Foto: Ngasiran
Di tengah suasana desa yang tenang dengan ladang perkebunan yang menghijau dan udara sejuk khas Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tradisi Nyadran tumbuh subur sebagai warisan leluhur yang melampaui batas waktu. Namun, di dua dusun kecil, Krecek dan Gletuk, tradisi ini tidak hanya sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah manifestasi kerukunan dan kesetaraan dengan tema “Penguatan Perspektif Gender dan Nilai Perdamaian dalam Tradisi Nyadran.”
Nyadran, sebuah tradisi yang diwarnai doa dan rasa syukur, biasanya dilaksanakan di makam leluhur. Tradisi ini merupakan perwujudan penghormatan kepada mereka yang telah mendahului serta pengingat akan perjuangan hidup mereka. Di Dusun Krecek dan Gletuk, masyarakat menggelar Nyadran di satu makam yang menjadi simbol persatuan, meski kedua dusun memiliki latar belakang agama yang berbeda – mayoritas warga Krecek beragama Buddha, sedangkan warga Gletuk didominasi oleh Muslim dan Kristen.
Dalam prosesi ini, seluruh warga bersatu dalam doa dan ritual, memanjatkan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala karunia yang telah diberikan. Salah satu warga, Pak Surono, mengatakan, “Kami percaya Nyadran ini bukan hanya untuk mendoakan leluhur, tetapi juga untuk mempererat persaudaraan. Di sini kami tidak memandang agama, semua sama.”
Salah satu keunikan Nyadran di Krecek dan Gletuk adalah pengarusutamaan perspektif gender. Dalam setiap pelaksanaan ritual, baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran yang setara. Perempuan tidak lagi sekadar berperan di dapur, tetapi turut aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan hingga eksekusi. “Perempuan di sini sekarang lebih terlibat. Mereka membantu di segala aspek Nyadran, dari persiapan hingga acara seni,” ujar Bu Siti, salah satu tokoh masyarakat.
Tidak hanya itu, anak-anak juga dilibatkan secara aktif, baik dalam kegiatan seni maupun budaya yang menyertai prosesi Nyadran. Dengan demikian, tradisi ini menjadi sarana edukasi lintas generasi, memastikan nilai-nilai luhur terus diwariskan kepada penerus bangsa.
Keistimewaan lain dari Nyadran di dua dusun ini adalah keragaman yang dihadirkan dalam harmoni. Dengan latar belakang agama yang berbeda, warga dari Krecek dan Gletuk menjadikan Nyadran sebagai ajang mempererat persaudaraan. Dalam suasana khidmat, perbedaan tidak menjadi penghalang, melainkan pengikat yang memperkuat tali persatuan. “Kami ingin menunjukkan bahwa perbedaan itu indah. Nyadran ini bukti bahwa kita bisa hidup rukun meski berbeda,” kata Pak Ahmad, salah satu warga Gletuk.
Ritual Nyadran juga dilengkapi dengan pentas seni dan budaya, yang tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga ruang untuk mengekspresikan kreativitas masyarakat. Kolaborasi antar generasi terlihat dalam pertunjukan tari, musik, dan karya seni lainnya, memperkaya makna Nyadran sebagai tradisi yang inklusif.
Dengan berbagai nilai yang terkandung di dalamnya, Nyadran di Krecek dan Gletuk tidak hanya berhenti sebagai ritual tahunan, tetapi juga menjadi kampanye perdamaian yang menyentuh hati banyak orang. Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai melalui tradisi ini: memperkuat kolaborasi dengan melibatkan berbagai kelompok, menginspirasi masyarakat luas dengan nilai-nilai kesetaraan gender dan toleransi, serta memastikan nilai-nilai luhur tradisi ini terus hidup hingga generasi mendatang.
Di tengah dunia yang sering terpecah oleh perbedaan, Nyadran di Krecek dan Gletuk menjadi oase kedamaian. Tradisi ini mengajarkan bahwa kerukunan bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan harus dirawat melalui tindakan nyata. Dengan memperkuat nilai-nilai kesetaraan, toleransi, dan solidaritas, masyarakat Krecek dan Gletuk telah menunjukkan kepada dunia bahwa tradisi lokal dapat menjadi fondasi bagi perdamaian global. “Semoga Nyadran ini terus menjadi inspirasi bagi yang lain,” tutup Pak Surono dengan harapan besar.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara