• Friday, 6 May 2016
  • Ngasiran
  • 0

Pasamuan Agung IX Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin pada Kamis (5/5). Pembukaan yang digelar di auditorium Kementerian Agama Republik Indonesia ini dihadiri oleh lebih dari 200 pengurus Magabudhi dari berbagai kota di Indonesia. Selain pengurus dan aggota Magabudhi, turut hadir pula bhikkhu dari Sangha Theravada Indonesia, seperti Bhikkhu Sri Pannyavaro, Bhikkhu Dhammasubho, Bhikkhu Jotidhammo, Bhikkhu Dhammakaro, dan lain-lain. Turut hadir pula Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Dasikin dan jajarannya.

Pasamuan Agung Magabudhi adalah forum untuk memilih ketua baru yang dilaksakanan setiap lima tahun sekali.  Ketua umum Magabudhi saat ini dr. Dharma K. Widya menyampaikan, “Pasamuan agung IX ini terasa istimewa bagi kami anggota Magabudhi, karena ini adalah pasamuan yang pertama kali dilaksanakan di Jakarta sehingga panitia bisa mempersiapkan dengan sebaik-baiknya.”

Sementara itu Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia Bhikkhu Jotidhammo berharap agar Magabudhi dalam melakukan sidang pasamuan dapat memberikan keputusan yang bermanfaat bagi umat Buddha, “Seperti yang dikatakan Buddha Gotama, apabila organisasi mau maju harus sering melakukan pertemuan, memulai dan melaksanakan pertemuan dengan damai, melaksanakan keputusan dengan sungguh-sungguh.”

Menurut Bhante Joti, untuk mendapatkan keputusan yang baik dan bermanfaat bagi umat, pengurus Magabudhi harus menggali apa yang menjadi kebutuhan umat. “Sesuatu yang menjadi kebutuhan umat harus dibicarakan, diputuskan, dan dilaksanakan,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melontarkan pujian kepada umat Buddha yang tergabung dalam Magabudhi. “40 tahun adalah umur yang matang bagi sebuah organisasi keagamaan. Saya selaku menteri agama mewakili pemerintah mengucapkan terima kasih kepada umat Buddha yang telah memberi sumbangsih kepada ke-Indonesia-an kita.

Menurut Lukman Hakim, di Indonesia agama dijadikan nilai perekat. Apa pun agama yang dianut oleh orang Indonesia selalu menjunjung nilai-nilai agama. “Jadi, dalam konteks Indonesia, agama mempunyai peran vital dalam merajut perdamaian. Itulah mengapa Pancasila menjadi roh dalam konstitusi kita,” imbuhnya.

Lukman Hakim berharap umat Buddha dapat menjadi pelopor kerukunan intern, antar umat beragama,  dan dengan pemerintah. “Peningkatan sumber daya manusia Buddhis harus menjadi prioritas,” pungkasnya.

Magabudhi didirikan sejak tanggal 3 Oktober 1973 di Bandung, Jawa Barat. Pada awalnya Magabudhi bernama Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (Mapanbudhi). Di usianya yang hampir 40 tahun, Magabudhi saat ini telah mempunyai 25 pengurus daerah tingkat provinsi dan 128 pengurus cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beranggotakan 3.677 anggota yang terdiri dari 606 pandita dan 2861 upacarika yang membantu pandita dalam pelayanan kerohanian.

Pasamuan agang IX sendiri akan digelar selama tiga hari, tanggal 5-7 Mei 2016 dibuka di auditorium Kementerian Agama kemudian dilanjutkan di Hotel Mega Matra, Jakarta Timur.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *