujuan kita beragama adalah untuk dapat hidup rukun dan damai dipermukaan bumi ini. Saya selalu minta kepada seluruh umat yang tergabung dalam Permabudhi untuk melakukan komunikasi secara terus menerus kepada segenap elemen masyarakat. Saya juga mendorong umat Buddha di Permabudhi untuk mensosialisasikan moderasi beragama atau jalan tengah demi terwujudnya suatu kedamaian,” papar Philip.

Gubernur Jateng: Indahnya Damai Dalam Keberagaman

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutannya memberikan dorongan kepada seluruh umat Buddha untuk tetap menjaga nilai-nilai kerukunan yang menjadi warisan leluhur Bangsa Indonesia.

“Sejak ratusan tahun lamanya kita sudah mendapatkan warisan luhur untuk menjalin kehidupan yang rukun dan damai, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Spirit hidup damai sudah menjadi ciri khas leluhur, sebagai bukti berdirinya bermacam candi pada masa itu dengan berbagai latar belakang. Bisa kita lihat ada Candi Mendut, Prambanan, Borobudur, Sewu, Plaosan dan puluhan candi yang lain. Jadi, jika leluhur kita bisa hidup damai dalam keberagaman, lantas alasan apa yang bisa membuat kita saling bertikai. Kalau kita bisa duduk damai seperti ini, alangkah indahnya,” kata Ganjar.

Menteri Agama: Umat Buddha Harus Bersatu

Sedangkan Menteri Agama Yaqut Cholil, mengajak umat Buddha saling bekerjasama. “Saya terus mewanti-wanti umat Buddha, kalau Waisak ini tidak dilakukan secara bersamaan, ada kotak-kotak, saya tidak akan mau hadir.  Jadi, saya meminta kepada suluruh umat Buddha untuk terus merekatkan tali persaudaraan demi terwujudnya persatuan,” tegas Gus Yaqut.

Acara malam itu diakiri dengan sajian pentas drama musical kisah perjalanan hidup Sidharta Gotama. Drama musikal produksi Artina ini disutradarai langsung oleh Siti Hartati Murdaya dengan koreografer Joko S.S., penata artistik grafis multimedia Budiman, penata musik Purwacaraka, dan penata busana oleh Irriene Pringka. [MM]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *