• Friday, 12 August 2022
  • Deny Hermawan
  • 0

Bung Karno punya rupang Buddha? Jawabannya adalah iya. Rupang Buddha itu kini disimpan di Museum Agung Bung Karno, Denpasar, Bali.

Rupang itu terbuat dari kayu, dan di lehernya dipasang mala/tasbih dari biji jenitri. Selain itu, dikalungkan juga beberapa amulet/jimat buddhis khas Thailand.

Rupang tersebut ditampilkan di dekat pintu masuk museum di lantai atas, di ruang koleksi barang milik Soekarno. Di sekitar rupang juga diletakkan wayang kulit dan lukisan wayang.

“Arca ini diberikan oleh salah satu anak Bung Karno [ke museum], kalau tidak salah Guntur atau Sukmawati,” ujar Murni, penjaga museum tersebut, Juni 2022.

Sayangnya, tidak jelas kisah kedekatan Sukarno dengan rupang tersebut. Mulai kapan Sang Proklamator memilikinya? Apakah oleh Sukarno ditempatkan sebagai objek religius yang sakral, ataukah sekadar sebagai objek seni saja? Begitu pula terkait kapan atau dari mana rupang ini berasal. Paling tidak, itu yang ada di benak Murni.

Murni pun mengaku tidak tahu-menahu mengenai detail dan sejarah rupang itu. Namun ia bisa mengatakan bahwa selain rupang tersebut, museum yang berada di Jalan Raya Puputan 80, Dangin Puri Klod, Denpasar itu menyimpan banyak sekali koleksi lain terkait Sang Proklamator dari berbagai daerah di Indonesia.

Koleksi museum ini memang bisa dibilang luar biasa. Di lantai pertama yang merupakan perpustakaan, ada dokumen berbentuk tulisan, naskah pidato, naskah kuliah umum hingga buku yang dibuat maupun yang menceritakan sosok Bung Karno. Jumlahnya menyentuh angka 1,450 juta eksemplar. Ada pula lukisan dan foto terkait Bung Karno.

Sementara di lantai dua terdapat koleksi seperti sepeda, meja, tempat tidur, telepon, berbagai perabotan, hingga pakaian Bung Karno. Sementara lantai 3 difungsikan sebagai ruang pertemuan, dan lantai 4 adalah tempat menginap tamu khusus.

Museum ini dikelola oleh Yayasan Kepustakaan Bung Karno (YKBK) yang diketuai oleh Gus Marhaen. Putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri, meresmikan museum ini pada tahun 2015 lalu.

Tertarik berkunjung? Museum ini buka dari Senin-Sabtu pukul 09:00–17:00 WITA. Modal uang rupiah merah bergambar Soekarno-Hatta sudah cukup, bahkan mungkin lebih, bagi pengunjung yang berpasangan untuk membeli tiket masuk museum ini. Namun karena bangunan berada di pinggir jalan besar dan tanpa area parkir, pengunjung disarankan memarkirkan kendaraan di tempat lain di sekitar museum. Rutenya? Tinggal klik Google Map pasti ketemu.

Selamat berwisata sejarah!

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *