Menyambut Waisak 2566 BE/2022 umat Buddha di pelbagai daerah bergotong royong melakukan beragam kegiatan di vihara.
Semarak Waisak terasa seperti memasang umbul-umbul bendera buddhis, menghias altar, membersihkan area vihara, dan lain sebagainya. Selain itu, warga juga kerja bakti di area pemakaman, seperti nyekar dan membersihkan makam.
“Hari ini kami kami akan memasang bendera buddhis di sekitaran vihara. Selain itu sekalian meneruskan mengecat beberapa bagian dinding vihara yang sudah usang biar kelihatan lebih bagus lagi.
“Kalau kemarin ya kami juga ada kegiatan nyekar ke makam tokoh buddhis di sini, ada juga kegiatan Pattidana dan donor darah,” kata Joni Wahyu Widianto, pemuda Vihara Viriya Giri. Dsn. Kaliagung, Ds. Sokoagung, Kec. Bagelen, Kab. Purworejo.
Umat Buddha Vihara Viriya Giri Dusun Kaliagung, Desa Sokoagung, Kec. Bagelen, Purworejo melakukan pengecetan dinding vihara dan pemasangan umbul-umbul di area vihara. Foto oleh Joni Wahyu Widianto.
Gotong-royong umat Buddha Vihara Viriya Giri, Dsn. Kaliagung, Desa Sokoagung, Kec. Bagelen, Pruworejo. Foto oleh Joni Wahyu Widianto.
Sementara di Kampung Mranggen, Desa Tempuran, Kec. Kaloran, Temanggung, mulai Minggu pagi umat sudah berkumpul di depan vihara untuk kerja bakti. Bapak-bapak gotong royong menebang bambu untuk membuat tandu dan obor. Anak muda sibuk menghias altar dengan bermacam-macam bunga dan perlengkapan altar lainnnya.
Aris Setiawan, pemuda Buddhis Mranggen menyatakan bahwa kerja bakti dilakukan sebagai persiapan prosesi malam Waisak. “Ini kan sekarang bikin tandu untuk memikul Ruppang, dan rencananya juga akan membuat tumpeng hasil bumi. Yang lain ada yang membuat oncor untuk pawai,” katanya.
Pembuatan tandu dan obor untuk prosesi oleh bapak-bapak umat Buddha Vihara Buddha Metta, Kampung Mranggen, Desa Tempuran, Kec. Kaloran, Temanggung. Foto oleh Aris Setiawan.
Seorang pemuda Buddhis Vihara Buddha Metta Mranggen sedang memasang ruppang Buddha berdiri di altar utama. Foto oleh Aris Setiawan.
Mudai-mudi Vihara Buddha Metta Kampung Mranggen sedang merangkai bunga untuk hiasan altar. Foto oleh Aris Setiawan.
Di dusun lain seperti di Krecek, Desa Getas, Kaloran, Temanggung umat mulai menghias altar pribadi di depan rumah. Sore harinya umat Krecek melakukan bersih makam dan nyekar, dilanjutkan dengan prosesi pengambilan tirta suci dari tiga mata air yang ada di Krecek untuk digunakan sebagai persembahan altar pada malam harinya.
Sementara dari Kabupaten Semarang, tepatnya Dusun Semanding, Desa Candi Garon, Kec. Sumowono, umat juga gugur gunung membersihkan area vihara yang baru saja dipugar.
Bapak-bapak Umat Buddha Vihara Mahanama, Dusun Semanding, Desa Candi Garon, Kec. Sumowono, Semarang sedang menyelesaikan pemasangan keramik dan sebagian mebersihkan area vihara. Foto oleh Anin.
Sekelompok muda-mudi Vihara Mahanama Dusun Semanding, Desa Candi Garon, Kec. Sumowono, Semarang menjemur kasur dan tikar milik vihara. Foto oleh Anin.
Seorang pemudi menyalakan dupa jelang Waisak di Dusun Krecek.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara