Foto : Surahman Ana
Puluhan stand dan beragam penampilan kebudayaan turut memeriahkan agenda tahunan Maju Festival yang digelar oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Maju Wijaya di Gedung Prasadha Jinarakkhita Kembangan Selatan, Jakarta Barat pada Sabtu (21/10/2023).
Koperasi yang lebih dikenal dengan Koperasi Maju didirikan pada tahun 2012 sebagai wadah untuk saling terkait dan tumbuh bersama bagi para pelaku UMKM dan pelaku perubahan. Pada usia yang memasuki 13 tahun ini, perhelatan festival dilaksanakan selama dua hari hingga Minggu (22/10/2023) dengan mengusung tema Budaya Nusantara: Landasan UMKM Naik Kelas.
Ketua Dewan Pengawas Koperasi Maju, Jo Daud Darsono, menjelaskan bahwa tujuan festival adalah mengangkat nilai kebudayaan masyarakat Indonesia dalam dunia kewirausahaan.
“Penyelenggaraan festival ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas dan jejaring UMKM. Selain itu, juga untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai yang menjadi landasan hidup bermasyarakat dalam budaya nusantara seperti gotong-royong, kerukunan, rasa keadilan, kemandirian, kejujuran, tanggung jawab, beretika, terampil, dan peduli, yang merupakan warisan yang sangat berharga dari para leluhur kita,” ujar Daud Darsono.
Festival ini dihadiri ribuan pengunjung dari berbagai kalangan, termasuk Anggota Koperasi Maju, Komunitas Pelaku UMKM, Sekolah dan Universitas, serta Komunitas Seni Budaya. Koperasi Maju juga mengundang beberapa sekolah sebagai wadah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi siswa-siswi SMA/SMK berupa Student Preneurship Challenge.
Ketua Pengurus Koperasi Maju, Njo Hendwi Wijaya, berharap festival ini memberikan manfaat dengan menambah wawasan dan rasa bangga masyarakat akan kebudayaan nasional.
“Melalui festival ini diharapkan masyarakat luas dapat menambah wawasan dan rasa bangga sebagai bangsa yang kaya akan warisan budaya, serta nilai-nilai budaya yang sudah tertanam sejak zaman dahulu dapat terus dilestarikan,” papar Hendwi.
Pameran Bodobudur Kawedhar: Menelusuri Jejak Kejayaan Nusantara
Salah satu momen penting dalam festival ini adalah Festival Budaya berupa Pameran Bodobudur Kawedhar. Pameran ini menelusuri jejak kejayaan Nusantara sejak Batujaya hingga Borobudur, serta nilai-nilai budaya yang menuntun pada kehidupan manusia yang toleran, harmonis, dan sentosa. Pameran ini disajikan dalam bentuk panel-panel kurang lebih 83 panel, dimana para pengunjung akan diberikan pemaparan panel oleh 100 duta budaya yang terpilih dari 7 lembaga pendidikan yang berada di Jakarta dan Tangerang.
Pameran ini menjadikan festival terasa istimewa, hingga mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, termasuk para tamu undangan yang hadir dalam pembukaan festival.
Supriyadi, Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, mendukung penyelenggaran festival ini dan berharap kegiatan serupa bisa dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun.
Pujian dan Apresiasi dari Para Tamu Undangan
Pujian dan apresiasi juga datang dari Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, yang merasa gembira atas penyelenggaraan festival.
“Saya senang sekali karya ini ditampilkan, memperlihatkan kepada kita kekuatan dari pada bahasa seni, menerjemahkan kebajikan yang dipahatkan pada relief Borobudur dan disambungkan kepada generasi sekarang. Ini luar biasa dan saya memuji upaya ini,” ungkap Farid.
Farid juga menyatakan keterbukaan untuk melakukan kerjasama dengan Koperasi Maju dalam upaya melestarikan Borobudur sebagai Maha Karya Kebudayaan Indonesia.
Di sela acara, penandatanganan nota kesepahaman dan kerjasama antara Koperasi Maju dengan Prodi Bisnis Manajemen Buddha STAB Jiarakhita Lampung dilakukan. Selanjutnya, penandatangan kerjasama Koperasi Maju dengan Gambaran Brand.
Pendekatan Kebudayaan untuk Membangun Brand Kuat
Arto Biantoro, Chief Executive Officer Gambaran Brand, menjelaskan bahwa kehadiran ilmu brand semakin dibutuhkan di Indonesia.
“Kekuatan sesungguhnya hari ini ada dalam dunia brand. Sejak 2006 kami berusaha meneliti bagaimana brand-brand besar bisa masuk ke negeri kita. Dan sejak 2010 kami melihat kehadiran ilmu brand semakin dibutuhkan bukan hanya untuk kepentingan kewirausahaan tetapi juga bagaimana membangun negeri ini menjadi negeri yang kuat,” papar Arto.
Lebih lanjut, Arto menjelaskan bahwa pendekatan kebudayaan merupakan satu cara untuk membangun brand yang kuat guna membangun ekonomi masyarakat dan negara.
“Salah satu kunci keberhasilan adalah membangun brand yang kuat dan berbeda. Satu-satunya cara untuk membangun perbedaan itu adalah dengan pendekatan yang tidak dimiliki oleh orang, negara, atau masyarakat lain, maka budaya adalah pintu perbedaan itu,” Arto menambahkan.
Inspirasi Kewirausahaan Bagi Generasi Muda
Hanung Harimba Rachman, Deputi Bidang UKM, juga turut mengapresiasi gelaran festival ini. Ia menilai momen ini menjadi inspirasi kewirausahaan bagi generasi muda bangsa.
“Kami apresiasi penyelengaran kegiatan ini. Acara ini bukan hanya menjadi wadah untuk merayakan kekayaan kebudayaan Nusantara, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk meraih kesuksesan dalam dunia kewirausahaan,” kata Hanung.
Hanung menggarisbawahi pentingnya peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia dan berharap bahwa kegiatan ini akan membantu mencapai target yang telah ditetapkan.
Komitmen untuk Memajukan Ekonomi Nasional
Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Irjen Pol Andry Wibowo, yang mewakili Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Dr. Mohammad Mahfud MD. Kehadiran Menteri Mahfud MD diwakilkan oleh Sambutan Utama Staf Ahli Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam RI Irjen Pol Andry Wibowo.
Melalui Andry Wibowo, Menteri Mahfud MD menyampaikan selamat atas capaian Koperasi Maju hingga saat ini dan menggarisbawahi peran penting koperasi dalam perekonomian nasional.
“Koperasi hingga saat ini belum menjadi pilihan utama masyarakat sebagai lembaga ekonomi atau badan usaha, padahal koperasi adalah soko guru perekonomian yang dapat diartikan bahwa koperasi adalah pilar atau penyangga utama atau tulang punggung perekonomian nasional,” Andry melanjutkan.
Menteri Mahfud berharap koperasi semakin berkembang di tengah masyarakat demi memajukan ekonomi nasional.
Penutup dengan Penampilan Seni Kebudayaan
Pembukaan ini juga dimeriahkan dengan beberapa penampilan seni, termasuk seni tari dari Tim Omah Sewu Sirah Surakarta, pagelaran wayang kulit oleh Ki Jose Dharmaviriya, dan penampilan penutup yaitu wayang kulit lakon “Kiprah Pamungkas” oleh Ki Eko Prasetyo.
Maju Festival 2023 diharapkan menjadi momentum yang akan terus mempromosikan budaya dan kewirausahaan di Indonesia, serta memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk meraih kesuksesan dalam dunia kewirausahaan.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara